Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Sebat

Cerita dari Halte Tentang Ibu dan Rokok

Kalis Mardiasih oleh Kalis Mardiasih
11 September 2019
A A
halte, ibu, rokok

halte, ibu, rokok

Share on FacebookShare on Twitter

Ibuku adalah mantan pedagang di halte bis kota yang tentu saja menjual rokok. Selain melewatkan masa kecil dengan menghapal nama-nama rute dan bus kota sebagai jawaban setiap orang yang datang tergopoh-gopoh dan bertanya apakah bis yang akan mereka naiki sudah lewat atau belum, aku juga bertumbuh sebagai anak yang hapal merk-merk rokok beserta harganya, baik harga plat-platan maupun harga ngecer. Kalau stok rokok di warung habis, tentu aku juga yang kulakan.

Aku mengenang merk rokok bagaikan merk produk barang yang lain: djarum super, sukun, sukun putih, gudang garam merah, mild, LA, wismilak, surya 16, juga beberapa merk rokok lokal super murah yang dibawa langsung oleh distributornya dari Kudus. Semua kuhapal di luar kepala agar transaksi ke transaksi berlangsung cepat.

Pedagang sejenis ibuku yang merupakan pedagang kecil di halte adalah pedagang yang menggantungkan kehidupan kepada penjualan rokok dan es teh. Dua hal itu lah yang keuntungannya bisa dihitung dan langsung kelihatan. Tentu saja aku tidak merokok karena terpapar sejenis kepercayaan bahwa merokok itu aktivitas laki-laki dewasa. Tapi, setiap ada orang yang beli rokok, tentu saja aku senang karena itu artinya, kami bisa punya uang.

Halte tempat ibuku berdagang, halte depan PLN Blora, adalah halte yang ramai disinggahi anak-anak SMA yang pulang sekolah. Saya tidak tahu sejak kapan anak-anak sekolah itu terpapar rokok. Pemahaman masa kanak-kanak saya menganggap rokok sebagai bahasa persahabatan anak laki-laki hahaha… Anak-anak itu biasanya juga beli rokok eceran di warung Ibu.

“Super, 2 biji.”

Lalu, satu batang mereka nyalakan. Satu batang dimasukkan ke kantong atau dipasang di telinga. Anak-anak SMA ini sering sekali ngutang ke Ibu. Sepuluh sampai lima belas tahun kemudian, alias hari ini ketika Ibu tidak lagi jualan di halte, terkadang Ibu bertemu dengan anak-anak SMA pengutang rokok yang profesinya macam-macam. Ada yang jadi sales biskuit, security bank, sampai pebisnis di pasar kota.

“Mak, isih eling aku?” | Mak, masih ingat sama saya?

“Sapa kowe?” | Siapa kamu?

Baca Juga:

5 Privilese Ngekos Bareng Ibu Kos yang Banyak Orang Nggak Tahu

4 Hal Menyebalkan yang Membuat Ibu-ibu Kapok Pergi ke Posyandu

“Halah. Bambang! Cah Todanan. Mbiyen sing gawene utang rokok ning sampeyan. Ketoke ya ana sing durung tak bayar lho.” | Halah. Bambang! Anak Todanan (nama satu kecamatan di Kota Blora). Dulu saya suka utang rokok di warung sampeyan. Sepertinya ada juga yang belum saya bayar lho sampai sekarang.

Lalu, si Mak Ni, ibuku itu, berpelukan dengan anak-anaknya itu.

Cerita-cerita persaudaraan dari halte memang selalu manis. Ada seorang nenek-nenek yang sampai hari ini masih sering mampir ke rumah untuk sekadar mengantar kerupuk dagangannya. Nenek tua itu, belasan tahun lalu kehabisan bus menuju Randublatung. Oleh Ibu, ia diminta menginap di rumah dulu karena hari sudah jelang malam. Pertolongan yang semalam saja itu membuatnya masih mengunjungi rumah kami sampai berbelas tahun kemudian untuk menghadiahi kami kerupuk pasir. Barang remeh yang sebetulnya bisa kami beli sendiri.

