Bisakah bule kena santet? Secara teori, bisa.
Beberapa hari terakhir semua netizen sedang ramai membahas aksi pawang hujan di Mandalika. Praktik seperti ini memang sudah ada sejak zaman dulu, dan dipraktikkan hampir di seluruh wilayah Nusantara. Tentu saja dengan nama dan metode yang berbeda-beda tiap daerah.
Tapi, kita bukan mau membahas pawang hujan. Kita mau membahas tentang praktik santet yang juga sudah lama diketahui orang Indonesia.
Satu pertanyaan yang cukup sering saya dapati dari teman-teman adalah, “Bisakah bule kena santet?”
Hmmm, cukup menarik sebenarnya. Apalagi kalau berpikir rasa-rasanya kita jarang atau tak pernah melihat berita rumah sakit di luar negeri yang kewalahan merawat pasien dengan penyakit yang tak “terdeteksi”. Atau mendengar bule yang datang ke Indonesia dari perutnya keluar sejumlah paku dan kawat besi.
Saya akan coba menjawab pertanyaan ini sesuai pemahaman saya. Kebetulan saya dibesarkan di daerah yang masih banyak praktik ilmu magis atau sihirnya. Jadi meskipun saya tidak bisa dan tidak pernah mempraktikkan ilmu sihir, sedikit banyak saya lumayan tahu seluk-beluk ilmu santet ini.
Jadi, apakah bule benar-benar bisa disantet?
Secara teori sih, bisa-bisa aja mereka kena santet. Asalkan semua syarat-syarat dan kebutuhan santet sudah terpenuhi. Misalnya menyediakan sajen, tumbal, perlengkapan serta media santet, dan juga bagian tubuh dari calon target seperti rambut atau kuku. Selain itu, ada syarat wajib, yaitu mereka harus berada di Indonesia.
“Kenapa harus berada di Indonesia?”
Harus diingat, salah satu penawar ilmu santet itu adalah energi murni. Dan salah satu energi murni adalah laut. Bahkan laut merupakan sumber energi murni terbesar, mengingat 71 persen permukaan Bumi ini ditutupi oleh lautan.
Nah, ilmu santet itu tidak akan bisa melewati lautan. Selagi target santet masih berada di satu pulau yang sama, masih bisa. Tapi, kalau sudah berbeda pulau tidak akan bisa.
Sebenarnya bisa saja menyantet orang yang tinggal berbeda pulau. Ada beberapa mage alias dukun yang memiliki force power yang cukup kuat untuk bisa melewati laut, tapi sangat jarang. Selain susahnya menemukan orang dengan force power yang cukup kuat, prosesnya pun akan jadi jauh lebih rumit dari biasanya.
Ini juga yang menjadi sebab kenapa dalam ilmu tenaga dalam, apa pun perguruannya, biasanya ada proses latihan untuk menyerap energi laut. Tujuannya pun berbeda-beda. Ada yang bertujuan untuk kesehatan, meditasi, atau bahkan untuk memperkuat force power yang ada di dalam tubuh.
“Tapi, kenapa nggak ada kabar bule kena santet sewaktu mereka di Indonesia?”
Selain prosesnya yang tidak mudah dan cukup memakan waktu, bisa jadi ini karena para bule jarang berada di Indonesia dalam waktu yang cukup lama untuk bisa memunculkan rasa tidak suka dari masyarakat. Tapi tetap saja, secara teori bule juga bisa kena santet, kok!
Lagipula, bule di Indonesia itu justru seringnya malah jadi idola masyarakat. Makanya jarang ada yang sebenci itu kepada bule sampai kepengin santet mereka. Coba aja lihat, biasanya orang tidak akan marah kalau melihat pasangannya ganjen dan minta selfie bareng bule. Malah terkadang hanya cengengesan atau ikutan selfie juga bareng si bule.
Beda cerita kalau melihat istri atau suami ganjen ke sesama warga lokal. Apalagi kalau tinggalnya sekampung, beuhh, biasanya dukun santet akan jadi pilihan utama mengatasi masalah.
Lucunya, terkadang perkara santet-menyantet ini malah berakhir dengan adu mekanik antara dua atau lebih dukun santet. Yang punya masalah siapa, yang adu mekanik siapa.
Jadi, itulah jawaban dari pertanyaan bisakah bule kena santet. Jawabnya sih, bisa. Tapi, buat apa coba?
Penulis: Adi Wahyudi S. Lamora
Editor: Rizky Prasetya