Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Rasanya Dipanggil “Bu” Dan Dikira Sudah Menikah Padahal Masih Kuliah

Zera Intan Cempaka oleh Zera Intan Cempaka
6 September 2019
A A
dipanggil bu

dipanggil bu

Share on FacebookShare on Twitter

Pernah nggak sih kalian para wanita, khususnya muslimah yang memakai jilbab dan gamis lebar, dipanggil dengan sebutan “Bu” atau malah disangka udah nikah pas belanja di minimarket atau pas pagi-pagi beli sayur? Kalau pernah, gimana sih perasaan kalian saat itu? Nah, saya punya cerita berdasarkan pengalaman saya berberapa kali mengalami kejadian tersebut.

Suatu hari, saya sedang dalam perjalanan menuju kampus dari rumah. Di tengah perjalanan, saya mampir ke minimarket. Waktu itu minimarketnya cukup sepi. Saya  mengambil sebotol minuman dan langsung menuju kasir. Ketika berjalan ke kasir saya bertemu sama seorang adik tingkat. Kami mengobrol sebentar lalu dia menuju ke rak berisi sabun dan saya lanjut ke kasir.

“Ini mas, ga usah pake plastik yah” ucap saya. “Iya Bu, 2.800” jawabnya.

Waktu itu, saya agak shock dipanggil “Bu” tapi saya nggak menjawab. Saya malah ngomong sama diri sendiri, “Kok dipanggil “Bu” sih?” sembari memberikan uang ke mas kasirnya.

Adik tingkat yang tadi kemudian menyapa kembali, dengan menggunakan panggilan “Mbak”. Mas kasir pun langsung melihat ke arah saya sambil menyerahkan uang kembalian. “Ini mbak kembaliannya, terima kasih” ungkapnya. Terlihat muka mas kasir kalau dia sedikit menyembunyikan malu. Saya kemudian langsung pamit dengan adik tingkat itu, dan bergegas ke luar meninggalkan minimarket, sambil menahan tawa.

Cerita pun berlanjut. Kali ini terjadi ketika belanja di pasar, juga saat saya membayar parkir, dan bahkan saat mengisi bahan bakar di SPBU. Karena sering dipanggil “Ibu” dan dikira sudah menikah inilah saya akhirnya mulai terbiasa dan bisa menerima. Ya mau gimana, mau protes juga kan susah. Namanya juga pendapat orang yang hanya sekilas bertemu dengan saya dan itu pun nggak terlalu berdampak signifikan-signifikan amat di hidup saya. Dan yang namanya pendapat ya sah-sah saja dimiliki siapa saja.

Awalnya sih emang risih dan selalu kepikiran setiap dipanggil dengan sebutan “Ibu”. Saya sampai berkali-kali melihat diri saya sendiri di depan kaca untuk memikirkan apa benar saya terlihat seperti ibu-ibu?? Tapi, setelah saya pikirkan berkali-kali, saya anggap aja ini sebuah bentuk ujian supaya saya bisa lebih baik lagi hahaha. Saya kemudian lebih percaya diri. Lagipula, kenapa harus tersinggung? Bukankah nantinya saya juga akan menjadi seorang ibu?

Di lain waktu, saya mengantar Kakek ke Puskesmas. Seperti biasa, kakek langsung ke administrasi. Pagi itu puskesmas terlihat masih sepi, jadi kami tidak perlu terlalu lama menunggu antrian. Setelah mengantri, kakek pun diarahkan ke poli umum. Kami menunggu sejenak dan duduk dikursi tunggu. Kemudian hening beberapa saat hingga tiba-tiba kakek saya disapa oleh teman lamanya. Mereka pun saling mengobrol tentang sawah, pupuk dan sebagainya.

Baca Juga:

4 Salah Kaprah tentang Jurusan Ilmu Politik yang Sudah Terlanjur Dipercaya

Kerja Sambil Kuliah S2 demi Menutupi Hidup yang Terlanjur Medioker

Di tengah-tengah percakapan, teman kakek saya itu bertanya, “Ke sini sama anaknya ya?”. “Oh, bukan, ini cucu saya” jawab kakek.

Temannya itu bertanya lagi, “Suaminya dapet orang mana?” lanjutnya. Dengan santainya, kakek menjawab, “Ini anak masih kuliah, belum nikah” tegasnya. Temannya itu melihat saya dan melontarkan pertanyaan, “Kuliah dimana?”, “Saya kuliah di Univ Sukoharjo kek” jawab saya singkat.

Setelah itu kami hening lagi. Betulan hening karena teman kakek nggak menanyakan pertanyaan beruntun lagi. Saya pun memalingkan wajah ke segala penjuru ruangan, seakan seperti baru pertama kali ke puskesmas. Padahal, sebenarnya saya dan pikiran saya sedang mengobrol tentang pandangan teman kakek terhadap saya.

Apakah saya benar-benar terlihat seperti sudah terlihat bersuami? Ataukah sudah terlihat seperti “ibu-ibu”?

