ADVERTISEMENT
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Benahi Dulu Liga, Baru Kita Berharap pada Timnas

Muhammad Fajar Ismail Nasution oleh Muhammad Fajar Ismail Nasution
21 Desember 2020
A A
liga 2 judi bola shin tae-yong konstitusi indonesia Sepakbola: The Indonesian Way of Life amerika serikat Budaya Sepak Bola di Kampung Bajo: Bajo Club dan Sejarahnya yang Manis terminal mojok.co

Budaya Sepak Bola di Kampung Bajo: Bajo Club dan Sejarahnya yang Manis terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong, sempat mengeluhkan asupan nutrisi bagi pemain yang belum berimbang dan sesuai dengan anjuran agar dapat memberikan performa terbaik di atas lapangan hijau. Menurutnya asupan pemain selama ini dinilai hanya memerhitungkan jumlah kalori tanpa menimbang kebutuhan nutrisi lainnya. Sehingga asupan nutrisi yang tidak seimbang ini berpengaruh terhadap performa pemain di atas lapangan.

Jika membaca paragraf di atas tadi sudah membuat Anda merasa kecewa dengan sepak bola nasional kita, kekecewaan Anda akan bertambah dalam ketika mengetahui masalah nutrisi bukanlah masalah terbesar dalam sepak bola kita ini. Masalah terkait pemberian gaji pemain hingga yang sederhana seperti pengaturan jadwal tanding yang rapi dan jelas secara konsisten masih mengganggu jalannya liga di Indonesia.

Jika bicara tentang liga saja sudah sulit, akan lebih sulit lagi kita bicara tentang timnas. Apa yang dikatakan Shin Tae-yong seharusnya menjadi tamparan bagi pengelola liga dan manajemen klub. Bagaimana tidak, masalah nutrisi pemain sebetulnya merupakan hal yang sangat mendasar untuk dipahami pemain, dan klub di mana sehari-hari pemain berada sudah seharusnya memberi edukasi pada pemain terkait masalah ini.

Saya yakin Shin Tae-yong pasti merasa kecewa karena harus mengajarkan lagi hal-hal yang sifatnya mendasar kepada pemain-pemain yang levelnya sudah sebagai pemain tim nasional dan mungkin pemain bintang di klubnya masing-masing. Semestinya pemain sudah memiliki kemampuan dan pengetahuan terkait hal-hal dasar seperti ini karena memang menjadi seorang pesepakbola profesional bukan hanya perkara menggocek lawan semata.

Berada di level timnas bukan lagi saatnya pemain diajarkan perihal nutrisi, pemulihan cedera, ataupun regulasi-regulasi terbaru yang dikeluarkan federasi sepakbola. Tugas seorang pelatih di timnas seharusnya hanya berfokus pada penyatuan kerjasama tim selain tentunya merancang strategi dan taktik  permainan. Jika pelatih timnas harus mengajarkan kembali hal-hal dasar seperti itu, wajar saja pemain kita sulit berkembang karena memang latihan di timnas hanya dilakukan pada momen tertentu saja dan tidak setiap hari.

Lantas siapa yang bertanggung jawab atas semua ini? Klub dan liga merupakan pihak paling bertanggung jawab dalam hal ini. Klub sebagai tempat di mana sehari-hari pemain berlatih harus memberikan pemahaman dan melatih pemain dengan kualitas pelatihan yang baik. Agar klub terpacu dalam mengejar hal ini maka pengelola liga harus mendorong klub agar dapat meningkatkan kualitas pelatihan.

Setelah pemain betul-betul matang di level klub, tinggal bagaimana pengelola liga menciptakan atmosfer liga yang sehat dan kompetitif. Kalau kompetisi sudah berjalan dengan baik dan sehat maka persaingan pun akan meningkat dan klub akan meningkatkan performa masing-masing baik dari performa pemain hingga manajemennya. Hal ini harus secara konsisten dilakukan, kemudian baru kita boleh berharap timnas Indonesia bisa bicara banyak di kompetisi-kompetisi internasional.

Selama ini pelatihan pemain saya rasa memang terbalik. Di mana yang seharusnya pemain matang terlebih dahulu di level klub baru kemudian dipanggil ke timnas, ini justru pemain matang dengan pelatihan di timnas dan kemudian dikembalikan ke klub. Dan ketika berada di klub kualitas pelatihannya tidak sebagus di timnas, performa pemain akan turun lagi. Dan ketika pemain dipanggil ke timnas maka pelatihan akan diulang, begitu seterusnya berputar-putar saja.

Kedengarannya sederhana memang tentang bagaimana pembenahan di sana-sini. Tetapi, realitasnya jauh lebih sulit karena jika memang itu mudah bukankah kita seharusnya sudah dapat mewujudkannya. Terlebih lagi jika pihak yang terlibat langsung dalam pengelolaan sepak bola nasional sudah merasa cukup dengan kualitas yang ada dan tidak merasa banyak hal yang harus diperbaiki maka pembenahan akan semakin sulit dilakukan.

