Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Fans Sepak Bola Itu Banyak Jenisnya, Nggak Usah Merasa Paling Sejati

Yunita Devika Damayanti oleh Yunita Devika Damayanti
1 Desember 2020
A A
Fans Sepak Bola Itu Banyak Jenisnya, Nggak Usah Merasa Paling Sejati terminal mojok.co

Fans Sepak Bola Itu Banyak Jenisnya, Nggak Usah Merasa Paling Sejati terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Berbicara tentang sepak bola, banyak sekali hal di dalamnya yang bisa menjadi bahan pergibahan duniawi. Mulai dari klub lawak yang langganan kena bully, tingkah federasi yang kerap memancing emosi, drama di lapangan pada jalannya laga, sampai tingkah laku fans sepak bola yang beraneka ragam.

Di antara semua komponen yang bergerak di sepak bola, suporter atau penggemar atau bahasa simpelnya adalah fans sepak bola, memiliki peran paling besar. Fans merupakan tersangka utama terjadinya berbagai drama yang meramaikan sepak bola. Selain itu, fans sepak bola adalah tulang punggung klub sepak bola untuk tetap berdiri.

Bayangkan, dari mana klub-klub ini akan mendapatkan pundi-pundi poundsterling jika fans mereka memboikot pembelian merchandise ataupun barang-barang sponsor? Kecuali jika semua pemilik klub memiliki jiwa dermawan yang kelewatan macam Sheikh Mansour dan Nasser Al-Khelaifi, tidak masalah sepertinya karena dua sultan ini sudah kebingungan bagaimana cara menghabiskan uang mereka.

Fans sepakbola juga mempunyai jenisnya sendiri. Ada yang suka koar-koar macam fans Liverpool, ada yang sombong seperti fans MU,  yang pasrah layaknya fans Arsenal, ada yang setia tiada hingga seperti fans Milan, ada pula yang tiba-tiba muncul entah darimana seperti fans PSG dan Manchester City.

Biasanya, fans yang hanya memunculkan wujudnya kala klub mereka berjaya disebut glory hunter. Manusia-manusia semacam glory hunter hanya menuntut klub idolanya untuk selalu berjaya, jika berada di fase ampas mereka entah hilang kemana. Masa transisi klub seperti yang sudah dilewati Liverpool dan sedang dijalani MU cukup membantu mereka untuk menyaring mana fans yang masih setia dan mana yang masuk kategori glory hunter.

Kemudian ada juga yang disebut fans plastik. Ini tidak ada hubungannya dengan ledekan haters K-Pop ya, Gaes. Sebab, di dunia sepak bola juga tidak asing dengan istilah tersebut. Penggunaan julukan fans plastik biasanya merujuk pada mereka yang hanya menyukai sepak bola untuk eksistensi belaka. Mereka ini sebetulnya tidak terlalu paham betul dunia perbolaan.

Seperti contohnya saat jalannya laga, bukannya fokus menyaksikan pertandingan fans plastik malah sibuk memvideokan untuk kebutuhan insta story tanpa menjiwai sakralnya pertandingan itu sendiri. Ya, kalau mainnya seperti MU yang sering amburadul nggak karuan dan bikin ngantuk sih sah-sah saja, namun akan sangat bodoh apabila menyaksikan laga menegangkan masih juga memikirkan eksistensi dunia maya.

Kemunculan fans plastik bisa disebabkan oleh banyak hal. Entah mereka ingin mencari perhatian pada khalayak utamanya kaum cowok sehingga bisa dianggap sebagai anomali atau cewek yang berbeda dengan cewek lainnya, atau sekadar melihat pemain ganteng di lapangan untuk kemudian mendeklarasikan diri mencintai sepakbola dengan segenap hati. Tapi, ya terserah, itu hak mereka.

Baca Juga:

Manajemen Tolol Penyebab PSS Sleman Degradasi dan Sudah Sepatutnya Mereka Bertanggung Jawab!

