Sebenarnya, berapa gaji guru yang ideal? Yang benar-benar ideal, yang memanusiakan, yang mencukupi
Kemarin, saya pergi ke bank untuk membuka rekening baru. Percayalah, uang saya tidak sebanyak itu hingga butuh rekening lebih dari satu. Hanya saja, rekening baru tersebut memang diperlukan sebagai syarat pencairan tunjangan sertifikasi.
Ya. Akhirnya saya dapat tunjangan sertifikasi. Tunjangan yang jadi mimpi, bagi siapa pun yang berprofesi sebagai guru. Dengan tunjangan inilah, nafas kami jadi lebih panjang. Mau bagaimana lagi? Gaji guru tiap bulan memang jauh dari kata ideal.
Kalian tahu, saat saya di CS Bank, mba CS nya menanyakan pada ibu di samping saya (yang juga seorang guru), perihal berapa gaji bulanannya. Rupanya, si ibu lupa menuliskan informasi gaji di formulir pembukaan rekening. Sambil tertunduk, si ibu menjawab, “1 juta”.
Daftar Isi
Ada yang digaji ratusan ribu
Bayangkan, 1 juta sebulan. Jika dirata-rata, uang yang dibawa pulang tidak sampai 35 ribu sehari. Sudah, tidak usah dibandingkan dengan kuli bangunan yang bayarannya sehari bisa sampai 120 ribu. Nanti kalau dibandingkan, dibilang nggak bersyukur. Padahal, kalau kami tidak bersyukur, tentu kami sudah resign sejak lama.
Nyatanya, kami memilih untuk bertahan dan bersabar. Kenapa? Karena kami mencintai pekerjaan ini. Tapi, hanya karena kami melakukannya dengan cinta, bukan berarti kami berhak untuk diperlakukan seadanya, bukan?
Si ibu yang hanya digaji satu juta sebulan hanyalah contoh kecil dari betapa tidak idealnya gaji yang diterima oleh seorang guru. Di luar sana, masih banyak kondisi yang jauh memprihatikan. Kalau tidak percaya, cari saja di Google. Akan ada nama-nama seperti Hervina, Sahari dan sederet nama lainnya. Mereka adalah guru mulia yang hanya digaji ratusan ribu oleh negara.
Bagai langit dan bumi
Saking tidak idealnya gaji guru, ketika kamu mengetikkan pencarian di Google dengan kata kunci ‘pekerjaan dengan gaji terendah’, kamu akan menemukan profesi guru ada masuk dalam jajaran top ten. Bahkan, dalam sebuah berita, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pernah menyebutkan bahwa 42 persen korban pinjaman online adalah guru. Hmmm, mau heran, tapi ini fakta.
Memang, sih, dalam beberapa kondisi tertentu, ada guru yang mendapatkan gaji lumayan. Yaitu, jika guru tersebut berstatus sebagai guru PNS dan sudah bersertifikasi. Bisalah bawa pulang duit 7 juta sebulan. Masalahnya, jumlah mereka-mereka itu bisa dihitung dengan jari.
Sisanya, harus puas diri dengan gaji yang segitu-gitu aja?
Jelas, kondisi seperti ini bak langit dan bumi. Padahal, tugas dan kewajiban mereka sama. Sama-sama mencerdaskan anak bangsa.
Lantas, berapakah gaji guru yang ideal?
Banyak aspek
Sebelum membahas tentang gaji ideal guru, mari kita pahami terlebih dahulu dua hal ini. Pertama, guru adalah profesi dengan tingkat stres yang tinggi. Yakinlah, Pak, Bu, ngajar anak-anaknya sampeyan-sampeyan semua itu nggak gampang. Kalian, yang punya dua anak di rumah saja sering ngeluh capek, apalagi kami yang saban hari menghadapi puluhan siswa dalam satu kelas?
Kedua, tugas guru itu nggak hanya ngajar. Ini nih yang sering orang salah pahami. Mereka mengira, tugas guru hanya menyampaikan materi, kasih ulangan, dan beri nilai. Oh, tidak. Tidak seindah itu. Kami, memiliki seabreg tugas administratif yang harus kami kerjakan.
