Di sisi lain Nex Carlos punya pembawaan yang lebih santai dari Pak Bondan. Bahasa yang digunakan juga nggak sebaku Pak Bondan, sehingga terasa lebih akrab dengan penontonnya.
Tak bisa dimungkiri bahwa banyak tipikal penikmat makanan seperti Nex Carlos yang lebih fokus ke sensasi makannya, bukan ke background makanannya. Nggak peduli apa bahan bakunya, gimana cara masaknya, bahkan bisa jadi namanya aja nggak tau. Selama rasa makanannya enak rasanya nggak jadi masalah. Maka nggak heran jika konsep liputan ala Nex Carlos masih punya banyak penggemar setia.
Namun Nex Carlos punya kelebihan pada cara makannya yang menggugah selera. Banyak testimoni pemirsa di kolom komentar yang mengatakan bahwa menonton Nex bikin mereka berselera makan atau bikin suasana hati membaik.
Baik Pak Bondan maupun Nex Carlos, keduanya punya kelebihan dan daya tarik masing-masing sebagaimana yang sudah saya uraikan. Secara personal, saya memang lebih suka pembawaan Pak Bondan. Sebab menurut saya bisa mengetahui cerita di balik makanan yang kita santap terasa sangat menyenangkan. Setidaknya akan memberikan pengalaman makan yang lebih berkesan. Namun untuk sekadar hiburan, saya juga menikmati konten-konten Nex Carlos. Apalagi orangnya asik dan terkadang cukup jenaka.
Kalau kalian lebih suka yang mana nih?
Harapan saya pada tayangan kuliner di Indonesia
Meskipun Pak Bondan dan Wisata Kuliner begitu melegenda, saya masih berharap kehadiran tayangan kuliner yang lebih kompleks dari ini. Misalnya saja seperti Selera Asal yang pernah tayang di TV One atau kanal Kisarasa yang dipandu Chef Juna dan Chef Renatta di Youtube.
Kedua program ini bisa menghadirkan kisah yang lengkap dari suatu makanan. Mulai dari sejarahnya, proses memasaknya dari nol, orang-orang yang terkait dalam pembuatan makanan itu, dan masih banyak lagi. Nggak cuma makanannya saja yang layak dapat sorotan, orang-orang yang memasak hingga penyedia bahan bakunya perlu mendapat panggung tersendiri.
Biar review-nya nggak cuman “enak bangeeedh!” atau “dagingnya kerasa daging getoch!”. Nggak nyinyir loh ini, beneran.
Penulis: Erma Kumala Dewi
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Tayangan Kuliner yang Tak Pernah Ganti Kemasan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.