Sering kali pekerjaan beres-beres rumah menjadi hal melelahkan sekaligus membosankan, tak terkecuali mencuci piring. Pekerjaan yang kelihatannya sederhana ini, ternyata lumayan ribet. Apalagi kalau dikerjakan dengan berat hati karena dipaksa oleh pemerintah Belanda orang tua.
Saya sendiri merasa pekerjaan ini buang-buang waktu. Bayangkan, setelah saya hitung-hitung, waktu yang habiskan untuk mencuci piring sama dengan waktu yang saya habiskan untuk mencuci piring. Wow! Sungguh mencengangkan.
Sebagai anak yang pintar, baik, dan rajin menabung, saya harus mencari cara agar kegiatan cuci piring ini menjadi suatu pekerjaan yang lebih bermanfaat. Setidaknya, saya mesti membuat kegiatan ini tetap berguna bagi kehidupan saya, lebih dari sekadar membuat perlengkapan makan bebas dari kuman.
Berbagai cara telah saya tempuh. Mulai dari cuci piring sambil dengar musik, sampai pada tingkat yang hampir nggak waras, yakni cuci piring sambil menyeruput secangkir kopi. Hingga akhirnya saya mendapat ilham entah dari mana, untuk cuci piring sambil dengerin podcast. Cara ini terus saya lakukan hingga saat ini.
Dan dengan segala hormat dan permohonan maaf, saya ingin menyatakan bahwa metode cuci piring sambil nge-podcast ini tidak akan efisien buat ibu-ibu sekalian yang masih cuci piring jongkok di pinggir sumur atau sungai.
Saya akan membeberkan berbagai khasiat yang saya dapat dari melakukan hal ini. Dulu saya menganggap kegiatan cuci piring nggak berfaedah, sekarang tidak lagi.
Manfaat mencuci piring sambil mendengarkan podcast yang pertama: dengan cuci piring sambil mendengarkan podcast, waktu demi waktu yang kita pakai untuk mencuci setiap peralatan makan jadi tidak berasa. Perhatian kita jadi tidak terfokus lagi pada setiap piring yang dicuci, melainkan pada ocehan yang kita dengar di podcast.
Manfaat kedua, dapat ilmu. Sebenarnya poin ini tergantung pada apa yang kalian dengar lewat podcast itu sendiri, entah bahasan yang bermanfaat atau sebaliknya. Untungnya, saat ini berbagai platform audio podcast seperti Spotify masih didominasi oleh konten-konten yang berbobot, senggaknya belum ada tanda-tanda bahwa Ferdian Paleka bikin podcast.
Jadi, kalau waktu yang kita habiskan untuk cuci piring adalah dua puluh menit, yang kita dapat bukan hanya piring-piring yang sudah bersih, namun juga ilmu baru, cerita-cerita menarik, dan ide-ide gila yang datang seiring mendengarkan podcast. Menyenangkan rasanya menyelesaikan dua hal berbeda—cuci piring dan satu episode podcast—dalam waktu yang bersamaan.
Ini adalah sebuah gagasan yang sederhana. Saya akan menerangkan beberapa cara atau tips yang bisa diterapkan untuk melakukan pekerjaan cuci piring sambil mendengarkan podcast dengan maksimal. Sekali lagi, tips ini tidak akan berjalan kalau cuci piring di sungai.
Tips pertama
Saya menyarankan saudara-saudari semua untuk pakai celana bersaku. Ini berguna untuk tempat dudukan handphone supaya tidak terkena cipratan air. Pastikan sakunya nggak bolong, jangan sampai hapenya jatuh dan malah rusak. Tolong jangan menyepelekan hal ini karena saya pernah mengalaminya. Untung nggak rusak, cuman agak lecet.
Tips kedua
Kalau bisa pakailah earphone atau alat-alat semacamnya. Hal ini dimaksudkan agar kita bisa menyimak dengan saksama isi dari podcast-nya. Kalau memang nggak punya, silakan keraskan volume hape sampai mentok, taruh hape di saku dengan speaker menghadap ke atas (ke arah yang paling bisa dijangkau telinga). Mungkin suaranya tidak akan sejelas kalau kita pake earphone, tapi tetap bisa kok.
Tips ketiga
Sesuaikan durasi episode podcast sama dengan durasi lamanya kita mencuci piring. Saya sendiri mencuci piring sehari sebanyak satu kali dengan waktu rata-rata sekitar tiga puluh menit. Maka, saya perlu melihat podcast siapa-siapa sajakah yang memiliki durasi kurang-lebih setengah jam.
Untuk kalian yang kalau cuci piring gak mau lama-lama, saya menyarankan anda untuk mendengarkan Podnest oleh Ernest Prakasa, Rintik Sedu oleh Tsana, atau podcast DESTAnya Siapa? oleh Deddy Mahendra Desta. Semuanya berdurasi sekitar sepuluh sampai lima belas menit. Kalo yang nyuci piringnya lama banget kayak nunggu pandemi selesai, bisa dengarkan PORD oleh Raditya Dika, Podcast Awal Minggu oleh Adriano Qalbi, atau Podcast Deddy Corbuzier.
Mungkin kalian menganggap ini adalah hal sepele, tapi dengan cara inilah saya menjadikan kegiatan cuci piring menjadi pekerjaan yang tidak lagi dilakukan secara terpaksa. Untuk saya yang seorang anak muda yang sok sibuk dan pengin terus belajar, tidak ada lagi alasan kalau cuci piring buang-buang waktu. Dengar podcast sambil cuci piring rasanya kayak belajar hukum Archimedes, tapi langsung praktik ke air cucian.
BACA JUGA Radio yang Tidak Akan Pernah Terdisrupsi Oleh PodcastÂ
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.