Perkara kenapa guru juga masih dipasrahi beban administratif, ya mbuh. Saya saja kadang bertanya-tanya. Saya ini sebenarnya guru, petugas TU, debt collector, atau pekerja kantoran?
Nah, jika kedua hal ini sudah bisa dipahami, barulah kita bisa bicara tentang berapa gaji ideal seorang guru.
Begini hitungannya gaji guru yang ideal
Demi kesehatan, guru dan keluarganya butuh makanan yang bergizi seimbang. Tidak perlu daging setiap hari. Seminggu sekali atau sebulan dua kali juga sudah cukup. Yang penting, jangan bisanya makan daging kalau Idul Adha doang. Ngenes amat.
Kemudian, asupan buah, susu dan vitamin juga tidak kalah penting. Bagaimanapun juga, apa yang kita konsumsi akan berdampak pada performa kita dalam keseharian. Bukankah jika gurunya sehat dan bugar dia jadi lebih bersemangat dalam mengajar? Untuk kebutuhan tersebut, tak perlu muluk-muluk. Cukup 4 juta saja sebulan.
Selanjutnya, jangan lupakan juga ongkos bensin, air, listrik dan biaya langganan internet. Tiga hal ini, kita anggarkan 1,5 juta saja. Pos terbesar tentu ada pada biaya langganan internet. Sengaja cari paketan yang sedikit lebih mahal dari paket regular. Semata, agar urusan download bahan ajar bisa lebih cepat dan lancar.
Lalu, ada pula dana untuk membayar cicilan rumah. Mohon maaf kalau rumahnya kami dapatkan dengan cara kredit. Mau bagaimana lagi? Harga rumah sungguh di luar nalar. Jika tak lewat jalur kredit, entah kapan kami bisa mempunyai rumah sendiri. Cicilannya, 1,5 juta sebulan.
Apakah sudah cukup?
Tentu saja belum. Sebagai pendidik, kami juga memiliki anak yang harus pula diperhatikan pendidikannya. Jangan sampai, kami memberikan yang terbaik untuk siswa-siswi di sekolah, tapi abai dengan pendidikan anak sendiri. Masalahnya, biaya pendidikan yang berkualitas itu nggak ada yang gratis. Apalagi jika sudah sampai ke tingkat perguruan tinggi. Tentu pembiayaannya jadi semakin besar. Untuk itulah, perlu dana sekitar 3 juta sebulan.
Berikutnya, sebagai manusia biasa yang tak bisa menebak jalannya nasib, para guru juga perlu dana darurat. Tak banyak, cukup 1 juta saja sebulan. Sekadar untuk berjaga-jaga siapa tahu motor kami butuh diservis, genting rumah bocor atau laptop yang tiba-tiba rusak.
Terakhir, dana untuk simpanan. Dana ini akan kami simpan untuk kebutuhan besar dimasa datang. Mungkin, kami berencana untuk membuka tabungan haji. Bisa juga untuk menggelar pernikahan anak kami kelak. Atau, sekali waktu saat kami lelah, mungkin kami akan ambil sedikit untuk sekadar jalan-jalan naik kereta dan pergi ke tempat wisata. Untuk keperluan ini, 1 juta sebulan kami rasa sudah cukup.
Dan, inilah gaji guru yang ideal
Jika kompenen-komponen tersebut dijumlahkan, gaji ideal seorang guru ada pada angka 12 juta sebulan. Ini adalah angka yang wajar. Sangat wajar. Bahkan saya pikir, seharusnya pemerintah bisa memberikan lebih dari angka ini.
Andai besaran gaji ini benar-benar dapat terealisasikan, mungkin kisah kelam tentang guru yang mengemplang tabungan siswa dan guru terjerat pinjol, tidak akan pernah terjadi.
Oh, kalian pikir ini terlalu besar? Kalau iya, saya gantian nanya, untuk profesi sebegini krusial, bukannya memang harusnya diberi gaji yang begitu besar?
Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Guru Finlandia dan Indonesia: Gaji Sama Rendah, Beda Beban Kerja