Kandungan vitamin dalam buah carica cukup banyak. Ada vitamin B, C, E, dan karotenoid (provitamin A). Vitamin-vitamin tersebut bermanfaat sebagai antioksidan tubuh dan dapat menangkal radikal bebas penyebab kanker. Selain itu, dalam buah ini juga terdapat kandungan enzim papain yang memiliki kemampuan mempercepat proses pencernaan tubuh serta dapat dijadikan sebagai obat untuk sembelit.
Di Kabupaten Wonosobo sendiri buah ini menjadi bahan dasar berbagai olahan. Mulai dari sirup, manisan, selai, hingga keripik dan dodol carica kini tersedia. Buah ini juga bisa diolah menjadi minuman yang segar dan cocok dijadikan pelepas dahaga.
Kurang populer
Sayangnya, buah khas Dieng ini kurang populer di telinga masyarakat Indonesia, apalagi di kalangan Gen Z. Sebab, buah ini memang nggak bisa dimakan langsung dan harus melalui proses pengolahan terlebih dulu baru bisa dinikmati.
Bahkan konon pada tahun 1970-an, limpahan buah carica di lembah Dieng begitu banyak dan dibiarkan terbuang begitu saja. Sebab, buah ini nggak bisa dikonsumsi secara langsung. Hingga akhirnya muncul ide membuat berbagai olahan dari buah carica seperti sirup, dll.
Buah yang tadinya terpinggirkan ini pun akhirnya terselamatkan dari kesia-siaan. Kini, carica bahkan bisa menghidupi masyarakat di sekitar Wonosobo. Bahkan, penjualan olahan carica sudah sampai ke luar negeri, lho!
Begitulah kisah buah carica, buah mungil khas Dieng, Wonosobo. Dari carica kita belajar bahwa kita bisa terus bertumbuh meski awalnya terasa sia-sia. Siapa sangka ke depannya malah jadi manfaat bagi banyak orang?
Penulis: Muchlis Amin
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 3 Tips Berwisata ke Dieng agar Berkesan dan Nggak Zonk.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.