Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Dilema Melihara Kucing Liar: Bikin Iba, tapi Suka Ngeselin

Raihan Rizkuloh Gantiar Putra oleh Raihan Rizkuloh Gantiar Putra
25 September 2020
A A
Bukan Benci, Ada Alasan Kenapa Perlu Mengusir Kucing dari Rumah Kita terminal mojok.co

Bukan Benci, Ada Alasan Kenapa Perlu Mengusir Kucing dari Rumah Kita terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Sebagaimana orang-orang pada umumnya, saya termasuk manusia yang kepengin miara kucing. Tentu yang ada dalam benak saya adalah memelihara kucing-kucing lucu berbulu tebal yang bisa diajak bermain. macam kucing anggora atau persia yang lucunya ampun-ampunan itu. Tapi, nasib berkata lain. Selain karena saya nggak punya duit buat mengadopsi kucing-kucing Instagramable, tampaknya Tuhan mengutus lelaki berhati rapuh ini untuk miara kucing kampung liar yang kegiatannya cuman nyari makan. Mereka nggak bisa dielus-elus, nggak bisa diajak main, dan sekalinya dipangku udah pasti kulitmu bakalan kena cakar.

Saya sendiri mulai mencoba miara mereka karena motif ekonomi dan sosial (ceilah). Kucing-kucing yang saya dambakan emang nggak masuk akal buat kantong pelajar. Oleh sebab itu, saya mencoba menjinakkan kucing-kucing kampung liar yang suka nongkrong di halaman rumah.

Kemunculan kucing-kucing ini pada awalnya tidak saya gubris. Saya tadinya cuma tertarik pada kucing-kucing lucu berbulu tebal, bukan kayak mereka yang kumal, banyak kutu, kotor, juga kasar. Sampai suatu ketika, ketika saya sedang duduk di halaman rumah ketika senja sedang cantik-cantiknya (anjay), seekor kucing kampung berwarna oranye datang menghampiri dengan wajah yang memelas dan terus mengeong-ngeong sambil menggesekkan bulu-bulunya yang meski kotor dan banyak kutu, tetap terasa lembut.

Saya perhatikan wajah dan matanya. Sembap. Saya coba usap tubuh kerempeng yang dekil itu. Saya segera jatuh iba kepadanya. Mungkin dia sudah seharian nggak makan, pikir saya.

Memang dasarnya pria lemah dan rapuh, saya akhirnya memutuskan memelihara kucing ini. Saya mulai membeli pakan-pakan kucing berikut tempat makannya, juga sampo dan antikutu di petshop terdekat.

Pada awalnya melihat kucing ini bisa makan saja saya merasa bahagia dan sangat senang. Saya sempat berpikir, kucing liar rupanya sama lucu dengan kucing ras ya. Worth it lah buat dipiara, apalagi biaya perawatannya nggak mahal-mahal amat. Kucing kayak gini dikasih makan juga udah cukup. Nggak perlu perawatan salon, di-spa, dan kunjungan rutin ke dokter hewan.

Tapi, lama-lama dipiara dan dimanja, munculah sifat-sifat buruk kucing kampung liar yang saya namani Bagas ini. Sifat ini bikin saya kesel dan naik pitam.

Yang ngeselin dari kucing kampung liar #1 Suka minta makan

Pertama, dia suka minta makan. Mungkin kamu akan nanya, bukannya itu normal ya? Tunggu dulu, ini dia minta makannya emang udah sampe taraf nggak ada akhlak. Contohnya, setiap pagi saya selalu kasih dia makan berikut minumnya dalam jumlah yang cukup banyak. Saya selalu kasih makan dia dua kali sehari, pagi dan sore. Belum lagi, banyak rekan Bagas juga ikutan makan.

Baca Juga:

Kucing Tak Hanya Hewan Peliharaan, bagi Petani, Kucing Adalah Pahlawan

Memilih Prabowo Subianto karena Memelihara Kucing adalah Alasan Paling Ngawur!

