Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Sesungguhnya, Culture Shock Terbesar bagi Orang dari Papua Adalah Pertanyaan Absurd Orang Kota

Debora Plautilda Maturbongs oleh Debora Plautilda Maturbongs
22 Maret 2023
A A
Sesungguhnya, Culture Shock Terbesar bagi Orang dari Papua Adalah Pertanyaan Absurd Orang Kota

Sesungguhnya, Culture Shock Terbesar bagi Orang dari Papua Adalah Pertanyaan Absurd Orang Kota (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Di akhir 2013, ketika masih berkuliah di salah satu universitas swasta di Yogyakarta, artikel saya berjudul 9 Pertanyaan Menyebalkan bagi Mereka yang Berasal dari Papua terbit di Hipwee. Saat itu, situs itu sedang hits-hitsnya, dan artikel saya menjadi salah satu artikel paling sering dibaca ketika itu (nyombong dikit).

Sesuai judulnya, isi dari artikel itu adalah curhatan saya berdasarkan pengalaman pribadi, serta pengalaman keluarga dan teman-teman yang berasal dari Papua yang sering mendapatkan pertanyaan nyeleneh yang bikin heran bin gemas. Di antaranya adalah, “Papua itu di NTT ya?”, “Kalau ke Papua harus pakai paspor?”, “Jayapura sama Papua jauhan mana?”, dan lain-lain. Sayangnya, kalau saya googling, artikel itu sudah tidak ditemukan lagi. Adanya di Kaskus yang sudah diedit menjadi milik orang lain. Hiks.

Siapa sangka, 10 tahun kemudian, tepatnya 2023 ini, minggu lalu, ketika mengikuti suatu kegiatan di Jakarta, saya mendapatkan pertanyaan yang sejenis. Duh Gusti.

“Di Papua ada bubur ayam?”

Ceritanya saat itu kami menginap di salah satu hotel berbintang 4 di daerah Jakarta Utara. Ada 174 peserta yang mengikuti kegiatan ini, sehingga kami belum mengenal semuanya (sampai kegiatan berakhir juga belum kenal semua, hahaha).

Namanya hotel bintang 4, sudah jelas dong, sarapannya banyak jenisnya. Nah, saat sarapan, saya duduk dengan salah seorang peserta yang berdomisili di Jakarta. Kami pun berkenalan dan ngobrol sekenanya terkait kegiatan itu. Sebut saja nama mbak ini Mince. Mbak Mince ini sedang makan bubur ayam. Setelah makanan saya habis, karena ngiler dengan makanan Mbak Mince, saya pun memutuskan mengambil bubur ayam. Mumpung banyak makanan enak, tidak boleh disia-siakan wkwkwk. Lalu saya kembali duduk dengan Mbak Mince ini.

“Ngambil apa, Mbak?”, tanya Mbak Mince pada saya.

“Bubur ayam juga mbak”, jawab saya singkat sambil tersenyum.

Laluuu pertanyaan mencengangkan itu muncul. “Di Jayapura ada jualan?” Belum menangkap dengan jernih arti pertanyaan ini, dan masih berusaha berpikiran positif, saya balas bertanya, “Jualan apa, Mbak?”, “Bubur ayam”, Mbak Mince menyahut dengan muka polos tanpa dosa. Hatiku ngejleb seketika. Pengen seketika itu nyolot dan misuh-misuh, tapi harus jaim karena baru kenal dan semua peserta ini adalah orang-orang hebat.

Baca Juga:

Culture Shock Orang Jakarta Ketika Pertama Kali ke Jayapura, Ternyata Nggak Terpelosok seperti dalam Bayangan

Kalio Disangka Rendang Adalah “Dosa” Terbesar Orang Jawa di Rumah Makan Padang

Dengan berusaha sabar, saya jawab singkat, “Ada mbak”. Percakapan selesai, lalu kami melanjutkan makan dan kegiatan di hari itu dan hari-hari selanjutnya dengan baik.

