Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Bojonegoro, Kabupaten Terkaya di Jawa Timur yang Miskin Kuliner Khas

Nimas Faradyta oleh Nimas Faradyta
11 Juli 2024
A A
Bojonegoro, Kabupaten Terkaya di Jawa Timur yang Miskin Kuliner Khas

Bojonegoro, Kabupaten Terkaya di Jawa Timur yang Miskin Kuliner Khas (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Setidaknya satu kali dalam setahun, saya pasti akan singgah di kota kelahiran saya, Bojonegoro. Maklum, sebagian besar keluarga orang tua saya tinggal di sana. Bapak dan ibu saya adalah perantau di Kertosono karena pekerjaan. Libur Lebaran selalu kami habiskan untuk ke rumah nenek dan saudara. Ingatan saya saat kecil dulu tentang Bojonegoro adalah jalan berkelok melewati hutan jati, ada api abadi, dan kuliner bernama ledre.

Dewasa ini saya menyadari bahwa Bojonegoro tidak terlalu istimewa, terutama soal kulinernya. Tidak seperti Tuban yang punya rajungan balsem super pedas atau Gresik dengan nasi krawu yang enak banget. Kedua makanan tersebut mungkin ada di daerah lain, tapi di tempat aslinya jauh lebih enak. Ini yang saya rasa belum dimiliki Bojonegoro. Berikut saya jabarkan beberapa alasannya.

Nasi pecel yang manis dan tidak ada peyek

Setiap kali saya ke Bojonegoro, saya selalu bertanya-tanya, makanan apa yang enak di sini dan di mana belinya. Tapi jawaban yang saya dapat tidak memuaskan.

Saya paling sering beli nasi pecel untuk sarapan karena dekat rumah. Itu pun menyalahi kaidah nasi pecel yang sudah lama saya kenal selama tinggal di Kertosono. Nasi pecel di Bojonegoro memiliki rasa bumbu kacang yang cenderung manis-gurih, biasanya selain sayuran rebus juga ditambah mie kuning dan sambal goreng tempe. Tapi yang paling aneh adalah absennya peyek dan digantikan oleh tempe mendoan.

Apa-apaan ini? Pecel dan peyek itu satu kesatuan. Bisa-bisanya di Bojonegoro kuliner nasi pecel dan peyek digantikan dengan tempe mendoan. Jangan tanya sambel tumpang, sudah jelas tidak ada.

Nasi buwuhan, kuliner Bojonegoro yang jadi tidak spesial lagi

Sego buwuhan atau nasi buwuhan di Bojonegoro memang sepopuler itu. Berangkat dari tradisi turun-temurun, sego buwuhan biasa dinikmati ketika ada hajatan pernikahan atau sunatan.

Nasi ini biasanya disajikan di atas daun jati dengan lauk-pauk seperti yang didapatkan ketika hajatan. Ada mie kuning, momoh tempe, oseng beligo atau pepaya muda, serundeng, dan sate daging.

Saya akui nasi buwuhan kebanyakan memang rasanya enak. Tapi menurut saya, kalau dibuat untuk bisa dinikmati harian sih jadi berbeda feel-nya. Sudah tidak spesial gitu, lho. Meskipun nyatanya nasi buwuhan tetap menjadi ikon kuliner Bojonegoro dan sudah terdaftar sebagai Warisan Budaya Tak Benda tahun 2019 silam.

Baca Juga:

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Pengalaman Motoran Lamongan-Jogja: Mulai Jalur Rusak sampai Alas Ngawi yang Menghipnotis untuk Tidur Sesaat

Ledre, kudapan manis yang kurang ergonomis

Ledre adalah the one and only buah tangan dari Bojonegoro yang saya tahu. Makanan ringan berbahan pisang yang literally ringan tapi packagingnya makan tempat. Maklum saja, kuliner Bojonegoro ini sangat mudah hancur kayak hatimu, jadi perlu pelindung supaya aman untuk dibawa bepergian.