Ada juga cerita soal Yu Parinah. Yu Parinah adalah tukang sapu jalanan. Dulu, honor Yu Parinah amat kecil. Jadwal menyapunya adalah tepat tengah hari. Tiap kehausan, ia mampir warung Ibu untuk meneguk es teh. Ibu tidak membolehkannya membayar. Lama-lama, mereka sangat akrab seperti saudara. Sekarang Yu Parinah masih menyapu jalanan, tapi statusnya sudah pegawai negeri. Tiap musim panen, ia ke rumah membawakan panenan nangka dan ketela.

Rokok sering sekali jadi ramai. Yang terakhir adalah soal ketakutan anak-anak terpapar merk rokok yang jadi sponsor kegiatan olahraga. Aku tidak terlalu mengikuti kajian soal rokok, jadi tidak tahu menahu soal riset-riset terkini.

Hanya saja, kasus yang terakhir itu bagiku lucu sekali. Lembaga kasih pembinaan tapi tidak boleh muncul merknya. Itu pun nama merknya sebetulnya adalah nama lembaganya, bukan produknya.

Padahal, kalau mau niat membatasi, harusnya ya ini tugas Pemerintah. Bagaimana agar anak-anak SMA yang dulu ngutang rokok di Ibuku itu tidak bisa lagi beli rokok karena ada aturan pembatasan umur, misalnya. Bagaimana agar pembelian rokok tidak bisa ngecer, misalnya.

Ada banyak bentuk regulasi yang mungkin bisa dibikin seharusnya.

Omong-omong, di sudut-sudut perkampungan, ada banyak pertunjukan (dangdut) koplo dengan penyanyi sangat seronok dan pertunjukan itu bebas diakses anak-anak. Saya juga tahu hal tersebut dari Youtube.

Orang kota dengan standar moral progresip pasti berpikir bagaimana orang tua bisa membiarkan anak-anak nonton pertunjukan saweran sambil maju mundur begitu. Tapi mereka sering lupa kalau soal-soal yang sifatnya standar seringkali tidak sama. Ruang yang melingkupi anak-anak di kota pinggiran itu juga berbeda hehe.

He he.

[[Catatan besar-besar: Saya nggak dibayar siapa pun. Ini cuma status iseng yang sifatnya #mengenangkemiskinan saat transit lama nunggu flight lanjutan]]

BACA JUGA Patenkan Aja Nama Anak Kamu, Biar Malu Sendiri atau tulisan Kalis Mardiasih lainnya. Follow Facebook Kalis Mardiasih.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 12 Januari 2022 oleh

Tags: ceritaIbuRokok
Kalis Mardiasih

Kalis Mardiasih

ArtikelTerkait

Memberi Tempat Bagi Remaja untuk Bicara Soal Rokok (Unsplash)

Memberi Tempat Bagi Remaja untuk Bicara Soal Rokok

9 Desember 2022
vapers

Cukai Rokok Bikin Naik Harga dan Perokok yang Dibully Vapers

9 Oktober 2019
harga rokok naik cukai rokok perokok di kafe buang puntung sembarangan padahal udah ada asbak mojok.co

Kenaikan Cukai Rokok Adalah Satu-satunya Hal yang Bisa Membuat Proletar dan Borjuis Bersatu

15 Desember 2020
Merebaknya Rokok Rasa Teh Manis, Bukti FOMO Juga Menjangkiti Industri Rokok

Merebaknya Rokok Rasa Teh Manis, Bukti FOMO Juga Menjangkiti Industri Rokok

16 Mei 2023
Pengalaman 2 Tahun Mengisap Rokok Herbal: Lho kok Sehat Beneran?

Rokok Sehat Tentrem Ternyata Bikin Sehat Beneran

13 Juni 2022
Esse Honey Pop: Pilihan Tepat bagi Kalian yang Pengin Mencoba Rokok Rasa-rasa

Esse Honey Pop: Rokok Rasa-rasa Paling Enak

4 Januari 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

18 Desember 2025
Bangsring Underwater, Surga Wisata Bawah Laut Banyuwangi yang Tercoreng Pungli

Bangsring Underwater, Surga Wisata Bawah Laut Banyuwangi yang Tercoreng Pungli

15 Desember 2025
Mio Soul GT Motor Yamaha yang Irit, Murah, dan Timeless (Unsplash) yamaha mx king, jupiter mx 135 yamaha vega zr yamaha byson yamaha soul

Yamaha Soul Karbu 113 cc: Harga Seken 3 Jutaan, tapi Konsumsi BBM Bikin Nyesek

17 Desember 2025
Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.