• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Bukan Lebih Diterima, Nasib Musik Indie Masih Sama Sejak Dulu

Dani Ismantoko oleh Dani Ismantoko
19 Februari 2021
A A
Bukan Lebih Diterima, Nasib Musik Indie Masih Sama Sejak Dulu terminal mojok.co

Bukan Lebih Diterima, Nasib Musik Indie Masih Sama Sejak Dulu terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Benar yang dikatakan oleh Mas Kevin Winanda Eka Putra dalam tulisannya yang berjudul “Indie-nesian Idol: Bukti Bahwa Lagu Indie Mulai Diterima Masyarakat” bahwa di Indonesian Idol special session ini para kontestan sering membawakan musik indie. Bukan hanya di babak spekta, bahkan sejak audisi sudah banyak yang membawakan lagu-lagu indie.

Saya kurang setuju dengan tulisan tersebut yang tentu saja secara mudah akan dipahami seperti ini: dulu musik indie tidak diterima oleh masyarakat, dan sekarang karena lagu indie sering dibawakan di panggung semacam Indonesian Idol menandakan bahwa lagu indie mulai diterima masyarakat.

Sebelumnya harus diluruskan dulu, apa perbedaan musik indie dengan major? Perihal perbedaan, saya kira dalam asumsi masyarakat ada dua macam. Pertama dari segi label. Kedua dari segi musik.

Dari segi label yang indie tidak terikat dengan label-label besar seperti Musica Studios, Trinity Optima Production, Aquarius Musikindo, Warner Music Indonesia, dan beberapa yang lain. Musisi indie mendistribusikan musiknya secara mandiri atau melalui label-label alternatif.

Lalu apa perbedaan antara yang terikat dengan label besar dan tidak? Yang terikat label besar dari musiknya harus mengikuti selera pasar. Jadi, kreativitas musisi cenderung dikekang. Disesuaikan dengan selera pasar. Genrenya pop atau pop rock. Secara lirik mengambil tema-tema yang mudah digandrungi orang banyak, biasanya tentang cinta. Dari segi aransemen, simpel saja. Tidak didominasi instrumen, seperti unjuk gigi skil gitar, bass atau drum. Tidak perlu ada tutti (suara vokal dan semua instrumen sama). Juga tidak ada singkup yang berlebihan. Dari segi vokal pun sederhana, tidak perlu ada improvisasi yang aneh-aneh. Dan pemilihan nadanya yang sesuai selera umum.

Yang tidak terikat label bebas berkreasi. Tidak ada kekangan dalam berkreasi. Genre apa saja bebas. Mau progressive rock, metal, punk, blues, funk terserah. Secara lirik juga tak perlu tentang cinta-cintaan. Aransemen pun dibuat sebebas-bebasnya. Mau unjuk skil gitar, bass, drum tidak masalah. Mau banyak tutti atau singkup juga tidak masalah. Mau ambil nada-nada aneh yang tidak disukai secara mainstream juga tidak apa-apa.

Yang perlu digarisbawahi adalah, kalau persoalan label saja, mau bikin musik yang sesuai selera pasar atau yang eksperimental bebas, terserah si musisi.

Dari segi musik ada juga yang beranggapan bahwa indie itu tidak hanya persoalan di bawah naungan major label atau tidak. Tetapi dari segi musiknya. Yang menganggap indie bukan hanya persoalan label biasanya akan bersikap seperti ini: kalau menyatakan dirinya musisi indie tetapi kreasi musiknya sama dengan musisi major label berarti tidak indie. Kelompok ini biasanya akan bikin musik yang aneh-aneh. Baik dari segi lirik, pemilihan nada, aransemen dibuat sebeda mungkin dengan selera mainstream.

Dari dua asumsi tersebut ada perbedaan yang mencolok. Kalau urusannya hanya label, secara musik antara musisi yang indie dan major bisa sama. Itu tidak masalah, toh urusannya hanya label. Tetapi kalau urusannya dari segi musik, secara musik sangat berbeda, yang major pasti yang sesuai selera pasar dan yang indie tidak.

Setahu saya lagu-lagu indie yang dinyanyikan di Indonesian Idol itu lebih ke Indie yang dari segi label saja. Tetapi karakter lagunya masih sesuai dengan selera pasar. Saya kira, kebanyakan musisi indie kekinian memilih seperti itu. Misalnya, Fiersa Besari, Fourtwnty, Payung Teduh (ketika masih ada Bang Is) atau Nadine Amizah. Bisa dicek lagu-lagu mereka, kendati mereka musisi indie, secara karakter, lagu-lagu mereka masih sama dengan lagu-lagu dari musisi yang berada di bawah naungan major label.

