Kuliah di jurusan Akuntansi itu ibarat pacaran sama angka. Katanya gampang, tinggal bikin debit sama kredit harus balance. Tapi kenyataannya, yang sering nggak balance justru hidup kami.
Nah, meskipun judul ini pakai kata “dosa”, tenang saja karena ini bukan dosa beneran. Ini cuma kumpulan kebiasaan dan kelakuan khas mahasiswa jurusan Akuntansi yang sering disembunyikan rapat-rapat. Tuhan mungkin tahu, dosen mungkin curiga, tapi kami tetap melakukannya demi bertahan hidup di dunia jurnal dan laporan keuangan.
#1 Menghafal bukan memahami
Banyak orang mengira mahasiswa jurusan Akuntansi jago hitung-hitungan. Padahal kenyataannya, banyak dari kami lebih jago menghafal format laporan ketimbang memahami isinya.
Saya sendiri dulu kalau ujian suka menghafal bentuk laporan laba rugi kayak hafalan doa. Begitu ada variasi soal sedikit, langsung nge-blank. Kalau dosen bertanya, “Kenapa masuk ke akun ini?”, saya cuma bisa menjawab dalam hati, “Karena itu yang ada di catatan kecil di balik kertas.”
#2 Mencuri waktu tidur di kelas
Dosa kedua mahasiswa jurusan Akuntansi adalah tidur di kelas. Mahasiswa Akuntansi tahu rasanya begadang sampai subuh demi tugas kuliah, lalu besok paginya tetap harus hadir jam 7 pagi. Akhirnya kelas Akuntansi Biaya jadi tempat tidur gratis.
Ada teman saya yang jago banget. Dia duduk di barisan tengah, buka buku, terus pura-pura baca padahal matanya merem. Serius. Dosen lewat pun nggak menyadarinya. Sementara saya pernah ketahuan ngorok pelan. Untung dosennya nggak baper.
#3 Mahasiswa jurusan Akuntansi menyalahgunakan Excel
Excel memang sahabat mahasiswa jurusan Akuntansi, tapi sekaligus bikin dosa. Soalnya kami sering memakai Excel buat hal-hal absurd.
Ada yang bikin tabel keuangan pribadi sampai detail, padahal isinya cuma uang jajan dari orang tua. Saya sendiri pernah bikin grafik pengeluaran nongkrong, lengkap pakai tren naik-turun. Hasilnya jelas, dompet selalu defisit. Tapi bukannya menyesal, saya malah bangga karena grafiknya rapi.
#4 Menggantungkan hidup ke tukang fotokopi
Dosa klasik mahasiswa jurusan Akuntansi lainnya adalah numpang hidup di tukang fotokopi. Hampir tiap minggu saya mampir untuk nge-print tugas, modul, atau laporan. Saking seringnya, tukang fotokopi sampai hafal muka saya.
Pernah sekali waktu saya nggak bisa bayar karena dompet kosong. Si abang fotokopian cuma senyum sambil bilang, “Nggak apa-apa, bayar besok aja.” Hubungan kami sudah kayak utang piutang jangka pendek.
#5 Mahasiswa jurusan Akuntansi merasa lebih pintar soal uang, padahal bokek
Mahasiswa jurusan Akuntansi suka sok-sokan jadi konsultan keuangan. Kalau ada teman yang curhat sedang bokek, kami mengeluarkan teori: harus bikin anggaran tetap, pisahin biaya primer dan sekunder. Padahal kami sendiri sering pinjam uang buat bayar makan di akhir bulan.
Jadi, nasihat keuangan mahasiswa Akuntansi itu sebenarnya mirip ramalan bintang. Enak dibaca, tapi belum tentu sesuai kenyataan.
#6 Mahasiswa jurusan Akuntansi nyontek dengan sistematis
Ini dosa yang paling sering kami sembunyikan. Mahasiswa jurusan Akuntansi itu kalau nyontek nggak asal-asalan. Kami bagi-bagi tugas. Misalnya, si A bagian jurnal umum, si B bagian neraca, si C hafal teori, dst. Pas ujian tinggal saling tukeran jawaban, deh.
Hasilnya? Tentu saja jawaban kami hampir seragam. Kalau ada yang salah, salahnya ikut rame-rame. Pokoknya sistematis, rapi, dan terstruktur. Mirip sama laporan tahunan, tapi ini ilegal.
#7 Overdosis kopi dan camilan murahan
Kalau anak jurusan Arsitektur terkenal dengan maket, mahasiswa jurusan Akuntansi terkenal dengan kopi sachet. Saking seringnya begadang, kopi sudah kayak cairan infus buat kami. Bukan kopi mahal di kafe, melainkan kopi instan sachet yang kadang diminum dua bungkus sekaligus biar nendang.
Belum lagi camilan murahan yang jadi teman setia. Kayak keripik seribuan, gorengan tiga ribu, atau mie instan tengah malam. Perut sering protes, tapi otak kami tetap dipaksa kerja.
Dosa satu ini jarang ada yang tahu, ya siapa juga sih yang mau ngaku kalau ngerjain laporan keuangan ditemani gorengan minyak bekas? Akhirnya tugas selesai, tapi tubuh kami jadi korban.
Kalau ditotal, dosa mahasiswa jurusan Akuntansi ini sebenarnya cuma cerminan hidup kami yang serba terhimpit. Kami terbiasa begadang, pura-pura paham, dan mencari cara selamat dari dosen killer.
Tapi di balik itu semua, mahasiswa Akuntansi jadi terbiasa tahan banting. Kami bisa tidur cuma dua jam, tetap masuk kelas, dan tetap bikin laporan keuangan balance. Hidup boleh kacau, cinta boleh minus, tapi neraca harus tetap seimbang. Dan percayalah, menjaga debit dan kredit tetap balance itu jauh lebih susah daripada menjaga hubungan LDR.
Penulis: Cynthia
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 4 Pertanyaan yang Dibenci Mahasiswa Jurusan Akuntansi.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















