Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Curhat Teman Jangan Disela dengan Bilang ‘Dulu Masalahku Juga Kayak Gini’

Hepi Nuriyawan oleh Hepi Nuriyawan
29 Agustus 2020
A A
Keluar dari Circle Pertemanan Itu Biasa Saja. Nggak Perlu Dibesar-besarkan terminal mojok.co

Keluar dari Circle Pertemanan Itu Biasa Saja. Nggak Perlu Dibesar-besarkan terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Curhat, atau istilah koplonya: sambat, berfungsi mengurangi beban masalah si pelaku curhat. Siapa sih manusia yang tidak memiliki masalah? Kalau ada yang mengaku tidak memiliki masalah, bisa jadi dia adalah sumber masalah. Bisa jadi lho.

Orang kalau udah curhat, jelas butuh perhatian. Minimal biar ada yang bisa menyalurkan energi positif ke dirinya agar bisa bangkit dan semangat lagi menjalani kehidupan yang gini-gini aja.

Nah, acara yang diharapkan bisa mengurangi masalah ini kadang malah bikin masalah baru. Seringnya masalah baru berasal dari lawan bicara yang diajak curhat. Orang yang dicurhati malah membandingkan masalahnya di masa lalu dengan masalah si pasien curhat. Kadang sih ceritanya dibikin drama agak ngenes-ngenes, walau itu cerita asli.

“Yang tabah ya. Kamu belum seberapa, kok. Aku dulu tuh begini begono… begunu….”

“Kamu belum ada apa-apanya. Aku tuh kayak gini, gini, dan gini pas waktu itu.”

Respons seperti ini datangnya bisa dari siapa saja. Orang terdekat sekalipun kayak orang tua atau saudara kandung juga doyan menasihati dengan embel-embel, “Kami semua dulu begini yah….”

Jika kamu ada di posisi sebagai tempat sampah curhatan temanmu, plisss, jangan melakukan hal demikian. Ada beberapa alasan kalau saat dicurhati, tidak etis dan tidak elegan untuk mengatakan, “Saya dulu juga begini.”

Alasan #1 Curhat tuh buat nyari solusi, bukan pertandingan besar-besaran masalah

Kebiasaan membanding-bandingkan masalah ini nggak tahu deh datangnya dari mana. Entah keceplosan atau sudah terdoktrin sejak kecil. Pokoknya sering kejadian tuh, acara curhat malah jadi pertandingan dengan cerita paling ngenes sebagai juaranya.

Baca Juga:

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

Facebook Adalah Seburuk-buruknya Tempat Curhat Soal Kulit dan Minta Rekomendasi Skincare

Yang diharapkan dari pencurhat kepada pendengarnya kan cuma satu, masalahnya selesai. Bukannya malah dibikin makin stres karena dibalas cerita masalah di masa lalu juga.

Bisa-bisa, setelah membandingkan masalahnya dengan masalah kita dulu, dia semakin terpuruk dan tak bisa mendapatkan solusi. Padahal, dengan dia bercerita ke kita, kita dianggap sebagai orang yang paling ahli memecahkan masalahnya.

Tak perlulah berkompetisi gede-gedean masalah. Soalnya nggak ada juga yang mau menyediakan hadiahnya, “Juara 1 Masalah Paling Besar jatuh kepada. Jeng-jeng-jeng….” Prestasi kok tentang masalah, hadeeeh.

Alasan #2 Masalah yang dihadapi beda sama masalahmu dulu

Misal saja masalah putus cinta. Jelaslah, putus cinta itu menyakitkan. Kecuali memang cintanya untuk main-main, ya B-aja kalau diputusin. Bisa jadi yang curhat ini cintanya begitu dalam kepada mantan, lebih dalam dari yang kita alami. Jelas dong, dia tidak bisa mengandalkan cerita masa lalumu untuk dijadikan pegangan move on-nya.

Ingatlah, walau ada masalah yang temanya sama, itu bukan alasan menyamakan masalahnya dengan masalahmu. Wong pelakunya dan dinamikanya beda.