Yang rancu dari tulisan Mas Kevin Winanda Eka Putra adalah mencampuradukkan dua asumsi tentang indie sebagaimana yang saya maksud. Kalau indienya hanya persoalan label, bukan dari segi musik, dari dulu sampai sekarang lagu-lagu dari musisi tersebut bisa diterima banyak orang. Bukan dulu tidak diterima dan sekarang lebih diterima. Sebut saja Sheila On 7, Gigi, Letto, band-band tersebut sudah lama memakai jalur indie, tetapi karakter musiknya masih sama dengan ketika berada di major label.

Kalau indienya dari segi musik, dari dulu sampai sekarang masih sama. Sama sekali belum berubah. Hanya kalangan tertentu yang mendengarkan dan menyukainya. Danilla dan Jason Ranti adalah dua contoh musisi yang saya maksud.

Agak bingung mengatakan bahwa musik indie sekarang lebih bisa diterima daripada dulu jika mendasarkan asumsi dari acara Indonesian Idol semata. Kesimpulannya lagu yang dibawakan di acara ini memang kebanyakan lagu yang tengah populer. Memang ada kesan positif dari sini, namun tidak sepenuhnya bisa dikatakan demikian. Setelah musik indie populer dn seleranya masuk “selera pasar” ada kerancuan soal deklamasi indie itu sendiri. Jadi, saya menilai bahwa sejak dulu indie memang masih sama. Jenis musik yang tergolong antimainstream dan cenderung dinikmati kalangan tertentu.

BACA JUGA Budaya ‘Indie-indie Eksklusif’ Nyebelin yang Perlu Dihentikan dan tulisan Dani Ismantoko lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 18 Februari 2021 oleh

Tags: anak indieMusik

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Dani Ismantoko

Dani Ismantoko

Penulis yang kadang-kadang jadi guru MI

ArtikelTerkait

4 Lagu Barat yang Wajib Ada di Playlist-mu biar Makin Semangat LDR Terminal Mojok

4 Lagu Barat yang Wajib Ada di Playlist-mu biar Makin Semangat LDR-an

23 Juli 2022
Studio Lokananta: Studio Musik Tertua yang Tetap Berdiri meski Dihajar Digitalisasi

Studio Lokananta: Studio Musik Tertua yang Tetap Berdiri meski Dihajar Digitalisasi

3 Juli 2022
Mengenang Band Indonesia One Hit Wonder di Era 2000-an

Mengenang Band Indonesia One Hit Wonder di Era 2000-an

9 Mei 2022
persahabatan mojok.co

10 Lagu tentang Persahabatan, Cocok Diputar Bersama Sahabat Terbaikmu

23 Maret 2022
the rain mojok.co

Panduan Menikmati 10 Lagu Terbaik The Rain

21 Maret 2022
5 Jalan di Kota Bandung yang Ada Pertunjukan Musiknya terminal mojok.co

5 Jalan di Kota Bandung yang Ada Pertunjukan Musiknya

4 Februari 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Seni Mencintai Ala Erich Fromm yang Bagus buat Rujukan Yang-yangan terminal mojok.co

Seni Mencintai Ala Erich Fromm yang Bagus buat Rujukan Yang-yangan

Saya Curiga Pakde Jokowi Hidup di Universe yang Lain terminal mojok.co

Saya Curiga Pakde Jokowi Hidup di Universe yang Lain

Pekerjaan Rumah Tangga Mengubah Pandangan Saya terhadap Perempuan terminal mojok.co

Pekerjaan Rumah Tangga Mengubah Pandangan Saya terhadap Perempuan



Terpopuler Sepekan

4 Alasan Wajib Pakai Telkomsel meski Cuma Kartu Cadangan Terminal Mojok Farzand01 Shutterstock
Gadget

Telkomsel, Provider Seluler yang Diskriminatif

oleh Muhammad Arif Prayoga
4 Februari 2023

Kok bisa harga-harganya beda?

Baca selengkapnya
5 Dosa Tukang Tambal Ban yang Perlu Banget Kalian Ketahui

5 Dosa Tukang Tambal Ban yang Perlu Banget Kalian Ketahui

5 Februari 2023
Surat Terbuka untuk Yuli Sumpil dari Fans Persis Solo yang Pernah Mengagumi Arema (Unsplash)

Surat Terbuka untuk Yuli Sumpil dari Fans Persis Solo yang Pernah Mengagumi Arema

3 Februari 2023
Sebagai Warga Surabaya, Saya Setuju Ibu Kota Jawa Timur Pindah ke Malang Terminal Mojok

Sebagai Warga Surabaya, Saya Setuju Ibu Kota Jawa Timur Pindah ke Malang

5 Februari 2023
4 YouTuber Berkualitas yang Bakal Bikin Pinter Kaum Micin

4 YouTuber Berkualitas yang Bakal Bikin Pinter Kaum Micin

5 Februari 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=FyQArYSNffI&t=47s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!