Tapi pada akhirnya sekali lagi saya memutuskan untuk tidak terlalu terpengaruh dengan pendapat orang lain tentang penampilan saya. Saya meyakinkan diri saya sendiri bahwa keputusan saya untuk berpenampilan seperti ini—berkerudung lebar, memakai gamis, dan berkaos kaki setiap ke mana-mana adalah cara saya untuk menjadi lebih baik dari diri saya yang sebelumnya. Saya berhak merasa aman dengan penampilan saya yang sekarang, sama halnya dengan orang lain berhak berkomentar apa pun yang mereka inginkan.

Intinya ya jangan insecure aja. Dan jangan terlalu banyak dipikirkan karena jaman sekarang tuh emang banyak yang suka berbanding terbalik kok. Yang masih kuliah kayak yang udah menikah. Eh yang sudah menikah banyak juga yang berpenampilan seperti orang yang masih lajang. Sering kan kita lihat banyak perempuan yang dikira masih lajang, eh ternyata sudah punya anak banyak. Yah, intinya sih nggak ada yang salah juga dengan itu. Yang paling penting, kita harus pandai-pandai aja menempatkan diri dan cara berpakaian. Berpakaian yang baik jangan sampai melupakai berperan dengan baik juga ya!(*)

BACA JUGA Dilema Kosmetik dan Jilbab Halal: Serba Halal dan Dihalalkan atau tulisan Zera Intan Cempaka lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

 

Terakhir diperbarui pada 6 September 2019 oleh

Tags: ibu-ibuKuliahmenikah
Zera Intan Cempaka

Zera Intan Cempaka

ArtikelTerkait

Sisi Gelap Jurusan Pertanian: Mahasiswa Rela Membunuh Hewan Pengganggu Tanaman hingga Meracuni Ikan

Sisi Gelap Jurusan Pertanian: Mahasiswa Rela Membunuh Hewan Pengganggu Tanaman hingga Meracuni Ikan

12 Agustus 2023
4 Hal yang Membuat Saya Malu Mengaku Kuliah di Jurusan Jurnalistik Mojok.co

4 Hal yang Membuat Saya Malu Mengaku Kuliah di Jurusan Jurnalistik

21 November 2023
kamar mandi

Melihat Sisi Kemanusian Seseorang di Kamar Mandi

3 Juni 2019
mengerjakan skripsi kuliah sidang skripsi Kiat Merampungkan Skripsi dari Kisah Pewayangan Bambang Ekalaya MOJOK.CO

Kuliah Baru Seumur Jagung tapi Udah Mau Nyicil Skripsi Itu Ngapain?

18 Mei 2021
Kampus Ruko Dipandang Aneh dan Disepelekan, tapi Saya Nggak Menyesal Kuliah di Sana Mojok.co

Kampus Ruko Dipandang Aneh dan Disepelekan, tapi Saya Nggak Menyesal Kuliah di Sana

1 Agustus 2025
jurusan perpustakaan

Jurusan Perpustakaan Gampanglah, Cuman Nata Buku Aja, kan?

27 Juni 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Bulak, Kecamatan yang Paling Patut Dikasihani di Surabaya Mojok.co

Bulak, Kecamatan yang Paling Patut Dikasihani di Surabaya

17 November 2025
Sudah Nanggung, UIN Bikin Mahasiswa Menanggung Malu Pula (Unsplash)

UIN Adalah Universitas Paling Nanggung: Menjadi Sumber Rasa Malu, Serba Salah, dan Tidak Pernah Dipahami

16 November 2025
7 Alasan Jombang Layak Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Timur Mojok.co lamongan

Jombang dan Lamongan, Saudara Senasib Sependeritaan: Sama-sama Dihimpit Tetangga yang Maju, Sama-sama Punya Infrastruktur Remuk

15 November 2025
Perbedaan Alun-alun Kidul vs Alun-alun Lor Solo: Sama-Sama Lapang, Beda Nasib

Perbedaan Alun-alun Kidul vs Alun-alun Lor Solo: Sama-Sama Lapang, Beda Nasib

11 November 2025
5 Hal yang Biasa di Surabaya, tapi Jarang Ditemui di Trenggalek Mojok.co

5 Hal yang Biasa di Surabaya, tapi Luar Biasa di Trenggalek

11 November 2025
Trans Jatim Koridor 7, Seburuk-buruknya Transportasi Publik. Masih Perlu Banyak Belajar dan Berbenah

Sopir Trans Jatim yang Ngebut Ini Ngapain Sih, Mau Cari Apa? Kan Sistemnya Bukan Kejar Setoran!

16 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=xlSfd228tDI

DARI MOJOK

  • Driver Ojol di Malang Pertama Kali Dapat Pesanan Bersihin Makam dan Nyekar di Pusara Orang Kristen, Doa Pakai Al-Fatihah
  • Komikus Era 80-an Akui Sulitnya Membuat Karya di Masa Kini, bahkan Harus Mengamati Lewat Drakor untuk Kembangkan Cerita Anak
  • Lari Sambil Nikmati Kopi dan Pastry, Fitbar Hadirkan Shake Out Run Pertama di Indonesia
  • JILF 2025 Angkat Isu Sastra dan Kemanusiaan
  • Momen Terima Gaji Pertama bikin Nangis dan Nyesek di Antara Perasaan Lega
  • Sibuk Skripsian sampai Abaikan Telpon Ibu dan Jarang Pulang, Berujung Sesal Ketika Ibu Meninggal

Summer Sale Banner
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.