Olahraga Lari Adalah Olahraga yang Lebih “Drama” ketimbang Sepak Bola

Satu lagi yang tak ketinggalan adalah fans karbit. Ini bukan karbit yang biasa digunakan dalam proses pematangan buah pisang ya, Gaes. Beda. Fans karbit identik dengan mereka yang mendukung kesebelasan yang baru berjaya.

Mereka yang sering disebut karbit biasanya datang dari pendukung klub Manchester biru dan Paris Saint-Germain. Bukan tanpa alasan sebutan fans karbit disematkan pada dua tim ini. Pasalnya mereka yang mengaku pendukung City dan PSG kebanyakan muncul di atas 2012. Berbeda kasus dengan Gallagher bersaudara, mereka tidak akan dicap sebagai karbitan karena sudah mendeklarasikan diri sebagai Cityzen jauh sebelum Sheikh Mansour menginvasi Kota Manchester.

Disebut fans karbitan tidak hanya karena kemunculan mereka yang terkesan super tiba-tiba, tapi juga latar belakang mengapa mereka menyukai klub instan tersebut. Tak ayal tudingan bahwa mereka sebenarnya tidak paham sepak bola selalu diarahkan tanpa ampun.

Menurut saya tidak ada yang salah dari semua jenis fans sepak bola selagi mereka tidak menimbulkan kekacauan yang merugikan orang lain.

Toh cara setiap orang dalam mengekspresikan kecintaan terhadap kesebelasannya selalu berbeda-beda. Ada yang dengan loyalitas tanpa batas datang langsung ke stadion, membeli pernak-pernik klub kebanggaan yang original, sampai yang rela begadang tengah malam untuk menonton siaran langsung, meskipun besoknya ada ulangan.

Begitu pun dengan latar belakang bagaimana dia tertarik dengan sepak bola. Kita tidak bisa seenaknya menilai jika fans Manchester City dan PSG adalah sekumpulan orang yang tidak paham apa itu olahraga si kulit bundar yang diperebutkan oleh 22 manusia di lapangan.

Dari yang paling sederhana, ada yang mulai mendukung klub karena faktor pemain. Seperti contohnya saya yang dulu menyukai Ronaldo hingga berakhir menjadi bucin klub medioker asal Manchester. Tapi, di sini saya cukup bangga karena kala itu, di saat banyak yang ikut CR7 menjadi dedemit, saya masih saja setia dengan klub lawak yang jaraknya belasan ribu mil dari rumah saya.

Tipe penggemar karena pemain pun ada pula macamnya. Jika sebelumnya ada yang tetap setia mendukung klub meski pemain favoritnya pindah, ada pula yang berwujud seperti teman saya. Dia tidak mempunyai klub paten untuk didukung, pokoknya ngikut saja dukung klub di mana pemain kesukaannya mencari nafkah. Singkat cerita dia seorang fans Zlatan Ibrahimovic, dari zaman menjadi Interisti, Decul, Milanisti, fans PSG yang saya juga tidak tahu apa sebutannya, terus tiba-tiba sama dengan saya menjadi pendukung MU, pindah lagi ke LA Galaxy sampai akhirnya kembali menjadi Milanisti seperti sekarang. Sungguh saya juga sulit mencerna jalan pikirannya.

Selain faktor pemain, ada lagi yang menyukai sebuah klub karena gaya mainnya. Siapa sih penggemar sepakbola awal 2010 yang tidak jatuh hati dengan gaya Tiki Taka ala Barcelona? Mereka yang baru mengenal sepak bola di tahun tersebut sudah bisa dipastikan akan menjadi barisan para Decul.

Sama kasusnya dengan generasi senior yang pertama kali melabuhkan hatinya pada klub era 90-an sampai awal abad ke-21, sebagian dari mereka pastilah memilih menjadi penggemar salah satu klub Serie-A. Sebab, di era tersebut memang Liga Italia sedang jaya-jayanya dengan Magnificent 7.

