Apa profesi impian mayoritas orang di daerah kalian? PNS? Ah, itu biasa. Di Cikarang, tempat asal saya, PNS bukan mimpi mayoritas orang. Cita-cita banyak orang di sini, termasuk buruh, adalah mendapatkan status karyawan tetap sebuah pabrik. Lebih spesifik: karyawan tetap (kartap) perusahaan besar.
Kami mengincar status kartap di Showa, Honda, Musashi, dan lain sebagainya. Kenapa status PNS nggak menarik bagi mayoritas buruh di Cikarang? Berikut alasannya.
Daftar Isi
Gaya karyawan buruh pabrik Cikarang yang dianggap keren ketimbang PNS
Sewaktu masih anak-anak, saya melihat gaya karyawan pabrik yang masih muda itu begitu keren. Rata-rata dari mereka memiliki motor yang terlihat mahal kayak Ninja, CBR, dan Yamaha R15. Belum lagi hapenya yang sering gonta-ganti. Begitu sederhana memang standar keren saya saat masih kecil
Melihat kenyataan seperti itu, banyak anak muda seangkatan saya di Cikarang bercita-cita menjadi kartap. Apalagi kamu bisa meraih status itu di usia muda tanpa perlu melalui perguruan tinggi. Kamu jadi nggak perlu mengeluarkan tenaga dan biaya untuk pendidikan tinggi. Apalagi harus repot mendaftar PNS.
Gaji tinggi yang lebih menarik ketimbang gaji PNS
Saya rasa, pendapatan kartap di Cikarang sudah lebih dari cukup. Tentu semua itu bisa terlihat dari harta benda yang mereka miliki. Salah satunya seperti yang sudah saya sebutkan tadi, yaitu kuda besi yang mereka tunggangi.
Upah Minimum Kabupaten (UMK) di Cikarang amatlah besar. Jumlahnya sebanyak Rp5.137.575,44. Ini UMK terbesar ketiga di Indonesia. Angkat tersebut hanya kalah dari UMK Kabupaten Karawang dan Kota Bekasi.
Itu baru UMK-nya, lho. Pendapatan seorang kartap buruh pabrik tentu bukan hanya dari gaji pokok saja. Ada tambahan dari pendapatan lembur yang umumnya dihitung per jam.
Baca halaman selanjutnya
Nggak malu-maluin di depan calon mertua
Di Cikarang, misal seseorang telah menjadi kartap, dia pasti pede menghadapi calon mertua. Di mata mertua yang orang asli Cikarang, derajat kartap itu mirip dengan status PNS di daerah lain. Bahkan, saya yakin ada calon mertua yang memandang derajat kartap lebih tinggi ketimbang PNS. Apalagi kartap yang punya posisi strategis di pabrik.
Pada intinya, status kartap sudah bisa menjadi modal awal untuk menghadap ke calon mertua. Nggak bakal malu-maluin banget. Potensi ditolaknya pun sangat rendah. Kecuali saingannya adalah anak orang tajir melintir, bisa-bisa dilepeh mentah-mentah status seorang kartap.
Pede di depan teman-teman
Sebelum merantau, dulu saya masih sering main dan nongkrong dengan teman-teman asal Cikarang. Terutama teman-teman sekolah dari SD hingga SMA. Nongkrong yang kami lakukan hanya sekadar nostalgia masa lalu. Masa di mana masalah hidup terberat hanya PR Matematika.
Dari sering main dengan teman-teman sekolah, saya jadi tahu perbedaan orang yang sudah dan belum menjadi kartap. Umumnya, orang yang belum jadi kartap masih belum pede dengan diri dan masa depannya. Sebaliknya, buruh pabrik yang sudah terangkat jadi kartap terlihat lebih pede di hadapan orang lain. Sampai-sampai ada yang kelewat pede dengan selalu menyelipkan tips dan trik sukses jadi kartap tiap nongkrong. Bahkan ketika nggak ada minta tips dan trik.
Nggak dipandang sebelah mata oleh masyarakat Cikarang
Berbagai hal di hidup kita pasti bakal kena nyinyir oleh tetangga rese. Mau itu hal baik, apalagi kalau buruk. Pekerjaan menjadi sesuatu yang tak jarang dinyinyirin oleh tetangga. Biasanya pekerjaan yang bakal dinyinyirin merupakan pekerjaan yang dianggap rendah oleh masyarakat.
Para tetangga rese di Cikarang tentu tak bisa nyinyirin profesi kartap. Pasalnya, kartap bukan profesi yang dapat dipandang sebelah mata oleh masyarakat, mirip PNS, lah. Lebih-lebih kartap yang bekerja di perusahaan besar. Mereka bisa saja “membeli” mulut-mulut yang mau atau sudah nyinyirin mereka.
Bisa dibanggakan orang tua, kayak status PNS
Dari sekian banyak alasan orang ingin jadi kartap, mungkin ini yang paling utama. Jadi kartap di Cikarang bisa membanggakan orang tua. Memang, orang tua di sana nggak punya harapan terlalu muluk-muluk. Cukup jadi kartap saja, kedua orang tua sudah senang.
Mengingat ketika jadi kartap, seseorang di Cikarang masa depannya sudah cukup terjamin. Pendapatannya lumayan banyak, cukup menghidupi dia dan keluarga kecilnya. Syukur-syukur ada yang bisa dikasih ke orang tua.
Begitu sekiranya alasan kartap jadi mimpi banyak buruh pabrik. Orang Cikarang benar-benar menerapkan prinsip hidup gantungkanlah mimpimu setinggi langit tapi langitnya harus terlihat dan dapat digapai.
Penulis: Ahmad Arief Widodo
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Sebagai Orang Asli Karawang, Saya Sangat Iri Sama Cikarang. Cuma Kecamatan, tapi Punya Rute KRL