Memang tidak semaju Jawa, tapi…

Tapiiiii tunggu dulu… sampai hari ini, ketika kegiatan sudah berakhir dan kami semua sudah kembali ke daerah asal kami masing-masing, pertanyaan itu masih terngiang-ngiang di kepala saya, dan masih menimbulkan keheranan yang justru lebih besar dari 10 tahun lalu. Seprimitif itukah Papua bagi orang ibu kota sampai di tahun 2023 ini ada tidaknya orang berjualan bubur ayam saja harus ditanyakan?

Yaaa, saya tahu kok, Mbak Mince.. Kami di Papua tidak semaju di Pulau Jawa. Contohnya nih, kami tidak punya kereta api, apa lagi MRT seperti di Jakarta. Transportasi paling umum untuk lintas kabupaten/kota di Papua adalah pesawat atau kapal. Ada juga sih yang bisa pakai mobil. Tapi itu cerita lain lagi. Pilihan kedai makanan di sini juga sudah tentu tidak sebanyak di sana. Tapi ya nggak gitu juga kali! Pertanyaan seperti “di Jayapura ada jualan bubur ayam?” bagi saya pribadi bukan hanya sekedar pertanyaan karena rasa ingin tahu. Di balik pertanyaan itu, ada persepsi bahwa kami di Papua masih jauh sekali peradabannya, hingga bahkan belum mengenal hal sesimpel makanan Indonesia pada umumnya.

Padahal, di beberapa kota/kabupaten kami di Papua sudah ada XXI, Pizza Hut, termasuk Starbucks. Bubur ayam? Ya jelas ada, Mbak!!!

Pertanyaan yang absurd

Sesungguhnya, bagi kami yang berasal dari Papua—paling tidak untuk saya pribadi—yang berkunjung ke kota besar di Pulau Jawa, salah satu culture shock terbesar bukanlah gaya hidup atau makanannya. Tapi pertanyaan-pertanyaan yang mengimplikasikan pemahaman bahwa kami belum hidup selayaknya manusia Indonesia pada umumnya. Pertanyaan-pertanyaan yang bikin geram dan bikin bawaannya mau makan orang yang nanya. Ups.

Saran saya, kurang-kurangin lah yang beginian. Masih ada banyak bahan yang bisa digali ketimbang membandingkan atau menganggap orang yang bukan berasal dari daerah besar itu terbelakang. Oke, Ges-gesku?

Penulis: Debora Plautilda Maturbongs
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 6 Stereotipe Papua yang Benar-benar Keliru

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 22 Maret 2023 oleh

Tags: culture shockJawapapuapertanyaan orang kota
Debora Plautilda Maturbongs

Debora Plautilda Maturbongs

Penyintas patah hati dan depresi.

ArtikelTerkait

mitos jawa anak sesajen mojok

Saya Nggak Akan Pernah Percaya Mitos Jawa, Karena Nggak Ada yang Masuk Akal

10 Juli 2020
Boleh Diadu, Burjo UMS Lebih Unggul Ketimbang Burjo di UNS terminal mojok.co

Burjo di Solo Adalah Culture Shock Pertama Saya

30 Juli 2020
Mengenal Simbolisasi Waktu yang Digunakan Masyarakat Jawa Tempo Dulu

Mengenal Simbolisasi Waktu yang Digunakan Masyarakat Jawa Tempo Dulu

24 April 2020
Culture Shock yang Dialami Pemuda Jogja Saat Kuliah di Jogja Terminal Mojok

Culture Shock yang Dialami Pemuda Jogja Saat Kuliah di Jogja

12 Desember 2020
7 Kota dan Provinsi di Indonesia yang Selalu Apes Dapat Pemimpin Korup Terjerat KPK

7 Kota dan Provinsi di Indonesia yang Selalu Apes Dapat Pemimpin Korup Terjerat KPK

28 November 2023
mewakili vanuatu menyatakan kekesalan kepada indonesia sidang pbb pelanggaran ham di papua mojok.co

Mewakili Kesalnya Vanuatu kepada Negara Saya Sendiri

6 Oktober 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

18 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier
  • Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya
  • Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu
  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.