Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Buku

Mereka Sibuk Menghitung Langkah Ayam: Menjelajahi Reportase Beragam Kisah Bersama Cak Rusdi

Utamy Ningsih oleh Utamy Ningsih
31 Mei 2022
A A
Mereka Sibuk Menghitung Langkah Ayam Menjelajahi Beragam Reportase Bersama Cak Rusdi Terminal Mojok

Mereka Sibuk Menghitung Langkah Ayam Menjelajahi Beragam Reportase Bersama Cak Rusdi (bukumojok.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Judul: Mereka Sibuk Menghitung Langkah Ayam
Penulis: Rusdi Mathari
Penerbit: Buku Mojok
Tebal Halaman: 214 Halaman
Tahun Terbit : 2022

Adalah cerita tentang Cak Dlahom—yang tayang di Mojok.co—yang menjadi titik awal perkenalan saya dengan tulisan karya Rusdi Mathari atau yang juga dikenal dengan nama Cak Rusdi. Setelah menyantap kisah tentang Cak Dlahom yang kemudian dibukukan dengan judul Merasa Pintar Bodoh Saja Tak Punya, selanjutnya saya membaca buku karya beliau lainnya. Satu di antaranya adalah buku berjudul Mereka Sibuk Menghitung Langkah Ayam, buku yang baru saja dicetak ulang setelah terbit pertama kali pada tahun 2018 yang lalu.

Mereka Sibuk Menghitung Langkah Ayam adalah sehimpun reportase milik Cak Rusdi yang berisi sembilan belas naskah dan ditulis dalam rentang tahun 2007 hingga 2014.

Selain tampilan kovernya, yang juga berbeda dibanding cetakan sebelumnya adalah urutan daftar isi. Jika dalam cetakan sebelumnya hanya terdiri dari dua bab, dalam cetakan terbaru, tulisan-tulisan yang ada dibagi menjadi tiga bab dengan urutan judul yang juga berbeda dari cetakan sebelumnya.

Sebagai pembuka, ada naskah reportase seputar peristiwa kematian Munir, lengkap dengan munculnya sejumlah nama serta rentetan kejadian yang bikin “merinding” yang berhubungan dengan peristiwa tersebut.

Lalu dilanjut dengan tiga tulisan yang mengupas perihal penangkapan Antasari Ashar. Drama penangkapan Antasari Ashar memang menjadi salah satu kasus hukum di Indonesia yang “menggelitik”. Sampai sekarang, kasus intrik politik antara Antasari Ashar dengan lawan politiknya ini masih biasa dibahas tipis-tipis. Ketika di Makassar terjadi kasus pembunuhan yang katanya juga bermotif cinta segitiga, kasus Antasari Ashar ini kembali disinggung oleh segelintir orang.

Selain reportase perihal kasus tersebut yang terbilang menarik untuk dibaca, pengalaman Cak Rusdi saat melakukan liputan pun tidak kalah mengejutkan. Pasalnya, saat lagi panas-panasnya kasus tersebut, Cak Rusdi sempat dilobi untuk membongkar aib salah satu pihak. Idealisme Cak Rusdi sebagai jurnalis yang berdedikasi, dicoba untuk dibeli. Hasilnya? Cak Rusdi menolak!

Tulisan selanjutnya ada reportase tentang Dukuh Santren yang kesulitan mengakses aliran listrik dari PLN padahal letaknya sangat dekat dengan jalan raya yang tidak pernah sepi. Miris, bukan?

Baca Juga:

Mindfulness Parenting Mengajari Saya untuk Tidak Menurunkan Trauma kepada Anak Masa Depan Saya

Kabar Buruk Hari Ini: Perjalanan Seorang Mawa Kresna Selama Menjadi Jurnalis

Sebagai penutup bab pertama, ada tulisan berjudul Benarkah Mereka Pelaku Sodomi di JIS? yang membahas tentang kasus sodomi terhadap siswa di Jakarta International School (JIS). Reportase ini menghadirkan kisah memilukan tentang orang-orang kalangan bawah—dan tak berdaya—yang telanjur di-cap sebagai pelaku.

Bab kedua buku Mereka Sibuk Menghitung Langkah Ayam isinya lebih beragam dan cenderung lebih ringan dibanding dua bab lainnya. Di dalam bab kedua, ada tulisan serius seputar monopoli bioskop dan sedikit hal tentang Kota Solo di bawah kepemimpinan Jokowi.

Lalu, ada tulisan hiburan dari Cak Rusdi sebagai seorang fans tentang musisi idolanya, grup rock God Bless. Selain itu, Cak Rusdi juga menuliskan pengalaman dan pengamatannya saat menemani sang istri berbelanja di pasar tradisional.

Ada juga beberapa tulisan yang menggugah sisi kemanusiaan (dan bikin mewek) tentang pengidap AIDS yang dikucilkan, orang tua di panti jompo, serta tentang orang-orang Aceh yang berusaha bangkit setelah bencana tsunami.

