Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Daripada Bikin Malioboro, Ada Baiknya Magelang Fokus Wisata Seribu Candi Saja

Taufik oleh Taufik
22 Mei 2022
A A
Daripada Bikin Malioboro, Ada Baiknya Magelang Fokus Wisata Seribu Candi Saja

Daripada Bikin Malioboro, Ada Baiknya Magelang Fokus Wisata Seribu Candi Saja (Shutterstock.com)

Share on FacebookShare on Twitter

“Kalo petani jadi presiden, nelayan jadi presiden, karyawan swasta jadi presiden, lantas presiden jadi apa? Ya, jadi banyak!”

Oke, itu adalah salah satu tebak-tebakan lawas yang saking lawasnya, orang-orang mungkin akan bisa menebak berapa umur orang yang melontarkan tebak-tebakan tersebut. Dan tulisan ini tentu saja tidak akan berbicara tentang jokes tersebut. Ada kaitannya, tapi nggak melulu tentang jokes tersebut. Tulisan ini sebagai respons terhadap tulisannya Mas Bayu Kharisma Putra menyoal tuntutannya agar Magelang yang sudah menyatu dalam darah, daging, pikiran, dan hatinya itu bisa punya wisata macam Malioboro-nya Jogja.

Malioboro (Shutterstock.com)

Saya membaca tulisan itu dengan penuh hikmat. Sangat-sangat menggambarkan pikiran seorang yang cinta tanah airnya dengan penuh gairah dan ekspresi. Dan memang bukankah harus seperti itu? Saya saja yang tidak terlalu mengenal Magelang secara utuh tertawa sampai terberak-berak membaca tulisan Mas Bayu tadi. Saking serunya tulisan itu, ingin sekali rasanya saya bikin tebak-tebakan begini, “Jika Magelang ada Malioboronya, Jombang ada Malioboronya, Surabaya ada Malioboronya, Kupang ada Malioboronya, lantas Malioboro jadi apa? Ya, jadi banyak!!!”

Begini, konsep wisata ikut-ikutan ini sudah sejak beberapa waktu belakangan jadi bahan diskusi besar. Dan tentu saja, pihak pro dan kontra bermunculan. Tapi, mari kita bicara sisi negatifnya, soalnya yang positif-positif soal wisata ikut-ikutan ini sudah diceritakan Mas Bayu di tulisannya.

Bikin tempat wisata yang ngikut wisata yang sudah lebih dulu terkenal adalah pekerjaan orang malas, tidak mau berpikir, dan hal buruk lainnya. Sebab, mereka hanya meniru fisik atau luarnya saja, dan di-paste ke tempat mereka. Padahal ada satu hal yang mereka luput untuk pahami, bahwa beberapa tempat wisata punya sejarah yang panjang.

Malioboro misalnya, tidak bisa semudah itu ditiru konsepnya. Malioboro punya sejarah yang panjang. Salah satunya sebagai bagian dari sumbu filosofis. Itu baru satu, belum lagi kontribusi para seniman Jogja tempo dulu terhadap kondangnya jalan Malioboro, keberadaan pasar Beringharjo, pedagang kaki lima (yang sudah digeser itu). Itu saja menjadi cerita tersendiri. Apakah tempat lain, terutama Magelang punya jalan dengan sejarah seperti itu?

Malioboro (Naufal Image via Shutterstock.com)

Apa cerita yang bisa dipaparkan (meski sekedar cocokologi) ketika ada wisatawan yang bertanya perihal Malioboro-nya Magelang, misalnya? Mau ceritakan kalo ini sekadar meniru apa yang sudah berhasil dilakukan Jogja dengan Malioboronya? Magelang-Jogja itu cuma sejam. Orang-orang pasti bakal lebih memilih Malioboro-nya Jogja yang punya akar cerita panjang dibandingkan Malioboro-nya Magelang yang ngikut-ngikut dan ngga ada ceritanya. Kalaupun ada ceritanya, besar kemungkinan diada-adain.

Hal lain yang perlu diperhatikan perihal tempat wisata ikut-ikutan ini, adalah soal kreativitas. Apa yang bisa ditawarkan sebuah daerah yang pariwisatanya mentok dengan plagiat wisata daerah lain? Maksudnya begini, kreativitas orang-orang yang ada di sepanjang Malioboro atau yang sengaja ditempatkan di Malioboronya Jogja tentu tidak akan sama dengan kreativitas orang-orang di sebuah jalan (yang rencananya akan di-Malioboro-kan) di Magelang.

Baca Juga:

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Kritikan ini sepertinya pantas juga ditujukan untuk Jogja juga sih. I mean, Jogja rasa Ubud, apa-apaan itu?

Yang paling penting tentu saja, bahwa berapa anggaran yang berani Pemda dan Pemkot Magelang gelontorkan untuk ciptakan Malioboronya sendiri? Bedanya dengan Jogja, dana anggaran tempat wisata mereka sepertinya nggak akan habis, itu pun masih diguyur danais yang saking banyaknya, beberapa kali diarahkan kepada hal yang tidak ada esensinya. Revitalisasi kabel di sekitar Tugu Pal Putih yang menghabiskan danais sebesar 9,5 milyar, misalnya.

Candi Borobudur (Shutterstock.com)

Daripada menghabiskan dana yang tidak jelas dan berputar di urusan Malioboro saja, ada baiknya Magelang fokus untuk menggaungkan wisata 1000 candi saja. Itu terdengar lebih masuk akal. Apalagi Magelang tidak dipimpin seorang sultan. Itu!

Penulis: Taufik
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Nggak Cuma di Jogja: Malioboro Juga Punya Cabang di Beberapa Kota

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 22 Mei 2022 oleh

Tags: borobudurJogjamagelangMalioboro
Taufik

Taufik

Ide adalah ledakan!

ArtikelTerkait

Terminal Jombor Jogja, Terminal Murah Primadona Pelajar yang Kini Berkawan Sepi

Terminal Jombor Jogja, Terminal Murah Primadona Pelajar yang Kini Berkawan Sepi

27 Februari 2024
Upah Minimum Jogja Memang Naik, tapi Bukan Berarti Buruh Nggak Boleh Protes, Ini Bukan Perkara Upah Semata, Bolo! UMP Jogja, gaji Jogja, frugal living ump jogja yogyakarta, bandung

Upah Minimum Jogja Memang Naik, tapi Bukan Berarti Buruh Nggak Boleh Protes, Ini Bukan Perkara Upah Semata, Bolo!

22 November 2023
Misteri Sri Sultan HB VII dan Kutukannya pada Raja Jogja yang Makin Hari Makin Nyata

Misteri Sri Sultan HB VII dan Kutukannya pada Raja Jogja yang Makin Hari Makin Nyata

30 Januari 2024
boso walikan mojok

Boso Walikan Mataraman: Sandi para Kriminal yang Beralih Menjadi Sapaan Akrab

8 Juli 2020
3 Kasta Tertinggi Bakpia Jogja yang Pantas Dijadikan Oleh-Oleh  Mojok.co

3 Kasta Tertinggi Bakpia Jogja yang Pantas Dijadikan Oleh-Oleh 

4 Juni 2025
Nestapa Magelang, Diapit Dua Kota Besar tapi Transportasi Umumnya Nggak Berkembang

Nestapa Magelang, Diapit Dua Kota Besar tapi Transportasi Umumnya Nggak Berkembang

3 September 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.