“Heh, mukamu tu lho kayak tekyan,” celetuk saya ke salah seorang kawan. Seketika kawan saya malah melongo sambil bertanya, “Tekyan itu apa?” Tidak hanya sekali saya mengalami gap bahasa ketika menggunakan kata tekyan dan kata-kata lain. Bahkan ketika bicara ke sesama orang Jogja
Padahal, kata slang ini tidak benar-benar punah. Penuturnya masih cukup banyak, meskipun tergerus lu gua dan bahasa khas Jaksel semacam which is dan actually. Padahal kata slang khas Jawa juga tidak kalah menyebalkan di telinga. Misal tekyan tadi. Betapa luar biasa leluhur kita sampai menemukan kata yang blas nggak nyaman untuk diucapkan dan didengarkan.
Maka tanpa bermaksud melanggengkan Jawanisasi, berikut adalah 40 kata slang khas Jogja yang mulai punah. Jika Anda merasa beberapa kata di sini masih sering terdengar, ya bagus lah. Tapi jika Anda merasa asing, semoga cakrawala bahasa Anda terbuka lebih luas oleh bahasa yang unik, lucu, dan menyebalkan ini.
#1 Nggatheli
Bukan asli Jogja. Tapi di Jogja, ia sering dipakai untuk mengutarakan rasa sebal; menyebalkan dengan lebih kasar.
#2 Ndlogok
Mirip dengan nggatheli, sama-sama bahasa kasar dari menyebalkan, tapi di-buff.
#3 Gosu
Singkatan “Ndlogok Asu”. Versi sempurna dari kata ndlogok. Damage-nya ketika diucapkan benar-benar menyerang mental.
#4 Pagob
Berasal dari bahasa walikan yang artinya atos. Biasanya, ini untuk menyatakan sikap seseorang yang ketus.
#5 Byayakan
Sama artinya dengan perilaku pecicilan atau ugal-ugalan. Ia identik dengan perilaku ugal-ugalan di jalan.
#6 Biangane
Identik dengan biang keladi atau biang kerok. Intinya sumber masalah.
#7 Gentho
Artinya preman, atau orang yang dipandang preman. Bisa juga untuk menyebut orang yang berkuasa di sebuah kelompok.
#8 Gali
Artinya Gabungan Anak Liar. Identik dengan preman pasar, tapi sering digunakan untuk menyebut anak punk dan anak jalanan.
#9 Gondes
Gondrong ndeso, artinya gondrongnya orang desa. Punya kedekatan arti dengan istilah jamet, jadi bayangkan sendiri.
#10 Mendes
Mentel ndeso, artinya kemayu/genit orang desa. Versi perempuan dari gondes dan jamet, ia mewabah di TikTok.
#11 Dab
Bahasa walikan yang artinya mas. Ia masih sering dipakai, tapi tergeser dengan kata bro, gan, kamerad, dll.
#12 Daladh
Pelafalannya hanya dalat. Bahasa walikan dari kata makan. Ia sering terdengar di warung nasi rames terminal.
#13 Hongib
Bahasa walikan dari polis/polisi. Ia biasa dipakai ketika sebal atau ingin memaki aparat.
#14 Dagadu
Mungkin Anda kira ini nama brand. Tapi ini adalah bahasa walikan yang artinya matamu.
#15 Kecu
Memiliki banyak arti, bisa ingkar janji, bisa menyebalkan, bisa plin-plan. Ia termasuk kata slang yang sering disebut tanpa makna jelas.
#16 Ndangil
Artinya mencuri. Ia kalah populer dengan kata nyolong. Identik dengan pencurian skala kecil (gorengan, buah, pulpen, tanaman).
#17 Garangan
Hewan sejenis tupai, tapi dipakai untuk menyebut pria genit atau playboy. Biasanya dipakai untuk menyebut pria yang suka mendekati perempuan. Ia identik dengan istilah buaya.
#18 Garangan giras
Versi lanjut dari garangan. Ia dianggap lebih tangkas dan cekatan dalam mendekati perempuan. Di era sekarang identik dengan oknum yang suka mengirim DM ke perempuan.
#19 Garanganwati
Versi perempuan dari garangan.
#20 Tekyan
Gembel dengan gaya. Karakter teman parasit (menumpang tidur, makan, dan kebutuhan hidup lain).
#21 Jaker
Dari kata kerja yang dibalik. Ia identik dengan kultur pengamen era 60 sampai 90-an.
#22 Temon
Bahasa walikan dari wedok/perempuan. Tapi kata ini cenderung melecehkan dan tidak sopan ketika digunakan
#23 Keple
Identik dengan pelacur/PSK. Ia merupakan sebutan yang cukup kasar dan bisa jadi umpatan.
#24 Grenpang
Sudah sangat punah. Ia identik dengan keple, tapi lebih dekat dengan model FWB. Akar bahasa dari grandfunk/greenpunk era 60-an.
#25 Gendhakan
Selingkuhan. Bisa juga untuk menyebut FWB. Saat ini, ia masih dipakai oleh kelompok bapak-bapak yang hobi karaoke.
#26 Timplik
Kata ini sudah mulai punah, artinya bersetubuh. Sebenarnya banyak kata serupa seperti kenthu, tapi timplik yang makin jarang digunakan.
#27 Lodse
Bahasa walikan yang artinya ngombe atau minum. Ia identik dengan minuman keras.
#28 Ndugab
Bahasa walikan yang artinya muntah, ia identik dengan muntah karena mabuk.
#29 Kewer
Mabuk berat sampai tidak bisa berjalan. ia bisa juga untuk menyebut lemas atau capek yang berlebihan.
#30 Mletre
Sama seperti kewer. Tapi, ia lebih menyebalkan saja ketika didengar.
#31 Sapi
Identik dengan pil koplo alias ekstasi. Ia sempat viral pada 2000-an.
#32 Gembyeng
Identik dengan geger atau keributan. Ia biasa dipakai untuk situasi berkelahi atau tawuran.
#33 Senggel
Artinya berkelahi satu lawan satu. Kadang, ia diartikan benturan bahu saat berjalan untuk menantang. Kemungkinan akar bahasanya dari single.
#34 Herek
Bisa hereg atau herex. Ini untuk menyebut pengendara motor ugal-ugalan dengan motor modifikasi yang super berisik.
#35 Tarikan
Artinya balapan. Ia identik dengan balapan liar atau sekedar saling tantang di jalan.
#36 Stanplat
Artinya halte bus. Jangan ditanya akar katanya, saya juga bingung dengan istilah ini. Konon, ia dari bahasa Belanda.
#37 Aniem
Identik dengan listrik PLN sekarang. Cagak aniem berarti tiang listrik dan pabrik aniem berarti gardu listrik. Berasal dari akronim nama perusahaan listrik era kolonial.
#38 Toni boster
Akronim Waton Muni nDobose Banter. Artinya asal bicara tapi bohongnya keras/keterlaluan.
#39 Yarwe
Bayar dewe atau bayar sendiri. Ia punah karena istilah split bills ala FWB sekarang.
#40 Bimantara
Akronim Bisa Mangan Tanpa Ragat atau bisa makan tanpa biaya. Ia identik dengan pria yang tidak menafkahi keluarga dan jadi parasit.
Dari 40 kata slang Jogja tersebut, coba sebutkan yang sudah cukup familier di hidupmu.
Penulis: Prabu Yudianto
Editor: Audian Laili