Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Daftar Kata dalam Bahasa Makassar dan Bahasa Indonesia yang Serupa, namun Memiliki Arti Berbeda

Utamy Ningsih oleh Utamy Ningsih
7 Juli 2021
A A
Daftar Kata dalam Bahasa Makassar dan Bahasa Indonesia yang Serupa, namun Memiliki Arti Berbeda terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Mari kita jalan-jalan ke Makassar. Jalan-jalannya virtual saja tapi, ya. Eits, sebelum jalan-jalan ke Makassar, nggak ada salahnya kenalan dulu sama beberapa kata dalam bahasa Indonesia—yang sudah sering kalian baca, dengar, ataupun baca—yang juga bisa kalian temui di Makassar atau dalam percakapan orang Makassar, tetapi punya arti yang berbeda. Jadi, satu kata yang sama, tetapi punya arti yang berbeda.

Apa saja itu? Berikut beberapa contohnya.

#1 Kita

Untuk kata “kita”, saya yakin sudah cukup banyak teman-teman di luar SulSel yang tahu bahwa kata “kita” dalam bahasa Indonesia, berbeda pengertiannya dengan kata “kita” dalam percakapan orang Makassar. Jika “kita” dalam bahasa Indonesia berarti saya dan kamu, bagi orang Makassar, “kita” berarti kamu dalam tingkat yang lebih sopan. Nah, sementara itu, bahasa Makassarnya “kita” adalah “katte”.

 Kita’ ji pacarku

(Cuma kamu pacarku)

#2 Jarang

Kata “jarang” dalam bahasa Indonesia berarti renggang atau lebar jaraknya; bersela-sela; tidak kerap. Jadi, kata jarang ini berfungsi sebagai kata keterangan yang berhubungan dengan kekerapan (frekuentatif). Nah, kalau dalam bahasa daerah Makassar, kata “jarang” itu berarti kuda.

Jauh banget, ya, bedanya?

Perihal perbedaan arti kata “jarang” dalam bahasa Indonesia dan bahasa Makassar, ada satu jokes bapack-bapack yang sudah sering saya dengar sejak masih kecil. Ceritanya begini:

Baca Juga:

Menyesal Masuk Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia? Wajar, tapi Saya Yakin Kamu Akan Berubah Pikiran Setelah Membaca Ini

Jurusan Bahasa Indonesia Adalah Jurusan Paling Menderita oleh Stigma Negatif yang Lahir dari Ketidaktahuan Masyarakat

Pada suatu hari, di sebuah warung kopi, ada beberapa bapak-bapak yang lagi ngumpul. Saat lagi asyik ngumpul sambil ngopi, datang satu bapak-bapak yang kebetulan belum lama tinggal di Makassar alias pendatang dari kampung. Nggak tahu, deh, dia ngapain ke Makassar.

Singkat cerita, bapak-bapak yang baru datang itu cerita kalau sepedanya hilang. Lalu, di antara beberapa bapak-bapak yang lagi ngumpul tadi, ada satu orang yang memberi respons dengan kalimat, “Aiii… Di sini itu kalau sepeda yang hilang jarang didapat.”

Mendengar kalimat itu, bapak-bapak yang kehilangan sepeda bukannya sedih, malah senang, dong. Dia pikir sepeda yang hilang, tapi nanti dapatnya kuda. Dalam bahasa Makassar, “jarang” itu kan “kuda”. Makanya si bapak berpikir nanti sepedanya akan diganti dengan kuda. Padahal kan nggak gitu maksud sebenarnya. Si bapak terlalu polos, deh, kayaknya.

Jokes bapack-bapack banget, kan? Tapi lucu, sih. Wqwqwq.

#3 Tanya

Dalam bahasa Indonesia, kata “tanya” itu berarti permintaan keterangan (penjelasan dan sebagainya), sedangkan dalam percakapan orang Makassar, kata “tanya” itu tidak selalu bersifat pertanyaan atau meminta penjelasan. Bisa juga bermaksud melaporkan atau memberi tahu dari mana asalnya sebuah informasi.

“Kutanya ko mamakku, nah.”

(Kalau diartikan dalam bahasa Indonesia, kurang lebih begini: “Aku laporin kamu ke mamaku, ya!”)

