Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Duh, Barista Sekarang kok Banyak yang Arogan ya?

Riyanto oleh Riyanto
22 Mei 2020
A A
Minum Kopi Itu Biasa Saja, Nggak Usah Dibikin Ribet dan Diromantisasi kopi artisan kopi senja barista kasta minum kopi terminal mojok.co

Minum Kopi Itu Biasa Saja, Nggak Usah Dibikin Ribet dan Diromantisasi kopi artisan kopi senja barista kasta minum kopi terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Sama-sama kerja buat orang, gajinya juga nggak jauh beda, sama-sama bikin minuman, lah kenapa yang barista lebih petentang-petenteng ketimbang pegawai kedai thai tea? Barangkali pertanyaan itu sempet terlintas di benak kalian. Tanpa mendiskreditkan mereka yang kerja di kedai thai tea, tapi sungguh, profesi barista tampaknya lebih memiliki value di mata orang-orang sekitar. Tetapi kenapa bisa begini?

Padahal dari asal-usul katanya, barista berasal dari bahasa Italia yang artinya penyaji minuman. Memang kemudian seiring berjalannya waktu dan tren kopi yang semakin naik, istilah ini semakin mengerucut ke peracik kopi. Nah, dari asal-usul katanya, bukankah seharusnya semua peracik minuman bisa disebut barista? Misal, bapak-bapak angkringan yang meracik es teh, aa burjo yang bikinin soda gembira, atau tukang cendol sekalian.

Tetapi ya itu tadi, soalnya kopi mengalami kenaikan tren yang pesat banget, apalagi gara-gara film “Filosofi Kopi”. Di film itu tersebutlah tokoh bernama Mas Ben, seorang barista congkak, sombong, antikritik, pun megalomaniak kalo sudah urusan kopi. Nah, kawula muda tanah air lantas berlomba-lomba untuk menjadi seperti Mas Ben tersebut. Dan sejak saat itu, bergejolaklah industri kopi di Indonesia.

Bisa dibilang, tiap kalian belok di ujung jalan, ada aja kedai kopi yang nongol. Tentunya dengan barista yang lagi asik ngulik kopi padahal nggak ada pesenan. Pokoknya, ngopi terus sampe kembung.

Kalau kita mengingat sedikit ke belakang di tahun 2014, bisa kita temui banyak penggiat kopi yang lalu lalang bak pendekar di era Majapahit. Hobi mereka duduk di depan meja bar, pesen kopi tanpa pemanis, sambil ngeliatin gerak-gerik barista yang lagi bikin kopi, abis itu pas minum pesenannya, ada aja yang dikomentari.

Disukai atau tidak, keberadaan pendekar kopi ini membuat barista berkembang dan selalu meng-upgrade kemampuannya, entah di bidang kopi, di bidang pelayanan, di bidang keramahtamahan, atau sekadar kemampuan mbacot soal metode-metode bikin kopinya. Para barista selalu waswas kalo ada pendekar kopi yang tiba-tiba datang dan membantai minuman bikinannya karena kurang persiapan.

Pokoknya pada masa-masa itu, pendekar kopi sungguh menjadi momok besar bagi para barista yang lagi nge-shift. Sekalipun sudah mempersiapkan diri dengan baik, kalo ada pendekar kopi, ada aja yang dicacat dari kopi bikinannya sendiri. Giliran shift selesai, dimulailah aksi balas dendam kepada orang yang kurang tepat, yaitu kepada barista di kedai lain. Iya, pendekar kopi biasanya merupakan barista dari kedai kopi lain, atau setidaknya pernah jadi barista dan pensiun karena tuntutan skripsi.

Tahun demi tahun berganti. Pendekar mulai sirna dari dunia persilatan. Tahun 2018 adalah tahun di mana kopi susu gula aren muncul di mana-mana, menghalangi eksitensi para pendekar. Yakali mau ngomentari kopi susu gula aren. Mau bilang gula arennya bukan gula aren asli? Mau bilang proses pembuatan gula arennya kurang bener? Mau bilang gula arennya kurang legit? Ya kan kagak keren. Maka dari itu, sirnalah populasi para Pendekar.

