Salah satu hal yang paling banyak dikeluhkan oleh penulis atau orang yang mengaku-aku penulis adalah soal ide. Mereka bertanya-tanya bagaimana caranya mendapat ide tulisan segampang mencari rumput di sabana. Sebagian mereka bertanya soal itu dengan mimik muka serius seolah-olah ketiadaan ide bakal membuat mereka mati beberapa detik kemudian. Sebagian lagi bertanya setengah serius karena mereka tak sungguh-sungguh ingin mengetahuinya.
Pada kesempatan ini, saya selaku orang yang suka menulis tapi masih kurang sreg disebut “penulis” akan membocorkan beberapa cara agar Anda, para penulis sekalian, tidak kelimpungan menemukan ide tulisan. Poin-poin yang akan saya sebut barangkali pernah Anda dengar, tidak istimewa, atau terkesan mengada-ada. Saya memang tak hendak menyuguhkan sesuatu yang spesial, yang akan membuat pembaca langsung takjub atau memuji nama saya 24 jam penuh.
Ini adalah sesuatu yang biasa-biasa saja, sesuatu yang mungkin akan Anda lupakan dalam sekejap, tak akan terpatri abadi di hati. Lagi pula “menulis adalah kerja untuk keabadian” terdengar seperti nonsens. Tapi tak apalah. Sila Anda baca dengan saksama maupun tak saksama. Tak perlu dicatat apalagi dihafal karena ini bukan omongan bos tatkala rapat, bukan pula ayat Al-Quran. Mari….
#1 Simak Google Trends, trending topic di Twitter, dan artikel-artikel terpopuler di media daring
Google, mesin pencari terbesar sedunia, punya lini khusus untuk memudahkan Anda mengetahui info-info terkini yang populer. Anda akan tahu apa saja yang sedang banyak orang bicarakan dan menjadi pusat perhatian. Anda bisa klik https://trends.google.com untuk mengetahui apa yang paling banyak warganet sejagat raya cari di sana. Semesta Twitter juga menyediakan fitur Trending Topic untuk menemukan topik apa yang lagi hangat-hangat pelukan kekasih. Di Twitter, Anda bahkan bisa tahu apa yang lagi dibicarakan orang Puerto Rico atau Accra tanpa harus pergi ke Afrika dan Amerika.
Media-media daring semisal Detik, Tirto, Kumparan, hingga Mojok juga menampilkan tulisan terpopuler per harinya. Tulisan-tulisan terpopuler itu bisa Anda baca dan ikuti, bukan hanya sebagai pemantik ide, tapi juga jalan pintas menjadi pribadi yang senantiasa terbarukan.
#2 Stalking akun-akun shitpost dan meme
Suatu kali Jokowi menyarankan agar universitas di Indonesia membuat fakukltas media sosial dan jurusan meme. Itu menandakan apa? Bukan, bukan menandakan bahwa presiden kita kerap membahas hal-hal tak penting. Mana pernah Jokowi melakukan hal-hal unfaedah? Itu menandakan bahwa eksistensi meme—dan tentu shitpost—tak patut dipandang sebelah mata. Keduanya bisa menghibur, membuat kita menertawakan dunia sepuas-puasnya, dan mendatangkan ide tulisan. Soal meme musyawarah nasional PAN yang ricuh, misalnya. Bukankah itu salah satu pelecut Agus Mulyadi bisa menulis esai kocak yang bahkan dipuji seorang Nezar Patria? Untuk itulah, mulai dari sekarang, Anda perlu memperbanyak stalking akun-akun shitpost dan meme.