Alasan #3 Dimensi ruang dan waktu yang berbeda

Ambil contoh yang saya alami sendiri ketika gagal tes CPNS di tahap seleksi kompetensi dasar (SKD). Nilai total saya mencukupi untuk lolos, namun saya gagal di bidang TKP (tes karakteristik pribadi) yang nilainya di bawah passing grade. Oleh karena syarat lolos adalah semua kategori harus melebih passing grade, kesempatan jadi PNS pun melayang.

Namun, Bapak keukeuh saya bisa lolos SKD ke tahap selanjutnya. Hal ini dilihat dari nilai totalnya. Bapak tidak tahu ada aturan main lainnya itu tadi. “Ya, jelas lolos. Nih ya, dari dulu tes CPNS lihatnya nilai total. Kan nantinya di rangking lagi lah. Kayak Bapak nggak pernah ngalami tes kepegawaian kayak gitu, Hep.”

Sudah capek plus kecewa terhadap hasil saya, ditambah dengan rasa jengkel ke Bapak yang ngeyel. Lengkap sudah. Waktu itu saya cuma bisa sambat. Tapi ya meh sambat kalih sinten yen sampun mekaten.

Alasan #4 Kekuatan orang berbeda-beda.

Kamu bisa saja menyelesaikan masalah dengan hanya pergi ke warung kopi, tapi tak semua orang begitu. Ada orang yang lemah kalau sudah soal cinta, ada yang lemah ketika bersentuhan dengan kegagalan akademis. Alias beda-beda, Bro.

Menceritakan masalahmu dengan alasan agar orang lain terinspirasi dengan kekuatan dan perjuanganmu kadang jatuhnya malah pamer. Mendingan kamu temani dia untuk menemukan kekuatannya sendiri tanpa harus menyinggung-nyinggung dirimu. Dunia tidak berputar mengelilingimu, Brother.

Alasan #5 Bisa menghilangkan kepercayaan diri pencurhat

Ini yang bahaya. Pencurhat jadi kehilangan motivasi dan gairah menyelesaikan masalahnya sendiri karena menganggap masalah orang aja lebih besar. “Ah, nilaiku jelek gapapa, wong masih ada yang lebih jelek dan santai-santai aja.” Misalnya begitu.

Sudahlah, nggak perlu mencuri panggung dari orang yang curhat hanya karena kamu haus perhatian. Kalau kamu memang sahabat, luangkan waktu untuk meladeninya buka-bukaan. Tidak harus ngasih solusi, jadi pendengar yang baik saja sudah sangat bermanfaat.

Ini tantangan untuk memutus lingkaran setan curhat. Yang seharusnya curhat dan minta solusi, malah dicurhati balik. Ruwet.

Photo by Chinh Le Duc on Unsplash

BACA JUGA 5 Istilah Pengaman saat Debat Online beserta Fungsinya yang Tokcer dan tulisan Hepi Nuriyawan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 29 Agustus 2020 oleh

Tags: Curhatmasalah hidup
Hepi Nuriyawan

Hepi Nuriyawan

Karyawan Swasta. Esais dari Purwokerto

ArtikelTerkait

bucin

Kenapa Orang yang Sayang dan Perhatian Pada Pasangannya Justru Diolok-olok Sebagai Bucin?

21 Juli 2019
bau badan

Kenapa Sih Orang yang Bau Badan Nggak Sadar dengan Bau Badannya Sendiri?

10 Agustus 2019
tombol like

Dear Mark Zuckerberg, Tolong Kembalikan Fitur Tombol Like di Facebook Seperti Sebelumnya

27 Agustus 2019
bagi saya

Bagi Saya, Warna Hanyalah Me-Ji-Ku-Hi-Bi-Ni-U

15 Agustus 2019
curhat

Kepada Temanku yang Sering Curhat: Maaf Aku Sudah Bodo Amat!

9 Juli 2019
anti drakor

Emak-Emak Pencinta Drakor VS Emak-Emak Anti Drakor

28 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.