Sebagai warga negara yang baik, saya kasih makan mereka juga dong karena kasian. Tetapi, setelah dikasih makan, si Bagas ini langsung mau masuk ke rumah saya, entah lewat jendela ataupun pintu yang kebuka. Tujuannya? Mau nyari makan lagi! Sialnya, ini dia lakukan hampir setiap waktu dan sepanjang hari. Pokoknya kalo ada akses masuk ke rumah yang kebuka, dia pasti udah sprint! Emang bener-bener nggak ada akhlak!

Yang ngeselin dari kucing kampung liar #2 Jago bernegosiasi

Ini juga permasalahan yang udah umum di rumah saya. Saking umumnya, sampai ada peraturan tidak tertulis untuk nggak ngebukain pintu. Soalnya, kalo dibuka, si Bagas udah pasti nyelonong masuk. Saya sendiri sebenarnya nggak masalah dia masuk rumah. Persoalannya motif tersembunyinya itu lho. Dia selalu ngambil makanan yang ada di dapur, entah itu ikan, tahu, tempe, ataupun telur.

Kalo nggak dapet makanan, dia bakalan diem di bawah meja makan dan jadi susah banget ngeluarin dia. Satu-satunya cara ngeluarin ya dengan kasih dia makan (lagi!). Benar-benar kucing yang jago bernegosiasi….

Yang ngeselin dari kucing kampung liar #3 Suka ngikutin

Dulu saya sempat mikir, orang yang diikutin kucing itu cute abis. Itu menandakan si kucing lengket sama pemiliknya. Tapi, saya tarik kata-kata itu karena kenyataannya nggak selucu dan seindah dibayangkan.

Saya selalu diikutin Bagas… beserta kawan-kawannya. Bukannya saya nggak suka, tapi mereka ngikutin saya bukan karena lengket sama saya, tapi karena motif kuliner tadi: minta makan. Saya jadi risih karena merasa kami jadi nggak punya ikatan batin majikan-kucing piaraan. Ya gimana, semua digerakkan karena motif ekonomi si kucing. Hilih.

Pada akhirnya, meski Bagas dan kawan-kawannya datang ke rumah saya buat nyari makan doang, saya tetap berusaha memenuhi kebutuhan hidup mereka. Soalnya, kalo semua orang hanya memelihara dan ngasih makan kucing-kucing yang mahal, sakit dada ini mikirin siapa yang bakal ngasih makan kucing kampung liar macam Bagas. Jadi, sengeselin-ngeselinnya Bagas, tenang aja, saya bakalan tetap ngurus kamu kok.

Sumber foto: dokumentasi pribadi penulis

BACA JUGA Pengalaman Street Feeding dan Catatan Hati untuk Pemilik Kucing Ras 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 25 September 2020 oleh

Tags: hewan peliharaanKucingkucing kampungKucing Liar
Raihan Rizkuloh Gantiar Putra

Raihan Rizkuloh Gantiar Putra

Duh, lieur kieu euy.

ArtikelTerkait

Punya Kucing Tenang Saat Mandi Adalah Privilese

Punya Kucing Tenang Saat Mandi Adalah Privilese

28 Februari 2022
kucing mengusir setan hantu makhluk halus jin genderuwo mojok.co

Kehadiran Kucing Menghindarkan Saya dari Gangguan Makhluk Halus

22 Juni 2020
5 Macam Kepribadian Kucing Kompleks Berdasarkan Observasi Lapangan terminal mojok.co

Pengalaman Street Feeding dan Catatan Hati untuk Pemilik Kucing Ras

29 Mei 2020
takut kucing

Kenapa Harus Takut Kucing?

27 Juli 2019
Pengalaman Merayu Orang Tua Biar Boleh Pelihara Kucing di Rumah

Ibu, Bapak, Izinkan Aku Pelihara Kocheng

30 Desember 2019
Jatuh Cinta pada Kucing dan Konsekuensi Terburuknya terminal mojok

Jatuh Cinta pada Kucing dan Konsekuensi Terburuknya

1 September 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025
Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

15 Desember 2025
3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

16 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.