• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
ADVERTISEMENT
Home Artikel

Betapa Gobloknya Orang-orang yang Memuji dan Minta Maaf ke Daendels

Nasrulloh Alif Suherman oleh Nasrulloh Alif Suherman
8 Februari 2021
A A
jalan daendels anyer panarukan kolonialisme voc mojok

daendels anyer panarukan kolonialisme voc mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Baru bangun tadi subuh, lalu tiba-tiba saya melihat trending Twitter bercokol satu nama yang mungkin hampir seluruh orang Indonesia tahu. Kalau belajar sejarah, ya. Nama “Daendels” tiba-tiba jadi trending Twitter, tumben sekali ini. Ternyata gara-gara cuitan Bang @mazzini_gsp yang membuat cuitan soal Daendels. Nggak ada masalah sih, saya juga ikut senang sebagai orang yang belajar disiplin sejarah.

Cuman, ya, setelah melihat reply dan quote retweet yang menanggapi cuitan tersebut, rasanya kok pengin tak hihhh. Bukan ke yang buat cuitan ya, tapi ke netizen-netizen lain yang merespon cuitan tersebut. Dalam cuitan Bang Mazzini, ia cuman kebetulan membalas pertanyaan orang lain yang bertanya soal masalah pembayaran uang honor kepada pekerja jalan Anyer-Panarukan. Bang Mazzini membalas tentang fakta sesungguhnya, dan ia mencantumkan data juga.

Menurut saya juga, apa yang ia sampaikan sudah sangat objektif dan tidak berlebihan. Ia hanya memberikan fakta dan data soal Daendels, dan menurut saya kebenaran akan hal tersebut bukanlah membela. Seorang sejarawan memang harus begitu, nggak pandang siapapun tokohnya. Kalau faktanya begitu, ya, begitu. Nggak bisa malah jadi begini, hehehe.

Nah, Daendels memang kenyataannya dikenal sebagai “Mas Galak” karena dirinya yang memerangi korupsi di pemerintahan saat itu, karena fakta ini juga semua orang malah jadi membanggakan dirinya. Ditambah, soal fakta bahwa dirinya memberikan upah kepada pekerja paksa, walaupun dikorupsi juga oleh bawahannya. Selain membanggakan, malah banyak yang minta maaf. Kok, ya, ngaco pisan.

Plisss lah, Daendels faktanya memang begitu. Tapi, ya, jangan sampai malah minta maaf dan keluar kalimat-kalimat apologi yang menyatakan dirinya adalah pahlawan. Loh kok malah jadi ngaco, hadehhh. Kalau logikanya seperti itu, Jepang yang membebaskan kita dari cengkraman Belanda juga jatuhnya baik, dong? Hideaki Tojo yang segitu beringasnya juga baik, dong? Kan mereka pasti punya kebijakan yang bagus.

Tentu saja tidak, dong. Orde Lama dan Orde Baru yang segitu punya kebijakan baik, tentu saja tidak mematahkan fakta bahwa pemimpinnya sangat nggak baik dan penuh dengan kelaliman. Apalagi untuk seukuran Daendels yang seorang gubernur jenderal di tanah kolonial, Brooo!

Pertama, ingatlah dengan baik di benak kisanak sekalian. Daendels itu adalah pelaku kolonialisme yang disuruh negaranya untuk memerintah di negara jajahan. Jadi wajar saja, kalau ia punya keputusan yang bijak semata-mata untuk kebaikan negaranya sendiri, bukan untuk pribumi atau negara jajahan.

Kedua, yang untung itu tetap orang-orang Eropa. Bukan pribumi, dan semua fasilitas yang dibangun adalah untuk untuk kepentingan penjajah, bukan rakyat pribumi. Semuanya dibangun agar roda ekonomi tetap berjalan, dan ujung-ujungnya cuman buat pemerintah kolonial. Digaji sih digaji, tapi dikorupsi juga. Politik yang berdasarkan rasialisme juga masih ada, supremasi kulit putih juga masih ada. Nggak seberapa “kebaikan” itu buat pribumi Hindia-Belanda saat itu. 

Ketiga, kolonialisme itu nggak pernah benar. Kemerdekaan dirampas, hak hidupmu bukan milikmu dan kerja paksa yang dikatakan “digaji” itu tetap dipaksa! Indikasinya upah? Woilah, lihat upah dan bandingkan dengan kerugian yang dialami pribumi masa itu, Bos! Jauh panggang dari api, alias sadar atuh penindasan tetap lebih banyak dibandingkan dengan “kebaikan” itu semua.

