• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
ADVERTISEMENT
Home Hiburan Buku

Buku I Wanna Skank: Mau Viral atau Tenggelam, Ska Akan Tetap Dijogeti

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
6 Februari 2022
A A
Buku I Wanna Skank Mau Viral atau Tenggelam, Ska Akan Tetap Dijogeti Terminal Mojok

Buku I Wanna Skank Mau Viral atau Tenggelam, Ska Akan Tetap Dijogeti (Mojokstore.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Judul: I Wanna Skank: Melacak Jejak Ska di Jakarta 1996-2006
Penulis: Nor Rahman Saputra
Penerbit: Buku Mojok
Tebal Halaman: 164 Halaman
Tahun Terbit : 2022

Saya pernah berargumen: jika Indonesia punya dangdut, Amerika punya country, maka Inggris punya ska. Namun, buku I Wanna Skank: Melacak Jejak Ska di Jakarta 1996-2006 (selanjutnya disebut I Wanna Skank) karya Nor Rahman Saputra membuka cakrawala saya. Ternyata ska bukanlah milik Inggris, melainkan milik dunia. Selama masih ada ska, badan kita akan berjoget dalam sukacita.

Secara tampilan, buku ini memang ska banget. Dominasi warna kuning hitam memang pas untuk buku bertema ska dan punk. Tentu motif checkerboard hitam putih menyempurnakan nuansa ska yang identik dengan two-tone. Kartun pria dengan jas, fedora, dan vespa adalah pemanis yang tepat dan menggambarkan gaya busana penikmat ska.

Muatan I Wanna Skank benar-benar berbeda. Ketika buku tentang musik identik dengan musik “pop” merajai tangga naga, buku karya Mas Nor Rahman ini malah membahas sebuah subkultur yang lebih seru di bawah tanah. Seolah mematahkan kesan anak underground tidak suka baca buku. Tak hanya itu, buku ini bahkan ikut meluruskan sejarah yang saya sendiri pernah salah kaprah.

Pertama, apa itu ska? Gampangnya, dengarkan Shaggydog atau Tipe-X. Itulah musik ska. Musik yang rancak, ceria, bahkan ketika liriknya patah hati sekalipun. Genre musik yang kini dekat dengan subkultur punk ini memang akrab di telinga masyarakat. Di sinilah dimulai salah paham tentang ska. Dan buku ini memberi penjelasan rinci tentang salah paham ini.

Ska adalah musik yang lahir di Jamaika, alias tanah suci musik reggae ala Bob Marley. Selama ini, banyak yang berpandangan bahwa ska adalah turunan dari musik reggae. Tapi, I Wanna Skank sukses meluruskan sejarah. Nyatanya, ska adalah ibu dari reggae dan rocksteady. Ketiganya diekspor keluar Jamaika sebagai genre alternatif ketika blantika musik dikuasai rock di permukaan dan punk di bawah tanah.

Mas Nor Rahman juga sukses menjelaskan bagaimana ska diadopsi ke dalam skena punk. Diawali dari tanah suci punk di Inggris, para modders dan skinhead mulai menikmati musik ska. Temponya tetap cepat dan rancak, namun lebih nyaman didengarkan daripada musik punk mula-mula.

Mas Nor Rahman merekam dengan apik akulturasi budaya Jamaika-Inggris ini. Tentu yang disebut paling utama adalah The Specials yang boleh dibilang bapak ska-punk dunia. Namun, Mas Nor Rahman ikut membagikan beberapa band yang bisa dibilang bagian dari “second-wave ska”.

Ska pun kembali berevolusi di tahun 80 hingga 90-an yang dikenal sebagai “third-wave ska”. Band seperti Bad Manners dan Operation Ivy juga bangkit menguasai subkultur punk dari Amerika Serikat. Ska yang mulai menjadi ska-punk ini mulai tertransfer ke Indonesia berkat radio seperti Prambors. Musik ska-punk (yang akhirnya juga dikenal sebagai ska saja) mulai dinikmati dan menginspirasi pemuda Indonesia.

Saya memaklumi Mas Nor Rahman lebih banyak bicara tentang band ska luar negeri. Yah, bagaimanapun ska memang lahir di Inggris dan Amerika Serikat. Dan jika ingin melacak jejak ska di Jakarta, ya harus melacak dari mana ska berkembang sampai bisa didengarkan pemuda rebel tapi suka joget di Indonesia.