#3 Rajin baca komentar warganet
Tahukah Anda, kehadiran kolom komentar adalah berkah yang tepermanai. Kita layak mengaturkan puja-puji dan berjuta terima kasih kepada orang pertama yang mencetuskan ide pengadaan kolom komentar di medsos-medsos dan situs web. Di kolom komentar, kita seperti makan permen Nano Nano—rame rasanya. Kita bisa dibuat nyengir, terbahak, kesal, sedih, hingga merasa tercerahkan. Pernahkah Anda membayangkan situs Mojok tanpa kolom komentar? Saya jamin Mojok tak akan semaju sekarang kalau kolom komentar tak pernah ada.
Di kolom komentar, kita bisa mendapatkan banyak kejutan yang meletup-letup. Dan ini adalah kabar gembira buat Anda, para penulis yang semoga senantiasa dirahmati Allah. Cobalah Anda langsung simak kolom komentar tulisan terpopuler sepanjang masa di Mojok, “Sidang MK Hari Ini Akhirnya Membuat Jokowi Menangis”. Ada lebih dari 3.000 komentar di sana, 3.000+ komentar yang bisa Anda buat jadi 3.000+ tulisan, asalkan Anda mau sedikit berpikir kreatif. Salah satu komentar berbunyi begini: “Saya ikut deg-degan, panik, dan cemas….” Itu bisa Anda ubah ke dalam bentuk tulisan berjudul “Kiat Membuat Orang Panik dan Cemas ala Agus Mulyadi”. Ada 2.999+ komentar lagi yang bisa Anda jadikan bahan tulisan.
#4 Menyimak obrolan di grup WhatsApp
Sebagian besar percakapan di grup WhatsApp memang tak berguna dan karena itulah saya membisukan kebanyakan grup WhatsApp yang saya ikuti. Namun, setelah saya pikir-pikir, agaknya kelewat ceroboh menganggap grup-grup WhatsApp beserta segala obrolan di dalamnya tidak berfaedah. Ternyata obrolan di grup WhatsApp ada pula faedahnya, di antaranya sebagai ide tulisan.
Saya sering melihat teman segrup yang doyan nge-share meme-meme jadul (seolah-olah di tempat dia berada, waktu terlambat bergerak selama tiga bulan) dan teman segrup yang muncul di grup cuma dalam bentuk stiker alias nggak pernah memanfaatkan emot atau tulisan. Dua hal itu dan hal-hal unik lainnya yang kita temukan di grup WhatsApp bisa diangkat menjadi topik tulisan. Bagaimana caranya? Tambahkan saja frasa “Menebak Isi Kepala” + masalah yang akan dibahas. Umpamanya “Menebak Isi Kepala Orang yang Sering Nge-share Meme Jadul di Grup WhatsApp” atau “Menebak Isi Kepala Orang yang Cuma Nyebar Stiker di Grup WhatsApp”. “Menebak Isi Kepala” hanya contoh, Anda bisa mengubahnya menjadi “Menebak Isi Kolor”, “Menebak Isi Usus Dua Belas Jari”, dan lain sebagainya.
***
Sebenarnya saya masih bisa menyebutkan 927 cara lain mendapatkan ide tulisan bermodal kuota internet 100 MB (atau kurang dari itu). Tapi cukuplah empat saja karena berlebihan bukanlah hal baik dan empat adalah angka baik. Anda bisa melakukan empat cara di atas sekarang juga, tanpa perlu kuota banyak-banyak. Jadi, tidak lagi ada alasan “kehabisan ide” dan semacamnya. Lagi pula, tanpa kuota internet sebetulnya kita juga bisa mendapatkan ide tulisan. Misalnya dengan mengamati kendaraan yang berlalu-lalang di jalanan atau memperbanyak ngaca atau memperbanyak istigfar karena boleh jadi dosa-dosa Anda yang membuat Anda kesulitan mendapatkan ide tulisan. Astaghfirullah.
BACA JUGA 5 Keutamaan Menjadi Pembaca Mojok yang Tak Bakal Anda Temukan di Kitab Fadhail A’mal dan tulisan Erwin Setia lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pengin gabung grup WhatsApp Terminal Mojok? Kamu bisa klik link-nya di sini.