Pertanyaan saat interview kerja dari HRD, sulit dimungkiri, memang sering membikin para pelamar kerja jadi linglung. Apalagi bagi mereka yang minim persiapan, bengong sesaat sudah pasti menjadi momen menyebalkan yang sulit ditepis. Salah satu pertanyaan yang dimaksud adalah tentang motivasi kerja.
Sebagian pencari kerja merasa bahwa, pertanyaan soal motivasi saat interview kerja nggak penting-penting amat. Sebab, nggak sedikit yang berpikir bahwa, “Ya, kalau lagi cari kerja, sudah tentu motivasinya agar bisa bekerja dan dapat penghasilan, lah! Pakai ditanya segala.” Padahal ya nggak sesederhana itu.
HRD butuh informasi tentang dirimu
Ada hal lain yang pengin diketahui lebih dalam oleh HRD ketika interview kerja. Mulai dari cara pandangmu dan bersikap jika ada kesulitan, etos kerja, serta cara menghadapi dinamika dunia kerja yang sering membikin mumet. Lebih jauh lagi, apa yang dirimu sudah persiapkan agar bisa mencapai target saat diterima bekerja.
Jika ingin mengetahui jawaban dari motivasi dalam bekerja lebih dalam, sebetulnya sudah ada dalam diri, pikiran, dan angan kita masing-masing. Jadi, nggak perlu repot-repot cari kunci jawaban, nanya ke teman, bahkan minta template ke praktisi HRD ketika interview kerja. Ngapain? Jawaban yang terkesan maksa dan mengada-ada, alih-alih ingin mencuri perhatian HRD, malah akan mendapat pertanyaan probing yang membikin kita sulit memberi jawaban tambahan.
Bagi yang masing bingung soal motivasi dalam bekerja, ada sedikit insight yang bisa diterapkan. Disadari atau tidak, secara umum, motivasi para pencari kerja dalam bekerja atau mendapatkan pekerjaan (baru) bisa dibagi menjadi empat kategori.
#1 Mereka yang punya prinsip, “Yang penting dapat kerja, biar ada pengalaman dan/atau penghasilan lebih dulu.”
Seandainya kalian punya prinsip ini, nothing to lose boleh. Namun, saat mengikuti proses interview kerja, tetap perhatikan aturan main dengan baik. Jangan serampangan dan terkesan bodo amat selama mengikuti proses. Sekalipun sudah diterima bekerja, teliti kembali kontrak kerja. Jangan sampai terlena karena sudah diterima kerja, lantas mengabaikan kewajiban dan hak yang didapat nantinya.
Untuk kalian yang punya motivasi ini, sudah jelas bahwa modal awalnya adalah antusias selama mengikuti proses. Saat ditanya apa motivasimu dalam bekerja, salah satu yang bisa dijelaskan adalah, apa yang menjadi harapan dalam jangka pendek dan panjang. Apa yang membuat kalian harus bekerja, agar harapan tersebut bisa diwujudkan.
#2 Orientasi benefit (kenaikan gaji, tunjangan, dsb.)
Kita sama-sama sepakat bahwa, baik fresh graduate maupun yang sudah punya pengalaman, akan selalu ada mereka yang berorientasi pada benefit. Berapa gaji pokoknya? Ada tunjangan-insentif-bonus-makan-transportasi, nggak? Dapat asuransi swasta, nggak? Dan seterusnya, dan seterusnya.
Apakah hal ini salah? Tentu saja tidak. Mereka yang berorientasi pada benefit apa yang akan didapat di suatu kantor (atau calon kantor baru), akan selalu bertaruh dengan kemampuan dan/atau pengalaman yang dimiliki. Motivasinya jelas dan lebih mudah untuk diutarakan. Sebab, banyak HRD maupun perusahaan sudah paham akan hal ini.
Tinggal bagaimana cara mengutarakannya dengan baik ketika interview kerja. Jangan terlalu fokus pada poin, “Alasan saya pindah karena pengin naik gaji, Pak/Bu.” Imbangi dengan menyampaikan kemampuan yang dimiliki, apa yang bisa diberikan kepada calon perusahaan, serta gambaran strategi seperti apa yang akan dirancang jika diberi kesempatan bergabung.
#3 Peluang jenjang karier yang terbuka
Jangan heran jika ada kerabat atau pelamar kerja yang rela turun gaji di waktu tertentu, untuk mendapatkan posisi yang lebih baik di kantor lain. Realitasnya, ada tipe pekerja seperti ini. Berani berinvestasi terhadap posisi atau suatu jabatan. Sehingga, di waktu mendatang, bisa memperkirakan waktu yang tepat untuk mendapatkan benefit yang berlipat.
Jawaban soal motivasi ketika interview kerja? Mudah saja. Tipe pencari kerja seperti ini, biasanya akan cukup mudah memaparkan visi-misinya selama bekerja. Mengetahui timeline yang harus dicapai, proses yang harus ditempuh, sampai mendapat apa yang diinginkan.
#4 Lingkungan kerja yang nyaman
Kalian nggak perlu khawatir atau merasa nggak percaya diri jika punya motivasi ingin bekerja di lingkungan kantor yang nyaman. Bukan berarti santai dan maunya leha-leha, ya. Makna nyaman di sini, tentu bersifat subjektif. Apakah jam kerjanya fleksibel, apakah bisa bekerja remote (WFH atau di mana saja), dan lain sebangsanya. Sekali lagi, ini pilihan masing-masing pencari kerja.
Saat interview kerja, jujur dan sampaikan saja jika motivasi sekaligus harapan dalam bekerja adalah mencari kantor dengan kriteria seperti yang sudah disebutkan. Perkuat dengan alasan yang dimiliki secara aktual. Toh, kantor yang merasa cocok dengan kalian yang punya motivasi kerja seperti ini, akan antusias menyampaikan bahwa, mereka punya visi yang sama.
Pertanyaannya, apakah keempat motivasi sekaligus harapan tersebut bisa didapat di satu perusahaan yang sama? Bisa saja dan pasti ada. Namun, sebagaimana karyawan, tidak ada perusahaan yang sempurna.
Kalau ada, jumlahnya satu dari sekian banyak. Jadi, akan lebih baik fokus kepada harapan, motivasi, dan tujuan yang ingin didapat di perusahaan yang dituju. Hal tersebut juga akan memudahkan para pencari kerja, dalam menjawab pertanyaan, “Apa, sih, motivasimu dalam bekerja?” saat interview kerja.
Penulis: Seto Wicaksono
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Panduan Wawancara Kerja Bagi yang Kualifikasinya Dianggap Overqualified oleh HRD