Di satu sisi bagus sih. Barista nggak perlu lagi ketar-ketir. Tetapi di sisi lain, barista jadi nggak punya musuh sehingga lalai dalam menjalankan tugas. Mereka jadi merasa sudah berhasil mengalahkan semua pendekar kopi dan booom! Barista sekarang rata-rata lebih mirip selebgram daripada tukang bikin minuman. Nggak lagi ramah. Kalo ada pelanggan datang ya cuma diem sambil nungguin pelanggan itu pesen apa. Kadang kalo pelanggannya kelamaan milih bakal dikode-kode ngetukin jari atau liatin jam tangan.

Udah gitu barista sekarang jadi nggak mau bersusah payah beramah tamah. Senyum aja kagak. Boro-boro menjalin diskusi seru dengan pelanggan, wong ada pelanggan aja sebisa mungkin kudu cepet dilayanin biar urusan kelar, abis itu bisa duduk-duduk di luar sambil ngerokok lagi.

Dulu, barangkali apron adalah sesuatu yang wajib dipakai barista. Jadi identitas. Lah sekarang mana mau pada pake apron. Kan bisa nutupin outer kece yang baru dibeli di toko onlen. Pake apron juga kalo kepepet owner datang dan negur. Kalo nggak ada owner, ya langsung lepas deh tu apron.

Jangan-jangan memang ini citra baru barista? Bahwa mereka merasa menjadi begitu eksklusif, keren, elit bak superstar sehingga alih-alih mereka harus beramah tamah kepada pelanggan, justru pelanggan yang harus menghormati mereka? Seolah-olah para pelanggan yang datang butuh melihat barista yang keren beken di balik meja bar, bukannya para barista yang butuh pelanggan biar kedai kopi ada pemasukan dan mereka bisa digaji.

Asli, entah ini ada hubungannya dengan menghilangnya pendekar kopi atau tidak, yang jelas akan berbahaya apabila citra Barista semakin lama akan semakin arogan. Jangankan bilang selamat datang atau terima kasih, natap muka pelanggan aja kagak. Kan nyebelin banget. Masak iya yang model begituan dibolehin kerja di tempat yang harusnya mengedepankan keramahtamahan?

Bukankah ini berbanding terbalik dengan penjual minuman jenis lain? Katakanlah ada mas-mas jualan jus buah di foodcourt mall. Meski masnya nggak pake sepatu Compass, jam tangan trendi, outer keren, atau rambut juga nggak dikasih pomade, tetapi kualitas pelayanannya bisa jauh lebih baik. Lah

Iya sih, nyatanya barista emang dianggap lebih keren di lingkungan. Bangga aja pasti kalo ditanya kerjanya apa, dan jawabnya barista dengan mantap dan gagah berani, sementara sohibnya yang satu lagi cuma kerja di tempat jus buah. Padahal eh ternyata, gajinya mirip-mirip. Atau malah gedean yang kerja di jus buah? Lagian sekalipun lebih gede gaji barista, biasanya pengeluaran Barista juga gede. Untuk menunjang penampilan selalu trendi, mereka kudu belanja macem-macem, mulai dari rutin beli kaos, rutin beli penumbuh brewok, rutin beli outer, macem-macem pokoknya.

Memang tidak semua barista seperti ini yak. Ada kok barista yang masih ramah tamah dan memiliki senyum paling menawan pun baik hati dan rajin menabung. Tetapi jumlah yang arogan juga nggak bisa dibilang sedikit. Khawatirnya, jika nanti lama-lama yang golongan ramah tamah itu capek dan ngikutin golongan arogan, kan malapetaka bagi pelanggan.

Hmmm, apa jangan-jangan… pendekar kopi wajib dibangkitkan dari mati surinya?

BACA JUGA Kejadian yang Sering Ditemukan di Coffee Shop dan tulisan Riyanto lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 22 Mei 2020 oleh

Tags: baristakafeKopi
Riyanto

Riyanto

Juru ketik di beberapa media. Orang yang susah tidur.