Ledre dibuat dari adonan tepung beras, pisang, dan bahan lain yang dicetak tipis untuk kemudian digulung seperti egg roll. Ciri khas ledre memang dari kriuknya dan wangi pisang yang harum. Tapi kalau sudah sudah hancur, esensi makan ledre jadi hilang. Ya kali makan ledre pake sendok.

Selain itu, ledre juga sudah tidak eksklusif Bojonegoro lagi. Padahal sudah terdaftar sebagai warisan budaya tak benda sejak tahun 2014, lho. Di sebuah toko oleh-oleh di Malang, saya menemukan produk ledre dengan tulisan “khas Malang”. Lho, kok bisa? Apakah identitas Bojonegoro sebagai Kota Ledre sudah luntur sehingga daerah lain bisa mengeklaim juga?

Kuliner di Bojonegoro yang membekas di ingatan saya justru ikan goreng dan sambel tomat di tengah hutan Bojonegoro-Nganjuk. Warung ini menyediakan menu iwak kali seperti wader, gloso, gabus yang diambil dari waduk dan langsung digoreng menggunakan kayu bakar. Sambelnya pun fresh baru diulek. Mantap betul!

Soal kuliner memang sangat subjektif. Tapi mengingat slogan Pinarak Bojonegoro, harusnya ada lebih banyak lagi kuliner khas yang bisa mendukung pariwisata. Keberagaman rasa, keunikan konsep, dan kepraktisan bisa menjadi kunci untuk menarik minat para pencinta kuliner. Jadi tidak hanya mengandalkan kuliner dari daerah lain yang buka cabang di Bojonegoro saja. Tul nggak?

Penulis: Nimas Faradyta
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Dusun Bunten Bojonegoro, Dusun Ironis yang Nyaris Tidak Pernah Dikunjungi Pejabat Daerahnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 11 Juli 2024 oleh

Tags: BojonegoroKabupaten Bojonegorokuliner khasledre Bojonegoro
Nimas Faradyta

Nimas Faradyta

Ibu rumah tangga biasa. Kadang juga tidak.

ArtikelTerkait

4 Alasan Julukan Maliogoro untuk Jalan MH Thamrin Bojonegoro Kurang Tepat

Dear Bojonegoro, Kamu Nggak Harus Ikutan Bikin Malioboro Baru kok

14 Januari 2023
Keresahan yang Saya Rasakan Selama Tinggal di Kecamatan Bumiaji Kota Batu

Betapa Susahnya Mencari Kuliner di Kota Batu yang Khas dan Autentik

26 Juni 2023
Saya Asli Bojonegoro, tapi Bangga Menjadi Warga Blora karena 3 Hal Ini Tidak Akan Ditemukan di Bojonegoro

Saya Asli Bojonegoro, tapi Bangga Menjadi Warga Blora karena 3 Hal Ini Tidak Akan Ditemukan di Bojonegoro

16 Maret 2025
Sego Penggel, Onigirinya Orang Kebumen yang Seharusnya Bisa Lebih Dikenal

Sego Penggel, Onigirinya Orang Kebumen yang Seharusnya Bisa Lebih Dikenal

24 September 2025
Gabus Pucung, Kuliner Khas Betawi yang Terpaksa Berubah Nama Jadi Rawon Jakarta demi Eksistensi

Gabus Pucung, Kuliner Khas Betawi yang Terpaksa Berubah Nama Jadi Rawon Jakarta demi Eksistensi

26 September 2025
Pengalaman Motoran Lamongan-Jogja: Mulai Jalur Rusak sampai Alas Ngawi yang Menghipnotis untuk Tidur Sesaat

Pengalaman Motoran Lamongan-Jogja: Mulai Jalur Rusak sampai Alas Ngawi yang Menghipnotis untuk Tidur Sesaat

25 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

16 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis
  • Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya
  • Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi
  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.