Mencari tiket penerbangan pulang dari Jakarta ke Ketapang, Kalimantan Barat, akan selalu membuat siapa pun mengelus dada. Pasalnya dari hasil pencarian atas hingga pencarian bawah hanya diisi oleh satu logo maskapai, sang Singa yang Mengudara, Lion Air. Selain itu, harga minyak dunia yang naik dan memicu kenaikan harga avtur memperparah ujian hidup pemudik via udara di bulan puasa ini. Dominasi dan mahal, itulah dua kata yang paling tepat menggambarkan kondisi konektivitas udara kabupaten di Kalimantan Barat itu.
Sekitar 6-8 tahun yang lalu, penerbangan dari kota-kota di Jawa ke Ketapang dan sebaliknya masih menyediakan banyak sekali opsi dengan harga yang affordable bahkan worth jika dibandingkan dengan alternatif transportasi laut. Sebelum Lion Air menjadi pemain dominan di Ketapang, masih ada Trigana Air yang menghubungkan Ketapang dengan kota-kota di Kalimantan, lalu ada Kalstar yang menjadi opsi utama direct flight dari Ketapang ke Surabaya dan Semarang. Dan yang paling membuat berdecak kagum adalah maskapai Aviastar yang berani menyediakan direct flight Ketapang-Jakarta dan sebaliknya.
Masa-masa itu, bagi para perantau asal Ketapang yang bekerja atau kuliah di pulau Jawa maupun Kalimantan luar Ketapang, adalah masa yang sangat disyukuri jika dibandingkan dengan sekarang. Tiket antarpulau dan antarkota yang murah dan serba di bawah satu juta rupiah, kenikmatan untuk tidak transit, dan berbagai macam berkah lainnya.
Saya masih ingat harga tiket Trigana Air rute Ketapang-Pontianak yang kurang dari 400 ribu rupiah. Pun saya juga masih ingat pernah menikmati tiket Kalstar rute Ketapang-Semarang yang berkisar 800-900 ribu rupiah. Bahkan saya pernah menikmati harga tiket Aviastar Jakarta-Ketapang dengan hanya membayar sekitar 900 ribu rupiah. Masa indah di mana ada banyak pilihan maskapai yang bersaing secara sehat. Mencari tiket pesawat selalu menjadi hal normal yang dilakukan saat musim liburan tanpa harus berkeluh kesah. Tidak perlu menjadi orang yang benar-benar kaya untuk bisa merasakan sensasi menaiki burung baja.
Tapi itu dulu, saat semua masih baik-baik saja, dan di langit, tak hanya Singa yang berjaya.
Badai pun tiba
Semua hal nikmat tersebut sirna total sejak maskapai-maskapai itu mulai menghentikan operasionalnya. Trigana Air tutup sekitar 2015-2016. Kal Star secara resmi berhenti beroperasi di Ketapang pada 2017. Aviastar tidak lagi melayani penerbangan ke Jakarta mulai sekitar 2016, meskipun pada 2017 sempat membuka lagi 2-3 kali penerbangan per minggu, tetapi pada akhirnya tetap tutup.
Konsekuensinya, masyarakat Ketapang hanya punya satu opsi maskapai udara untuk bepergian. Ya, Lion Air. Maskapai yang dikenal merakyat karena murah, tetapi juga karena layanannya benar-benar seadanya. Pada waktu saya masih SMA hingga awal-awal menempuh perkuliahan, Lion Air sangat jarang menjadi opsi utama untuk bepergian, tetapi sekarang mau tidak mau hanya itu yang ada. Sudahlah cuma satu, harganya juga selangit. Tiket Lion Air Rute Jakarta-Ketapang dan sebaliknya selalu dibanderol mendekati dua juta rupiah.
Baca halaman selanjutnya