Saya pun sepakat ketika Rancid menjadi salah satu band yang mengenalkan ska ke Indonesia. Band sempalan dari Operation Ivy ini memang mendobrak musik dunia dengan lagu “Timebomb”. Benar, Mas Nor Rahman. Tanpa “Timebomb”, mungkin kultur ska akan berbeda hari ini. Dan tanpa Rancid, musik ska tidak akan mudah diterima kultur punk dan Oi! yang sudah tumbuh dulu di Indonesia.

Mas Nor Rahman sukses memilah beberapa band punk yang memasukkan satu-dua lagu ska dalam daftar mereka. Rage Generation Brother (RGB) yang dimotori Almarhum Rhino adalah contoh yang apik. Orang akan mengenal mereka sebagai band Skinhead Punk ini juga memiliki beberapa lagu bernuansa ska. Tentu ini adalah bukti jelas bagaimana ska dan punk bisa bersatu dalam mentalitas dan vibe yang selaras.

Mas Nor Rahman juga berhasil merekam bagaimana ska menjadi genre yang “ngepop”. Selain dengan kehadiran Tipe-X di Jakarta dan Shaggydog di Jogja, MTV juga ikut mengikuti gelombang ska dengan “Skatursday”. Majalah Hai! yang jadi bacaan wajib muda-mudi gaul pada masanya juga membahas ska dengan mendalam di 1998 lewat tajuk “Ska…Ska…Ska”.

Ini yang banyak terlewat dari penikmat ska. Di Indonesia, ska pernah diperhatikan dengan serius. Dan Mas Nor Rahman bisa menunjukkan data yang mungkin sudah terlupakan atau bahkan memang terlewatkan sama sekali. Inilah yang membuat saya menilai buku I Wanna Skank ini memiliki nilai lebih. Tidak hanya bicara subkultur yang sering mengedepankan ideologi, tapi menyajikan data yang selama ini terkesan tidak penting.

Poin plus buku ini juga kesuksesan Mas Nor Rahman adalah mampu merekam evolusi ska, baik dari Inggris dan Amerika Serikat, maupun di Indonesia. Perkara outfit dan style penikmat ska juga dikaji dengan tepat. Setidaknya, topi flatcap dan newsboy cap tidak lagi dianggap sebagai “topi Peaky Blinders” setelah membaca buku ini.

Buku ini juga menyajikan banyak istilah underground. Dari gigs sampai two-tone dijelaskan dengan baik. Namun, saya sarankan untuk tetap melengkapi glosarium ska Anda dari berselancar di internet. Mau se-ska apa pun Anda, saya yakin akan ada satu dua istilah yang mungkin asing dan tidak dijelaskan mendalam, tentu agar buku ini tidak melebar.

Beberapa nama band juga bisa jadi asing bagi Anda. Jadi tidak ada salahnya Anda cari nama band ini di aplikasi musik. Sekalian Anda dengarkan musik mereka. Lebih enak lagi jika Anda dengarkan musik mereka sambil membaca buku ini.

Keputusan mengambil Jakarta memang wajar. Meskipun musik ska besar dan berkembang di Jogja juga, Jakarta memang punya posisi istimewa. Jakarta adalah pelabuhan tempat berbagai kultur dan subkultur masuk ke Indonesia. Yah, Jogja adalah tanur yang mengkristalkan subkultur punk dan turunannya, tapi Jakarta menyimpan jejak karbon ska di Indonesia.

Tenggelamnya musik ska juga menjadi poin plus I Wanna Skank. Beberapa buku bertema punk yang saya baca sering mengglorifikasi subkultur yang “not dead”. Tapi, Mas Nor Rahman menyajikan fakta bagaimana musik ska pernah tenggelam dan tak pernah bangkit seperti masa kejayaannya. Bubarnya beberapa band ska besar juga direkam dengan baik. Inilah realita sebuah subkultur yang lahir di underground dan kembali didansakan di underground.

Kalau bicara kekurangan, mungkin masalah glosarium istilah yang terlalu minim. Mungkin memang buku ini disasarkan bagi penikmat ska dan punk militan. Tapi, saya pikir glosarium yang lebih lengkap tidak ada salahnya. Toh saya yakin, tidak semua anak punk akrab dengan beberapa istilah di buku ini.

Dengan kekurangan tadi, saya memberi apresiasi besar pada Mas Nor Rahman. Buku yang identik dengan kultur bawah tanah ini tidak hanya bernarasi dalam ideologi ska, tapi juga menyajikan data yang cukup untuk memahamkan pembaca tentang ska. Dengan tata bahasa yang baku namun ringan, buku ini tidak akan menggurui Anda. Malah menjadi mesin waktu bagi penikmat ska.

