Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Dana Keistimewaan Jogja 2022 Sebesar Rp1,32 Triliun: Buat Apa Aja?

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
10 November 2021
A A
Dana Keistimewaan Jogja 2022 Sebesar Rp1,32 Triliun: Mau buat Apa? terminal mojok.co
Share on FacebookShare on Twitter

Terima kasih kepada para pembayar pajak karena uang Anda ikut membuat Jogja makin istimewa. Presiden Joko Widodo telah menyetujui Dana Keistimewaan (danais) Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2022 ditetapkan sebesar Rp1,32 T. Uang sebesar itu jelas akan membawa kesejahteraan dan kemakmuran bagi rakyat Jogja.

Nggak juga, ding. Dana Keistimewaan memang ditujukan untuk kepentingan budaya. Ya, meskipun bicara kebudayaan kadang berakhir sebagai dana hibah pembangunan yang itu-itu saja. Dari bongkar pasang area Tugu Jogja, sampai membangun pagar keliling di Alun-alun Utara Kraton. Mungkin inilah hasil pemikiran para pemangku jabatan di Jogja, sudah mentok sampai sana saja untuk menghabiskan anggaran.

Nah, Dana Keistimewaan tahun depan sudah ditetapkan. Tinggal tunggu waktu sampai dana segar (yang pertanggungjawabannya selalu dipertanyakan) ini cair. Yang jadi pertanyaan: mau untuk apa lagi danais tahun depan? Bagaimana uang yang berasal dari APBN ini akan dialokasikan? Apakah tetap pekok atau mulai bijak?

Saya, sih, sudah punya proyeksi. Paling banter, ya untuk mendanai berbagai event yang katanya kebudayaan, tapi kental proyek. Kalau tidak, untuk mendanai bazar UMKM yang endingnya sepi pengunjung karena baliho promosinya sebatas kualitas template Canva. Kalau ada sisa, danais paling habis untuk memperindah Tugu Jogja.

Ah, entah mengapa danais selalu dialokasikan dengan nggatheli. Bahkan ketika dialokasikan untuk bantuan UMKM menghadapi pandemi, endingnya malah jadi utang koperasi. Yungalah, sudah terhimpit krisis karena lini ekonomi kreatif dan pariwisata tidak bisa beroperasi, bantuan yang ditawarkan malah utang koperasi berbunga.

Danais sebagai bentuk apresiasi Pemerintah Indonesia terhadap otonomi khusus (otsus) hanya menjadi bahan tertawaan. Dengan dana satu triliun lebih tiap tahun, tidak ada perubahan kesejahteraan masyarakat yang berarti. Semua dialokasikan untuk proyek yang sifatnya minim kontribusi masyarakat dan bukan pengembangan masyarakat berbasis budaya. Padahal, penggerak budaya adalah masyarakat sendiri. Benda mati macam infrastruktur hanya penunjang pergerakan budaya masyarakat. Tapi, ya gimana lagi, yang dipandang budaya hanyalah pagar Kraton dan Tugu Jogja.

Kalau menurut saya, sudah saatnya danais menjadi modal bagi pengembangan sektor budaya masyarakat. Toh, sudah banyak rintisan gerakan budaya yang memang perlu suntikan dana untuk pengembangan. Daripada mendanai sekaten di mal yang hilang spirit budayanya, mending untuk mendanai aktivitas seni budaya masyarakat akar rumput.

Sudah banyak rintisan desa wisata yang mengangkat budaya setempat sebagai nilai jual. Sedangkan alokasi dana menuju desa wisata ini terlampau kecil daripada dana untuk membangun pagar besi yang senilai dua miliar. Daripada desa wisata ini sibuk mencari profit dengan kampanye nggatheli macam “Jogja rasa Ubud”, mending didanai langsung oleh danais dan tetap menjaga ciri budayanya.

Baca Juga:

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Seni lokal juga bisa jadi sasaran tepat alokasi Dana Keistimewaan ini. Dari jathilan sampai tari tradisional banyak dikerjakan oleh masyarakat tanpa tersentuh pemerintah daerah. Daripada untuk mendanai beberapa kegiatan seni yang malah nggak njawani, bukankah mendanai seni lokal yang sesuai spirit danais di awal?

Dan sudah pasti, pendanaan untuk penanganan dan rehabilitasi dampak pandemi tetap harus jadi prioritas. Namun, bukan dengan model pinjaman koperasi yang penuh birokrasi nggapleki. Situasi pandemi bukanlah situasi mudah dan semua dalam mode survival.

Danais sering dianggap sebagai bancakan proyek dengan menilik alokasinya. Padahal, yang dibancaki ini adalah keistimewaan dan setiap manusia yang menjaga keistimewaan. Bahkan mereka yang menjaga keistimewaan dengan cara yang kadang chauvinis dan jadi bahan lawak warganet.

Namun, yang penting danais bisa dirasakan dampaknya oleh masyarakat. Masak lupa, siapa yang siap referendum ketika status daerah istimewa akan dicabut pada masa pemerintahan SBY? Ya, rakyat akar rumput, lah. Mereka yang selama ini menjaga keistimewaan Jogja dan menghidupi budaya Jogja. Mosok masyarakat kalah sama pagar dan taman Tugu Jogja? Kalau kata Jogja Hiphop Fondation, Jogja istimewa bukan karena daerahnya! Jogja istimewa karena orang-orangnya.

Sumber Gambar: Unsplash

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 10 November 2021 oleh

Tags: Dana KeistimewaandiyKota Budayapilihan redaksi
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

UIN SAIZU, Kampus Ngapak Terbaik di Purwokerto

UIN SAIZU, Kampus Ngapak Terbaik di Purwokerto

4 Oktober 2023
4 Mobil Toyota yang Remuk Redam di Pasaran Terminal Mojok

4 Mobil Toyota yang Remuk Redam di Pasaran

24 April 2022
KPop Itu Cuma Hiburan, Plis Sesama Fans Nggak Usah Banyak Tuntutan! terminal mojok.co

KPop Itu Cuma Hiburan, Plis Sesama Fans Nggak Usah Banyak Tuntutan!

29 September 2021
5 Drama Korea yang Wajib Ditonton Minimal Sekali Seumur Hidup Terminal Mojok

5 Drama Korea yang Wajib Ditonton Minimal Sekali Seumur Hidup

4 Juli 2022
5 Rumah Tua Bersejarah di Gunungkidul yang Layak Dikunjungi Terminal Mojok

5 Rumah Tua Bersejarah di Gunungkidul yang Layak Dikunjungi

23 Maret 2022
coki pardede narkoba KPI pengalihan isu mojok

Dokter Tirta Harus Tahu bahwa Pemberantasan Narkoba ala Duterte Sebenarnya Gagal Total

25 September 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025
Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.