Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Dilema Nggak Kuat Makan Pedas: Dari Dianggap Cupu Sampai Sakit Perut

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
17 Maret 2020
A A
Dilema Nggak Kuat Makan Pedas: Dari Dianggap Cupu Sampai Sakit Perut
Share on FacebookShare on Twitter

Saya termasuk orang yang kurang menikmati cita rasa suatu makanan ketika rasanya terlalu pedas. Iya, saya nggak kuat dengan sensasi pedas. Atas ketidakmampuan saya dalam mentolerir pedas, saya sering kali dibilang cupu oleh beberapa teman. Ada juga yang bilang lemah. Padahal, cupu atau lemahnya seseorang, kan, nggak dilihat dari hal itu. Ya mau gimana, saya memang bisa dibilang nggak biasa makan pedas.

Bukannya nggak mau, tapi, toleransi saya terhadap sensasi pedas memang nggak sekuat banyak teman di sekitar saya. Lha, terus saya harus gimana? Masa harus memaksakan diri, sih? Pernah, sebetulnya. Tapi, malah berujung pada sakit perut. Nggak nyaman. Pedesnya lama hilang. Tenggorokan juga sakit. Hadeeeh.

Beberapa kali ketika sedang makan bersama, teman saya bertanya tentang tingkat kepedasan menu makanan yang saya pesan. Kala itu, saya memesan bakmi di warung pinggiran, “Kamu pesen mienya pedes nggak, Mas?” Untuk cari aman, saya hanya memesan dengan tingkat kepedasan yang sedang. Nggak lama, saya malah mendengar komentar yang julid, “Lemah kamu, Mas. Cupu. Cowok kok nggak kuat pedas.”

Ini sejak kapan ada aturan tidak tertulis kalau cowok harus kuat makan pedas, sih? Bikin susah yang nggak suka makan pedas aja.

Pernah sesekali saya coba memesan makanan yang pedas dengan sambal bejibun pada satu mangkuk bakso yang saya pesan untuk menantang diri. Tapi, karena dasarnya memang nggak kuat makan pedas, akhirnya saya menambahkan banyak kecap. Betul-betul merepotkan untuk bisa beradaptasi dengan rasa pedas—biar nggak dibilang cupu lagi. Walaupun masih pedas, setidaknya ada rasa manis dari kecap. Kecap is my savior.

Saya sendiri sampai dengan saat ini masih kebingungan dan mempertanyakan, kok ada orang yang kuat makan makanan yang pedas banget? Itu caranya gimana? Bawaan lahir gitu? Beberapa teman saya bilang, katanya kalau mau kuat makan makanan pedas, tinggal dibiasakan aja. Tapi, pembiasaannya berapa lama?

Pedas itu selera. Bahkan, saya pun sempat bertanya kepada beberapa teman saya yang kuat sekali makan makanan pedas. Saya kepengin tahu, kalau bisa sih belajar: Gimana caranya mereka bisa tahan dengan rasa yang begitu pedas pada makanan yang mereka cicipi? Dari sekian banyak teman yang saya tanya, mereka mengaku tidak menyukai pedas begitu saja. Mereka, awalnya pun harus beradaptasi. Menyicipi level pedas secara bertahap.

Misal begini, awal mula, ketika makan bakso, banyaknya sambal yang mereka tuang satu atau dua sendok. Jika masih tahan pedasnya, tambah jadi tiga-empat sendok, dan seterusnya, dan seterusnya. Sampai akhirnya teman saya kuat dan terbiasa dengan sensasi pedas dari sambal. Yang harus diketahui, mereka yang kuat makan pedas pun bukan berarti nggak kepedesan ketika makan. Mereka masih huh-hah-huh-hah karena pedasnya sambal, kok. Bedanya lebih tahan aja dan lanjut makan seperti biasa. Setidaknya dibanding saya.

Baca Juga:

Derita Orang yang Tidak Bisa Makan Pedas di Indonesia: Jadi Golongan Minoritas dan Kadang Kena Ranjau Tak Terduga

Kok Bisa Ada Orang Makan Soto Pakai Kecap? Sekte Apa Lagi Ini ya Tuhan?!

Selain itu, yang kuat makan makanan pedas pun masih rentan sakit perut. Mulut boleh jadi kuat, tapi perut berkehendak lain.

Memang, setelah saya tanya lebih dalam lagi kepada beberapa teman saya, mereka menyukai makanan pedas sejak lama. Setidaknya mulai dari SMP. Tentu perbandingannya begitu jauh dengan saya yang baru saja menjadi penikmat pedas pemula. Itu pun masih perlu pembiasaan dan masih nggak kuat. Perlu cadangan air minum yang lebih banyak pas lagi kepedesan. Setidaknya, kini saya lebih terbiasa menyantap makanan pedas dan tidak lagi dibilang cupu oleh sebagian teman.

Bagi pecinta pedas, makanan memang dirasa kurang enak jika tidak ditambahkan sambal pada setiap hidangannya. Rasanya ada yang kurang jika rasa makanan tidak ada pedasnya sama sekali. Kurang nikmat. Namun, kembali lagi, kalau nggak kuat pedas, nggak perlu dipaksakan. Dan untuk kita yang nggak kuat pedas, baiknya nggak perlu memaksakan. Yang ada malah menyiksa diri.

Terakhir, saya ada sedikit saran, lebih tepatnya mengingatkan kepada teman-teman yang gemar memakan atau mencocol sambal menggunakan tangan. Ingat untuk selalu mencuci tangan setelah makan sambal, ya. Utamanya sih sebelum cebok setelah pipis atau pup. Kalau sampai lupa, kebayang kan gimana-gimananya~

BACA JUGA Petualangan Pemula dalam Menikmati Sambal atau tulisan Seto Wicaksono lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 17 Maret 2020 oleh

Tags: kecapmakan pedassakit perut
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

Ranitidin

Ranitidin: Obat Asam Lambung yang Ditarik dari Pasaran Karena Diduga Memicu Kanker

14 Oktober 2019
Betapa Menyebalkannya Kemasan Kecap dengan Auto Lock: Ditekan Pelan Keluar Dikit, Dikasih Tenaga Malah Tumpah

Betapa Menyebalkannya Kemasan Kecap dengan Auto Lock: Ditekan Pelan Keluar Dikit, Dikasih Tenaga Malah Tumpah

19 Mei 2023
Bukan Indomie, Justru Kerupuk Penyelamat Hari-Hari Melarat Kita

Bukan Indomie, Justru Kerupuk Penyelamat Hari-Hari Melarat Kita

2 April 2020
Pengalaman Spiritual yang Saya Alami Saat Bertemu Rawon Kuah Kecap

Pengalaman Spiritual yang Saya Alami Saat Bertemu Rawon Kuah Kecap

20 Maret 2020
kecap

Kecap Manis yang Terdiskriminasi

2 Agustus 2019
konspirasi logo kecap bango mojok

Kecap Bango Adalah Sebenar-benarnya Kecap, yang Lain KW

16 September 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.