Di bab kedua, tulisan tentang pasar tradisonal (Suatu Hari di Sebuah Pasar) adalah tulisan yang paling candu. Cara Cak Rusdi mengemas pengalaman dan pengamatannya saat berkunjung ke pasar tradisonal benar-benar bikin takjub. Gambaran tentang pasar, lengkap dengan hiruk-pikuk yang terjadi, diceritakan dengan narasi yang ringan dan sesekali menggelitik. Tulisan tersebut jadi semacam oase di tengah reportase bertema berat yang bertebaran di dalam buku ini.

Selanjutnya, bab ketiga. Sama seperti bab pertama, tulisan-tulisan di bab ketiga terbilang sebagai pembahasan bertema berat. Pertama tentang rumitnya permasalahan kebun sawit di Kalimantan. Tidak tanggung-tanggung, empat tulisan disajikan untuk membahas pro kontra kemunculan kebun sawit hingga bagaimana dampaknya bagi warga maupun lingkungan. Selama melakukan liputan, Cak Rusdi sempat mengalami hal tidak menyenangkan yang mengancam keselamatannya.

Kemudian ada tulisan tentang reklamasi Teluk Jakarta (proyek Giant Sea Wall), yang pada saat itu sempat memperhadapkan Ahok sebagai Gubernur Jakarta dengan Kementerian Perikanan dan Kelautan di bawah kepemimpinan Susi Pudjiastuti. Meski menyebutkan dua nama yang menjadi perhatian publik, tetapi reportase dari Cak Rusdi tidak menitikberatkan pada masing-masing figur. Cak Rusdi lebih fokus membahas bagaimana perjalanan mega proyek tersebut dan pihak mana saja yang punya peran di dalamnya.

Sebagai penutup bab sekaligus penutup buku, ada tulisan berjudul Mereka Sibuk Menghitung Langkah Ayam yang membahas secara mendalam tentang konflik Syiah-Sunni di Sampang yang berujung pada pembakaran rumah dan pengusiran warga penganut Syiah.

Dalam reportase ini, Cak Rusdi memaparkan dari mana akar konflik bermula hingga bagaimana konflik tersebut berkembang karena persoalan keluarga yang dibawa pada perbedaan pandangan tentang agama, hingga makin memanas karena adanya bumbu-bumbu penggiringan opini maupun isu kepentingan politik.

Sembilan belas naskah yang ada dalam buku ini—maupun cetakan sebelumnya—dituliskan dengan narasi yang lugas hingga tema yang berat pun bisa dinikmati tanpa menimbulkan rasa bosan. Seperti kata Cak Rusdi, menulis adalah mendongeng dalam bentuk kata-kata.

Membaca buku ini, jauh setelah reportase tersebut ditulis, saya merasa diajak untuk menengok kembali persoalan hukum dalam negeri yang masih belum menemui keadilan (peristiwa terbunuhnya Munir). Juga tentang bagaimana pelanggaran HAM masih selalu relevan untuk dibahas.

Ungkapan mereka hanya sibuk menghitung langkah ayam, tapi lupa kaki mereka justru menginjak tahi ayam, menjadi penutup yang pas untuk menggugat rasa kemanusiaan dalam diri sendiri.

Penulis: Utamy Ningsih
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Karena Jurnalisme Bukan Monopoli Wartawan: Cak Rusdi dan Dedikasinya Terhadap Jurnalisme.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 30 Mei 2022 oleh

Tags: Buku MojokMereka Sibuk Menghitung Langkah Ayam
Utamy Ningsih

Utamy Ningsih

Suka Membaca, Belajar Menulis.

ArtikelTerkait

Tidak Apa-apa Sebab Kita Saling Cinta

Tidak Apa-apa Sebab Kita Saling Cinta: Kejujuran yang Megah dan Mahal

28 November 2021
Anatomi Perasaan Ibu oleh Sophia Mega: Ibu Tak Harus Selalu Sempurna

Anatomi Perasaan Ibu oleh Sophia Mega: Ibu Tak Harus Selalu Sempurna

Unlock Your Heart oleh Sabrina Maidah: Membuka Hati pada Hubungan Baru

Unlock Your Heart oleh Sabrina Maidah: Panduan Membuka Hati pada Hubungan Baru

Melawan Nafsu Merusak Bumi : Menggali Makna Ekologis dari Ayat Al-Qur'an dan Hadis

Melawan Nafsu Merusak Bumi: Menggali Makna Ekologis dari Ayat Al-Qur’an dan Hadis

3 Juli 2022
Buku I Wanna Skank Mau Viral atau Tenggelam, Ska Akan Tetap Dijogeti Terminal Mojok

Buku I Wanna Skank: Mau Viral atau Tenggelam, Ska Akan Tetap Dijogeti

6 Februari 2022
Semua Lelah yang Perlu Kita Rasakan Saat Dewasa oleh Mila Alkhansah: Belajar Bertumbuh Bersama Luka

Semua Lelah yang Perlu Kita Rasakan Saat Dewasa oleh Mila Alkhansah: Belajar Bertumbuh Bersama Luka

Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.