Ada pula fans sepak bola yang paling gokil seperti menyukai klub karena warna baju dan juga PS. Seperti teman saya yang satunya lagi, dia penggemar Chelsea garis keras yang ternyata awal mula suka Chelsea karena jerseynya yang berwarna biru. Jujur saja saya hampir mengumpat pada saat itu. Eh Jaenudin, kenapa nggak elu dukung aja noh Everton kek, atau Leicester City, atau apalah kan banyak klub yang pakai warna biru.

Jadi di era saat ini, saat sepak bola tidak hanya menjadi olahraga pemersatu umat, namun juga mulai merambah menjadi bisnis, tidak ada yang salah bagi mereka menyukai Manchester City, PSG, ataupun klub instan lainnya. Memang awalnya terlihat menjengkelkan dan menganggap mereka mendukung karena klub itu baru bangkit dan tidak tahu sejarah klub sepak bola tersebut. Tapi, hey, kalian pun dulunya sama seperti mereka. Mendukung klub yang sedang di puncak kejayaan. Kalian boleh sombong jika dulu mendukung dari medioker menjadi pesaing juara seperti Leicester City.

Urusan sejarah dan semacamnya bukanlah faktor awal bagi seorang bocah untuk menyukai sepak bola. Sejarah dan prestasi yang diraih oleh klub terkadang hanyalah sebuah bonus untuk semakin menguatkan keyakinan dalam mendukung klub tersebut.

Omong kosong lah menurut saya jika mereka menyaksikan pertandingan antartim kemudian langsung mencari tahu sejarah berdirinya klub yang sedang berlaga, kemudian dia mendeklarasikan diri suka karena sejarah.

Banyak cara dan motif awal yang mengantarkan mereka akhirnya menjadi fans sepak bola. Jadi tidak usah lah merasa diri paling iye, seolah-olah paling sejati sehingga merendahkan pendukung yang lain. Malu kali, Bos, diketawain sama mereka yang menonton langsung di stadion.

At the end saya hanya ingin menyampaikan, terkadang jika kita mendukung sebuah klub sepak bola itu bukan karena prestasi, label pemain, sejarah, ataupun dramanya. Melainkan karena kita merasa sebagian jiwa kita disana.

BACA JUGA Pesona Mas Aldebaran di Sinetron ‘Ikatan Cinta’ Memang Sulit Terbantahkan, Bund dan tulisan Yunita Devika Damayanti lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 30 November 2020 oleh

Tags: acara olahragaSepak Bola
Yunita Devika Damayanti

Yunita Devika Damayanti

Pelajar paruh waktu yang mencintai sepak bola.

ArtikelTerkait

Adrian San Miguel

Begitulah Nasib Penjaga Gawang, Adrian

20 Agustus 2019
Arsenal Butuh Factory Reset terminal mojok

Arsenal Butuh Factory Reset

1 September 2021
Sulitnya Jadi Fans Liverpool, Menang atau Kalah Tetap Jadi Bahan Olokan

Sulitnya Jadi Fans Liverpool, Menang atau Kalah Tetap Jadi Bahan Olokan

13 Maret 2020
taro misaki captain tsubasa penghasilan karier cerita kekayaan timnas jepang mojok

Menghitung Penghasilan Taro Misaki, Pasangan Emas Tsubasa Ozora yang Beda Nasib

2 Mei 2020
Efek Positif Timnas Indonesia yang Luput dari Perhatian, Kafe-kafe Sepi Jadi Hidup Lagi erick thohir prabowo shin tae-yong pssi

Efek Positif Timnas Indonesia yang Luput dari Perhatian, Kafe-kafe Sepi Jadi Hidup Lagi

16 Oktober 2024
Kasta Tempat Duduk di Stadion Sultan Agung Bantul terminal mojok.co

Kasta Tempat Duduk di Stadion Sultan Agung Bantul

6 Januari 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

18 Desember 2025
3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

16 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis
  • Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya
  • Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi
  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.