Kehidupan yang terasa tertahan di Gamping
Jujur, hidup di Gamping itu terkadang merasa seperti terjebak di tempat yang nggak tahu harus gimana. Di satu sisi, bisa dibilang udah cukup maju. Ada supermarket besar, fasilitas pendidikan yang cukup, dan beberapa tempat makan hits. Tapi di sisi lain, jalanan yang macet setiap sore, adanya pedagang asongan yang masih banyak, dan kendaraan yang kadang terjebak di jalan sempit, bikin rasa maju itu jadi terasa kurang.
Kadang, yang ada di pikiran adalah, “Apakah ini maju atau malah tertahan?”
Gamping Sleman tuh kayaknya bener-bener menahan diri untuk nggak jadi terlalu kota. Terlalu banyak yang harus dibenahi, mulai dari transportasi hingga pembangunan yang lebih rapi. Tapi tetap aja, Gamping tetap punya keunikan, ada sisi yang bikin orang kangen, entah itu suasana tenang di pagi hari atau sekadar beli sarapan di warung nasi kucing yang udah legendaris.
Cermin kehidupan yang nanggung
Kehidupan di Gamping itu seolah jadi cermin dari kondisi diri kita yang lagi bingung. Kadang pengin jadi dewasa dan mandiri, tapi masih banyak bagian dari kita yang perlu dibenahi. Kadang pengin jadi yang modern dan kekinian, tapi ada bagian dari kita yang masih merasa nyaman dengan kesederhanaan.
Jadi, Gamping ini ibarat hidup yang lagi nanggung. Nggak bisa sepenuhnya dibilang kota, dan juga nggak bisa dibilang desa lagi. Kalau kamu nyari suasana yang “nggak terlalu ramai tapi juga nggak terlalu sepi,” Gamping mungkin bisa jadi pilihan. Tapi jangan harap kamu bakal nemuin kenyamanan seperti waktu Gamping masih sawah-sawahnya.
Tapi ya, apa pun itu, Gamping Sleman tetap jadi rumah, tempat yang aku kenal dan cintai, meski kadang terasa aneh karena berada di antara dua dunia yang nggak terlalu jelas. Kalau kamu tanya aku, “Gamping ini gimana sih?” Jawabanku cuma satu: “Nanggung, dan itu bikin kita tahu, kadang hidup memang kayak gitu. Nanggung. Tapi tetap bisa dipakai buat belajar.”
Jadi, selamat datang di Gamping, tempat di mana kamu akan menemukan kebingunganku dan kenyamanan yang aneh, tapi tetap nyata.
Penulis: Janu Wisnanto
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Kecamatan Gamping, Kecamatan Paling Underrated di Kabupaten Sleman




