ArtikelTerkait

Cafe Hidden Gem Jogja Meresahkan Warga Kampung, Jalanan Jadi Padat dan Berisik Mojok.co

Cafe Hidden Gem Jogja Meresahkan Warga Kampung, Jalanan Jadi Padat dan Berisik

20 April 2024
Starbucks Reserve, Gerai Premium Starbucks yang Layak Kalian Coba starbucks kaleng

Starbucks Reserve, Gerai Premium Starbucks yang Layak Kalian Coba

25 Januari 2022
5 Menu Indomaret Point Coffee yang Rasanya Gagal, Cukup Dicoba Sekali Aja

5 Menu Indomaret Point Coffee yang Rasanya Gagal, Cukup Dicoba Sekali Aja

27 Januari 2025
Gudang Garam Patra Adalah Rokok Kretek Non Filter Terenak dan Nggak Bikin Minder terminal mojok.co

Tidak Merokok dan Tidak Minum Kopi Bukanlah Aib

25 Oktober 2020
3 Kafe ala Korea di Semarang, Seru buat Nongkrong dan Kulineran

3 Kafe ala Korea di Semarang, Seru buat Nongkrong dan Kulineran

21 Mei 2023
Arab Saudi, Kiblat Baru Industri Kopi Dunia

Arab Saudi, Kiblat Baru Industri Kopi Dunia

2 November 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

4 Lumpia Semarang yang Bikin Kecewa Wisatawan, Jangan Dibeli

4 Lumpia Semarang yang Bikin Kecewa Wisatawan, Jangan Dibeli

11 Juli 2025
Kasta Donat J.CO dari yang Best Seller sampai Underrated

Kasta Donat J.CO dari yang Best Seller sampai Underrated

15 Juli 2025
Alasan Emak-emak Cikarang Memenuhi dan Jadi Raja KRL Tujuan Tanah Abang jawa timur

KRL Jabodetabek Bikin Iri Pekerja yang PP Jombang-Surabaya Naik Commuter Line Dhoho Setiap Hari

10 Juli 2025
4 Hal Sepele yang Bisa Bikin Orang Salatiga Marah

4 Hal Sepele yang Bisa Bikin Orang Salatiga Marah

13 Juli 2025
Transjakarta Bikin Trauma, Sopir Buta Arah dan Jadi Tahanan (Unsplash)

Pengalaman Buruk Naik Transjakarta Koridor 2 Monas, Driver Nggak Tahu Jalan dan Penumpang Bus Menjadi Tahanan

12 Juli 2025
Bakpia Jogja Itu Overrated, Siap-siap Saja Dilibas Pia Kering Malang yang Menang dari Segala Aspek!

Bakpia Jogja Itu Overrated, Siap-siap Saja Dilibas Pia Kering Malang yang Menang dari Segala Aspek!

13 Juli 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=ek8g_0FrLQM

DARI MOJOK

  • Sulitnya Jadi Penjual Warteg: Sehari-hari Siapkan Menu Enak dan Murah, tapi Kerap Kurang Dihargai Pembeli
  • Anggota PSHT Iri dengan Perguruan Tapak Suci yang Dianakemaskan Muhammadiyah, Merasa Dikucilkan di Kampus Sendiri
  • Sheila on 7 Menjadi Legenda Bukan Hanya karena Musik, tapi Juga Fashion Mereka yang Sederhana dan Membuat Fans Merasa Dekat
  • Naik Bus Jaya Utama Surabaya-Semarang Selalu Mengoyak Batin, Bocah dalam Gendongan Sudah Harus “Mencari Uang” demi Bertahan Hidup
  • Laptop ASUS: Meski Busuk dan Bikin Malu sama Orang Berlaptop “Apel Kroak”, Tapi Saksi Banyak Orang Tuntaskan Skripsi hingga Cari Cuan
  • Apresiasi untuk Ayah yang Antar Anak ke Sekolah Hanyalah Perayaan Simbolis, Pemerintah Belum Selesaikan Masalah Utama

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.