Sehingga apabila Anda berharap timnas Indonesia dapat menjadi tim tangguh di level internasional dalam waktu dekat, tahan dulu harapan Anda. Jika diibaratkan sungai, tim nasional adalah hilir dan liga adalah hulu, bagaimana kualitas air di hilir akan tergantung bagaimana hulunya. Pembenahan dari hulu ke hilir ini bukan perkara semusim dua musim, bisa sampai puluhan musim. Tapi, yang menjadi pertanyaan terbesar saya adalah apa yang mau dibenahi jika saat ini saja liganya tidak berjalan?

BACA JUGA Talenta Muda dan Buaian Manis Benua Eropa dan tulisan Muhammad Fajar Ismail Nasution lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 21 Desember 2020 oleh

Tags: IndonesiaLiga 1nutrisiprofesionalitasSepak BolaShin Tae-yongTimnas Indonesia
Muhammad Fajar Ismail Nasution

Muhammad Fajar Ismail Nasution

Mahasiswa nirprestasi.

ArtikelTerkait

liga 2 judi bola shin tae-yong konstitusi indonesia Sepakbola: The Indonesian Way of Life amerika serikat Budaya Sepak Bola di Kampung Bajo: Bajo Club dan Sejarahnya yang Manis terminal mojok.co

Budaya Sepak Bola di Kampung Bajo: Bajo Club dan Sejarahnya yang Manis

24 November 2020
taro misaki captain tsubasa penghasilan karier cerita kekayaan timnas jepang mojok

Menghitung Penghasilan Taro Misaki, Pasangan Emas Tsubasa Ozora yang Beda Nasib

2 Mei 2020
daniele de rossi

Kepindahan Daniele De Rossi dan Sesuatu yang Langka Saat Ini

28 Juli 2019
dangdut

Tolong Dimengerti Bahwa Tidak Semua Orang Indonesia Suka Dangdut

24 Juni 2019
Jangan-jangan Negara yang Sering Disindir Film India Itu Indonesia? terminal mojok.co

Jangan-jangan Negara yang Sering Disindir Film India Itu Indonesia?

25 Januari 2021
Menebak Karakter Seseorang dari Tim yang Dipakai di Football Manager wonderkid terminal mojok.co

Menebak Karakter Seseorang dari Tim yang Dipakai di Football Manager

8 Desember 2020
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
scan barcode juru parkir Pengalaman Berurusan dengan Tukang Parkir yang Nggak Mau Kepanasan terminal mojok.co

Memberantas Premanisme Berkedok Juru Parkir Adalah PR Dishub yang Sering Terbengkalai

prima tossa supra 100 mojok

Prima Tossa, Kloningan Honda Supra 100 yang Jauh Lebih Unggul

musik haram backST 12 indonesian idol menyanyi konser mojok

Rahasia Dominasi Batak di Indonesian Idol

Terpopuler Sepekan

Alasan Pantun Jarjit dalam Serial Upin Ipin Sering Diawali dengan Kata-kata “Dua Tiga” Mojok.co

Alasan Pantun Jarjit dalam Serial Upin Ipin Sering Diawali dengan Kata-kata “Dua Tiga”

13 Mei 2025
Aturan Numpang Toilet Indomaret yang Perlu Diketahui. Jangan Asal Nongkrong meski Kebelet!

Aturan Numpang Toilet Indomaret yang Perlu Diketahui. Jangan Asal Nongkrong meski Kebelet!

8 Mei 2025
4 Tanda Kamu Nggak Cocok Hidup di Semarang, Jangan Nekat Jika Nggak Mau Sengsara

4 Tanda Kamu Nggak Cocok Hidup di Semarang, Jangan Nekat Jika Nggak Mau Sengsara

10 Mei 2025
Luwak White Koffie Less Sugar: Kopi yang Jarang Dipuji, tapi Sering Dicari

Luwak White Koffie Less Sugar: Kopi yang Jarang Dipuji, tapi Sering Dicari

8 Mei 2025
Mahasiswa UNY Juga (Pernah) Makan dengan Bau Comberan seperti Mahasiswa Unair, tapi Mereka Tidak Menderita, Malah Bahagia penyetan mas kobis

Mahasiswa UNY Juga (Pernah) Makan dengan Bau Comberan seperti Mahasiswa Unair, tapi Mereka Tidak Menderita, Malah Bahagia

11 Mei 2025
4 Perpustakaan Gunungkidul yang Layak Dikenal Lebih Banyak Orang, Biar Mainnya Nggak ke Pantai Melulu Mojok.co

4 Perpustakaan Gunungkidul yang Layak Dikenal Lebih Banyak Orang, biar Mainnya Nggak ke Pantai Melulu

11 Mei 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=_ns1MCy_8lA

DARI MOJOK

  • Setelah Tidak Pernah Naik Bus, kini Saya Menyesal Mencoba Naik Sleeper Bus Sinar Jaya Suite Class
  • Upaya Merawat Candi Borobudur agar Bisa Bertahan 2000 Tahun Lagi
  • Tongseng Enthog Pak Badi Kudus, Kuliner Warisan Bapak untuk Anak yang Suka Touring
  • Ojol Jogja-Jateng Tolak Merger Grab dan GoTo karena Bisa Kurangi Pendapatan Driver dan Sebabkan Ledakan Pengangguran
  • Tak Mudah Jadi Orang dengan KTP Malang, Susah Payah Berbuat Baik tapi Rusak karena Aremania
  • Jadi Mahasiswa UIN Merasa Rendah Diri karena Kena Banyak Label Menyebalkan

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.