• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Media Sosial

Petisi Kembalikan WFH, Bukti Nyata Warga Lelah dengan Drama Ibu Kota

Anisa Cahyani oleh Anisa Cahyani
8 Januari 2023
A A
Petisi Kembalikan WFH, Bukti Nyata Warga Lelah dengan Drama Ibu Kota Terminal Mojok

Petisi Kembalikan WFH, Bukti Nyata Warga Lelah dengan Drama Ibu Kota (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Belakangan ini jagat dunia maya diramaikan kembali dengan adanya petisi di change.org yang memuat suara terkait penerapan kembali WFH. Bukannya tanpa alasan, petisi ini dibuat sebab WFH dinilai lebih efisien karena tidak menimbulkan kemacetan, polusi, dan masalah lainnya seperti ban bocor, kehujanan, ketinggalan angkutan umum, kehabisan bensin, dan masih banyak lagi. Lebih lanjut, petisi ini sudah ditandatangani oleh puluhan ribu orang yang memang lebih menyetujui penerapan kembali WFH.

Petisi yang dibuat oleh Riwaty Sidabutar ini tentu menuai berbagai reaksi dari warganet. Ada yang setuju karena merasa jenuh dengan permasalahan yang datang saat harus sampai ke kantor, ada pula yang lebih setuju jika penerapan WFO diimbangi dengan sistem WFH, maksudnya adalah agar tercipta suatu keseimbangan atau bahasa bekennya work life balance. Riwaty sendiri berargumen dalam pendapatnya bahwa dirinya sudah lelah dengan kondisi hujan yang menyebabkan kemacetan, jarak tempuh yang sangat jauh hingga 20 kilometer, belum lagi fisik yang pasti sudah tidak fit saat sampai ke tempat kerja.

Sebelumnya, saat COVID-19 melanda, Indonesia memang beberapa kali menerapkan kebijakan Permberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), contohnya PPKM Jawa-Bali dan PPKM level 1 hingga 4. Alhasil, dari adanya kebijakan tersebut menyebabkan beberapa sektor perekonomian dan bisnis lumpuh.

Para pekerja yang awalnya harus berangkat ke kantor atau perusahaan tempat mereka mencari nafkah, harus mengerjakan pekerjaannya di rumah. Terjadi perubahan dalam pola hidup yang signifikan. Mereka yang bekerja dari rumah harus beradaptasi dengan keadaan tersebut. Bukan hanya selama sebulan, keadaan ini terus berjalan selama lebih dari satu tahun.

Kalau menurut seorang ahli psikologi ternama asal Amerika Serikat, Susan Albers Psy.D., bekerja dari rumah cenderung sulit untuk dilakukan sebab dapat menimbulkan perasaan stres berkepanjangan dan berdampak kepada mental seseorang. Rumah yang awalnya diperuntukkan menjadi tempat istirahat dari penatnya seharian melakukan pekerjaan serta aktivitas luar ruangan, tiba-tiba beralih fungsi dan ikut menjadi tempat penghasil stres.

Di sisi lain, melakukan pekerjaan dari rumah cenderung dianggap lebih fleksibel sehingga jam kantor yang awalnya hanya dua belas jam bisa overtime terus-menerus. Jam kerja yang tidak menentu ini juga menjadi faktor yang menyebalkan bagi para pekerja. Misalnya saja, ada beberapa kejadian saat waktu telah menunjukkan tengah malam, tiba-tiba pekerja ditelepon bos karena masalah kerjaan.

Sebenarnya terdapat alternatif lain jika memang perusahaan tidak bisa kembali menerapkan sistem WFH untuk beberapa jenis profesi tertentu. Contohnya saja negara Brasil yang menerapkan sistem hybrid working atau Work From Anywhere (WFA) pada instansi pemerintahannya. Sistem WFA merupakan sistem yang menggabungkan WFO dengan WFH sehingga pekerja lebih fleksibel dalam menyelesaikan tugas-tugasnya dari mana saja, tetapi dengan tetap bisa kembali ke kantor untuk urusan tertentu sehingga lebih efektif.

Penerapan WFA dapat sangat berguna baik di sisi pekerja maupun untuk perusahaan itu sendiri. Contohnya adalah penggunaan fasilitas kantor yang memakan sumber daya dapat dikurangi sehingga beban pembiayaan dapat dialokasikan untuk kesejahteraan pekerja. Di lain sisi, pekerja dapat bebas mengeksplor dirinya untuk lebih kreatif dan produktif dengan tidak terhalangi lelahnya perjalanan menuju kantor yang mengharuskan mereka berperang dengan permasalahan kota besar setiap harinya.

Kembali lagi pada petisi yang diusung oleh Riwaty, beberapa tanggapan yang muncul diperkuat dengan argumen bahwa mereka lebih merasa produktif, pede, aman, dan nyaman bekerja di rumah. Keadaan pandemilah yang membentuk penyesuaian pola hidup mereka sehingga menilai kembali bekerja di kantor seperti sedia kala cukup menguras energi. Kebanyakan dari mereka yang menentang kebijakan WFO 100% meminta pemerintah untuk mengkaji ulang aturan tersebut.

Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, sebelumnya juga berpendapat bahwa sejatinya dirinya pun pernah menyarankan khususnya kepada warga DKI Jakarta untuk tetap bekerja remote dari rumah demi menghindari kemacetan yang menjadi penyakit Jakarta sepanjang tahun. Kondisi ini juga cukup memprihatinkan, mayoritas pekerja di Jakarta justru adalah commuter yang harus siap bolak-balik puluhan kilometer sepanjang Jabodetabek. Ironisnya pula, mereka berangkat saat matahari belum muncul, pulang saat matahari sudah hilang tenggelam.

Memang, untuk memilih akan menerapkan sistem mana yang lebih baik dan cocok untuk para pekerja tidak bisa sembarangan dilakukan. Misalnya saja untuk pekerja yang berada di sektor pelayanan kesehatan, mereka harus tetap stand by di kantor dan harus iri hati dengan mereka yang bisa kerja sambil healing. Entah bagaimana akhirnya, yang jelas, petisi soal mengembalikan WFH adalah bukti nyata bahwa warga sudah lelah dengan drama di ibu kota.

Penulis: Anisa Cahyani
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA WFH Itu Menyenangkan, tapi Tidak untuk Warga Kabupaten.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 9 Januari 2023 oleh

Tags: ibu kotajabodetabekJakartapetisiwfh

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Anisa Cahyani

Anisa Cahyani

Mahasiswi ilmu hukum Universitas Negeri Semarang.

ArtikelTerkait

Ibu Kota Jawa Timur Boleh Pindah ke Mana Saja, Asal Nggak ke Lamongan

Ibu Kota Jawa Timur Boleh Pindah ke Mana Saja, Asal Nggak ke Lamongan

25 Maret 2023
Ruwetnya Jakarta bagi Warga Pemalang yang Sudah Lama Tinggal di Solo dan Jogja

Ruwetnya Jakarta bagi Warga Pemalang yang Sudah Lama Tinggal di Solo dan Jogja

21 Maret 2023
Bondowoso, Sebaik-baiknya Kandidat Ibu Kota Jawa Timur

Bondowoso, Sebaik-baiknya Kandidat Ibu Kota Jawa Timur

15 Maret 2023
5 Spot Foto Outdoor Paling Instagrammable di Jakarta Saat Ini

5 Spot Foto Outdoor Paling Instagrammable di Jakarta Saat Ini

8 Maret 2023
Mengapa Bu Risma Dipuja Warga Surabaya, tapi Sering Dirujak Netizen di Ibu Kota?

Mengapa Bu Risma Dipuja Warga Surabaya, tapi Sering Dirujak Netizen di Ibu Kota?

2 Maret 2023
4 Kebiasaan Pengendara Motor di Jakarta yang Menjengkelkan

4 Kebiasaan Buruk Pengendara Motor di Jakarta, Bikin Jengkel Orang Lain

28 Februari 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
4 Alasan Nasi Goreng Pinggir Jalan Lebih Enak daripada Nasi Goreng Rumahan Terminal Mojok

Mengungkap Misteri Nasi Goreng Pinggir Jalan Lebih Enak daripada Nasi Goreng Rumahan

Tips Menjawab Motivasi dari HRD saat Interview Kerja Bagi Pencari Kerja (Unsplash)

Cara Mudah Menjawab Pertanyaan Tentang Motivasi Kerja saat Interview Kerja dari HRD

Good Day Duet: Terobosan yang Nyusahin

Good Day Duet: Terobosan yang Nyusahin

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

Surat Cinta untuk Walikota: Pak, Malang Macet, Jangan Urus MiChat Saja!
Pojok Tubir

Mati Tua di Jalanan Kota Malang

oleh Mohammad Faiz Attoriq
28 Maret 2023

Lama-lama, kelakar mati tua di jalanan Kota Malang itu nggak lagi jadi guyonan, tapi risiko yang menjelma jadi nyata.

Baca selengkapnya
Pantes Nissan Evalia Nggak Laku di Indonesia, Desainnya Aneh!

Pantes Nissan Evalia Nggak Laku di Indonesia, Desainnya Aneh!

28 Maret 2023
Derita Pemilik Honda CS1, Mulai dari Biaya Servisnya Mahal Sampai Disinisin Montir di Bengkel

Derita Pemilik Honda CS1, dari Biaya Servis yang Mahal Sampai Disinisin Montir di Bengkel

25 Maret 2023
Pengalaman Saya Naik ATR 72, Pesawat Baling-baling yang Katanya Berbahaya

Pengalaman Saya Naik ATR 72, Pesawat Baling-baling yang Katanya Berbahaya

23 Maret 2023
Angkringan Memang Murah, tapi Bukan Pilihan Terbaik Buat yang Makannya Banyak Kayak Saya

Angkringan Memang Murah, tapi Bukan Pilihan Terbaik Buat yang Makannya Banyak Kayak Saya

28 Maret 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=_zeY2N8MAE4

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Sapa Mantan
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!