“Siapa tanya ko?”

(Kalau diartikan dalam bahasa Indonesia, artinya nggak selalu, “Siapa yang bertanya sama kamu?”, tetapi bisa juga maksudnya, “Siapa yang kasih tahu kamu?”)

 “Upin yang tanya ka.”

(Upin yang memberi tahu saya)

#4 Mami

Pada umumnya, kata “mami” dikenal sebagai salah satu sapaan kepada ibu. Namun, dalam dialek Makassar, kata “mami” ini termasuk salah satu partikel yang bisa berarti tinggal, sisa, atau bisa juga sebagai penegasan dalam kalimat yang memperingatkan. Begini contohnya:

“Kau mami ini ditunggu.”

(Tinggal kamu ini yang ditunggu atau tinggal nungguin kamu, nih)

“Satu mami bajuku.”

(Bajuku tinggal satu/bajuku sisa satu)

“Hati-hati mami ko kalau lewat situ!”

(Kamu hati-hati kalau lewat situ)

Khusus untuk kalimat seperti ini, tujuan kalimat itu disampaikan biasanya terbagi dua. Bisa bersifat mengingatkan, tetapi bisa juga berupa ancaman. Untuk bisa membedakannya, ya harus melihat percakapannya secara utuh.

Nah, itulah beberapa kalimat yang sama-sama ada dalam bahasa Indonesia maupun percakapan orang Makassar dan bahasa daerah Makassar, tetapi punya arti yang berbeda. Kalau ada yang mau menambahkan, boleh banget. Berhubung contoh terakhir saya menyebutkan salah satu partikel dalam dialek Makassar, sepertinya saya jadi tertarik untuk menulis partikel-partikel yang lain.

Hmmm… Markicob!

BACA JUGA Lagu “Makassar Bisa Tonji” yang Sindir Kebiasaan Logat dan Okkots dan tulisan Utamy Ningsih lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 19 Oktober 2021 oleh

Tags: bahasa daerahbahasa indonesiabahasa makassarNusantara Terminal
Utamy Ningsih

Utamy Ningsih

Suka Membaca, Belajar Menulis.

ArtikelTerkait

Sapi Ngamuk Adalah Tragedi yang Paling Diharapkan ketika Penyembelihan Hewan Kurban terminal mojok

Sapi Ngamuk Adalah Tragedi yang Paling Diharapkan ketika Penyembelihan Hewan Kurban

20 Juli 2021
Jangan Asal Sebut Kata-kata Ini Sembarangan di Daerah Lain bahasa daerah Terminal mojok

Mengenal Bahasa Daerah yang Tak Boleh Disebut Sembarangan di Daerah Lain

13 Februari 2021
orang minang gegar budaya culture shock minangkabau mojok

5 Hal Baru yang Saya Temukan setelah Menikah dengan Orang Minang

26 Juli 2021
5 Basa-basi Bahasa Sunda, Panduan bagi Pendatang agar Tidak Dikira Sombong  Mojok.co

5 Basa-basi Bahasa Sunda, Panduan bagi Pendatang agar Tidak Dikira Sombong 

16 November 2023
kenapa UMP Jogja rendah titik kemacetan di jogja lockdown rekomendasi cilok di Jogja Sebenarnya Tidak Romantis Jika Kamu Cuma Punya Gaji UMR dawuh dalem sabda pandita ratu tugu jogja monarki mojok

4 Titik Kemacetan di Jogja yang Harus Dihindari biar Nggak Stres di Jalan

22 Juni 2021
Unpopular Opinion: Mahasiswa Rantau Itu Nggak Perlu Belajar Bahasa Daerah

Unpopular Opinion: Mahasiswa Rantau Itu Nggak Perlu Belajar Bahasa Daerah

30 November 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

14 Desember 2025
Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025
Suzuki S-Presso, Mobil "Aneh" yang Justru Jadi Pilihan Terbaik setelah Karimun Wagon R Hilang

Suzuki S-Presso, Mobil “Aneh” yang Justru Jadi Pilihan Terbaik setelah Karimun Wagon R Hilang

13 Desember 2025
Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025
3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba! (Pixabay)

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba!

18 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban
  • Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan
  • Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega
  • Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba
  • Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya
  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.