Inilah kalau mental dijajah masih dilestarikan, wong penjajah kok dipuja. Ngaco banget ngaco. Kalau baca dan belajar sejarah, ya, jangan kontekstual. Bang Mazzini udah benar nyantumin fakta, malah disalahpahami. Susah emang kalau orang-orang masih pada muja bule dan bangga jadi jajahan negara lain, Hhh. 

Sumber gambar: Akun Twitter @bajrul.

BACA JUGA ‘Preman Pensiun’ Mencerminkan Garut sebagai Kota Preman dan artikel Nasrulloh Alif Suherman lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform Use Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 8 Februari 2021 oleh

Tags: bataviadaendelspenjajahan

Nasrulloh Alif Suherman

Nasrulloh Alif Suherman

Penulis partikelir. Menulis di selang waktu saja.

ArtikelTerkait

Timnas Israel Lolos Piala Dunia U-20: Yang Lolos Siapa, yang Pusing Siapa

Timnas Israel Lolos Piala Dunia U-20: Yang Lolos Siapa, yang Pusing Siapa

2 Juli 2022
they call me babu mojok

They Call Me Babu: Seutas Kisah Sejarah Babu pada Masa Kolonial Belanda

27 Juli 2021
benjamin netanyahu palestina indonesia mojok

Setelah Benjamin Netanyahu Pensiun Jadi Perdana Menteri, Bagaimana Nasib Palestina Selanjutnya?

1 Juli 2021
Di Balik Pro Kontra soal Daendels Ada Kita yang Kurang Banyak Baca Buku Sejarah terminal mojok.co

Di Balik Pro Kontra soal Daendels Ada Kita yang Kurang Banyak Baca Buku Sejarah

18 Februari 2021
thomas stamford raffles perampasan keraton jogja geger spehi perang spehi sepoy mojok.co

Ketika Raffles Merampas Harta Pusaka Keraton Yogyakarta

25 September 2020
nasi goreng di jogja pakem wonosari tegal jawa timur ciri khas mojok.co

Sejarah di Balik Cita Rasa Manis Makanan Jawa

18 September 2020
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
studio mappa attack on titan season 4 mojok

'Attack on Titan' Episode 9: Sebuah Usaha untuk Mengurai Konflik

3 Kesalahan Orang Eldian Saat Menawan Pasukan Marley di Attack on Titan Final Season mojok.co

3 Kesalahan Orang Eldian Saat Menawan Pasukan Marley di 'Attack on Titan' Final Season

free fire game bocil mojok

5 Alasan Free Fire Game Idola Bocil



Terpopuler Sepekan

4 Mekanisme Bertahan Hidup Anak Kos yang Bisa Dicoba Jika Harga Mi Instan Naik Beneran

Bekal Mi Instan dan Nasi: Sadar Gizi Itu Penting, tapi Jadi Manusia Juga Penting

oleh Prabu Yudianto
1 Juni 2023

Susi Pudjiastuti yang dirindukan (Sumber: IG @SusiPudjiastuti115)

Susi Pudjiastuti, Mantan Menteri yang Paling Dirindukan

oleh Ahmad Arief Widodo
3 Juni 2023

5 Rekomendasi Merek Sarung buat Kamu yang Hipster Abiezzz madura

Sejarah dan Alasan Laki-laki Madura Suka Pakai Sarung

oleh Akbar Mawlana
31 Mei 2023

Wonogiri dan Gunungkidul, Saudara Kembar Beda Nasib

Gunung Pegat, Gunung Belah, dan Giribelah, 3 Gunung di Wonogiri yang Bikin Bingung

oleh Andi Darmawan
5 Juni 2023

5 Perbedaan Upin dan Ipin Dulu dengan Sekarang

5 Perbedaan Upin dan Ipin Dulu dan Sekarang

oleh Noor Annisa Falachul Firdausi
1 Juni 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=lzHUMXKyXus

DARI MOJOK

  • Bus Handoyo Mengawal Setiap Tragedi yang Terjadi di antara Lumajang dan Wonosobo
  • Sultan Minta Kedepankan Paseduluran, Kapolda DIY Minta Maaf ke Tamansiswa
  • Eep Saefulloh Fatah: Konsultan Politik Spesialis Pemenang Dua Putaran
  • Imbas Bentrok Antarkelompok, Meja dan Kursi Bersejarah Ki Hadjar Dewantara Rusak
  • Masuk Kelas Internasional UGM, Siap-siap Minimal Rp20 Juta Tiap Semester
  • Tren Pemilu 2024 Berubah, Cak Imin Bisa jadi Faktor Penentu Pilpres
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Sapa Mantan
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!