Akhir kata, saya bersaksi: jika Anda masih sedih dan stres setelah mendengar musik ska, berarti Anda tidak baik-baik saja.

Penulis: Prabu Yudianto
Editor: Intan Ekapratiwi

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 5 Februari 2022 oleh

Tags: Buku MojokI Wanna Skank

Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Jika artikel saya menyinggung Anda, SAYA TIDAK PEDULI!

ArtikelTerkait

Cara Terampuh Membasmi Nyamuk: Menjadi Dewasa Itu Sulit, Bahkan bagi Seekor Nyamuk Sekalipun

Cara Terampuh Membasmi Nyamuk: Menjadi Dewasa Itu Sulit, Bahkan bagi Seekor Nyamuk Sekalipun

20 Mei 2023
Yang Tak Kunjung Padam: Kisah Pelajar yang Dicampakkan Negara Saat Menimba Ilmu untuk Negara

Yang Tak Kunjung Padam: Kisah Pelajar yang Dicampakkan Negara Saat Menimba Ilmu untuk Negara

4 Mei 2023
Akhir Penjantanan Dunia Dorongan Revolusi untuk Perempuan dan Laki-laki Terminal Mojok

Mengakhiri Langgengnya Ideologi Kejantanan

30 Januari 2023
Enggan Jadi Keluarga Fasis: Kumpulan Surat dari Seorang Ayah untuk Anaknya

Enggan Jadi Keluarga Fasis: Kumpulan Surat dari Seorang Ayah untuk Anaknya

30 Januari 2023
Biarkan Kematian Merayakan Kehidupan Kisah tentang Maut dan Hidup yang Saling Bertaut Terminal Mojok

Biarkan Kematian Merayakan Kehidupan: Kisah tentang Maut dan Hidup yang Saling Bertaut

20 Januari 2023
Perjalanan Penuh Makna dan Misteri Bersama Oskar Belajar Pergi Terminal Mojok

Perjalanan Penuh Makna dan Misteri Bersama Oskar Belajar Pergi

13 Januari 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
5 Kuliner Khas Tuban yang Sayang untuk Dilewatkan Terminal Mojok

5 Kuliner Khas Tuban yang Sayang untuk Dilewatkan

10 Villain Paling Sadis di Drama Korea

10 Villain Paling Sadis di Drama Korea

Begini Rasanya Bertetangga dengan Kandang Kambing Terminal Mojok

Begini Rasanya Bertetangga dengan Kandang Kambing

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

Strategi Tukang Sayur Keliling agar Tidak Rugi

Strategi Tukang Sayur Keliling agar Tidak Rugi

oleh Audina Hutama Putri
30 Mei 2023

5 Rekomendasi Merek Sarung buat Kamu yang Hipster Abiezzz madura

Sejarah dan Alasan Laki-laki Madura Suka Pakai Sarung

oleh Akbar Mawlana
31 Mei 2023

Menyeberang Jalan di Kayutangan Malang Menantang Maut

Menyeberang Jalan di Kayutangan Malang Menantang Maut

oleh Mohammad Faiz Attoriq
30 Mei 2023

Kilas Balik Stasiun Brumbung Demak, Salah Satu Stasiun Tertua yang Pernah Jadi Kawasan Prostitusi

Kilas Balik Stasiun Brumbung Demak, Salah Satu Stasiun Tertua yang Pernah Jadi Kawasan Prostitusi

oleh Ahmad Nadlif
28 Mei 2023

3 Hal dari Wawancara Aldi Taher yang Bikin Saya Yakin Dia Layak Menjadi Caleg

Wawancara Aldi Taher Bikin Saya Yakin Dia Layak Menjadi Caleg

oleh Nurfikri Muharram
27 Mei 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=lzHUMXKyXus

DARI MOJOK

  • TPU Samaan Malang: Misteri Sebuah Jalan yang Tak Berujung
  • Meratapi Tabungan Ratusan Juta dan Uang Pensiun akibat Tergiur Hunian Murah di Tanah Kas Desa 
  • Jokowi Akan Cawe-Cawe di Pemilu 2024: Kontroversi, tapi Memang Dianggap Perlu
  • Tips Berkendara Sepeda Motor Saat Musim Pancaroba
  • Segini Biaya yang Mesti Disiapkan Kalau Lolos Seleksi Mandiri UNY
  • Bule Bali Viral hingga Messi yang Harusnya Bersyukur Bisa ke Indonesia!
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Sapa Mantan
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!