Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Besok-besok, kalau Jadi Panitia Kurban, Jangan Aji Mumpung

Malik Ibnu Zaman oleh Malik Ibnu Zaman
11 Juli 2022
A A
Besok-besok, kalau Jadi Panitia Kurban, Jangan Aji Mumpung

Besok-besok, kalau Jadi Panitia Kurban, Jangan Aji Mumpung (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Panitia kurban adalah penyedia kebahagiaan di kala Iduladha. Dari tangan-tangan mereka, distribusi daging ke rumah-rumah lancar sentosa. Dari tangan-tangan mereka lah, kita bisa berisik di grup WA untuk bikin acara bakar-bakar bersama kolega. Jasa mereka, bisa dibilang, amat besar.

Tapi, namanya manusia, pasti ada yang polahnya bikin pening kepala. Ada saja panitia kurban yang justru bikin kita gibah atau malah naik pitam karena kelakuannya. Dan dalam artikel ini, saya mau cerita tentang panitia yang kelakuannya patut untuk masuk buku pelajaran Kewarganegaraan, bagian contoh yang buruk maksudnya.

Pembentukan panitia kurban di desa tempat saya tinggal tidak begitu ribet, siapapun bisa turut serta menjadi panitia kurban. Jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan, panitia sudah dibentuk. Akan tetapi ,ketika hari pelaksanaan jumlah panitia tersebut bisa bertambah.

Desa tempat saya tinggal dalam pelaksanaan kurban terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok masjid, dan kelompok musala. Kepanitiaannya pun berbeda antara masjid dan mushola.

Menjadi panitia kurban tentu merupakan tugas yang mulia, sekaligus penuh dengan risiko, seperti misalnya hewan kurban yang mengamuk. Ketika misalnya terjadi sesuatu, tidak ada yang namanya asuransi. Pernah terjadi salah seorang panitia kurban di desa saya diseruduk oleh kerbau, lukanya termasuk parah. Tetapi untungnya cukup hanya dibawa ke tukang urut, bisa sembuh.

Nah, menjadi panitia kurban itu juga harus ikhlas, jangan malah aji mumpung, yaitu memanfaatkan statusnya sebagai panitia kurban untuk menguntungkan dirinya sendiri. Saya sering menjumpai setiap tahunnya, pasti ada saja panitia kurban yang aji mumpung. Tentu saja tidak semuanya, cuman beberapa orang panitia saja. Dan ini poin utama artikel ini.

Pembagian daging kurban di desa saya dilaksanakan setelah salah Zuhur, dulu itu menggunakan sistem kupon. Tetapi sejak tiga tahun terakhir, daging diantarkan langsung oleh panitia kepada setiap rumah.

Saya masih ingat betul, dulu beberapa teman saya itu sebelum daging kurban dibagikan sudah membakar sate terlebih dahulu. Ternyata usut punya usut, ayah mereka itu menjadi panitianya. Setelah saya dewasa, ternyata panitia kurban yang semacam itu, masih tetap saja ada.

Baca Juga:

Adakah di Luar Sana, Perantau yang Sudah 7 Tahun Merayakan Iduladha di Tanah Asing Seperti Saya? Perantau yang Menimbun Rasa Kangen Keluarga

Menunda Resign Demi THR Sah-sah Aja, Itu Siasat Karyawan Memaksimalkan Haknya

Namanya Toma (bukan nama sebenarnya), ia menjadi salah seorang panitia kurban. Pada jam 10, anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar datang ke tempat kurban, lalu disuruh pulang sambil membawa kepala dan daging kambing.

Kemudian di tengah perjalanan, anaknya tersebut sebut saja namanya Tole lewat di depan ibu-ibu yang sedang asyik mengobrol. Salah seorang dari ibu-ibu tersebut bertanya, “Tole apa itu yang kamu bawa?” Lalu Tole pun menjawab, “Kepala Kambing, dan daging kambing.”

Hal tersebut membuat ibu-ibu tersebut tertawa sekaligus merasa miris. Orang sudah sepakat kalau pembagian daging setelah Zuhur, tapi malah ada yang mendahului. Tapi, mereka sudah paham kelakuan Toma, orangnya memang begitu.

Apa yang dilakukan oleh Toma tentu saja tidak patut untuk ditiru, karena termasuk perbuatan mengambil yang bukan haknya. Kalau misalnya Toma melakukan kurban sih tidak masalah, karena ada haknya. Sementara dalam kejadian tersebut, Toma tidak berkurban. Panitia kurban kok gitu?

Ada juga panitia yang sikapnya mirip-mirip Toma, yaitu Wagiman (bukan nama sebenarnya). Ketika itu saya sedang mengobrol dengan paman, juga dengan salah seorang tetangga di teras rumah kakek. Lalu lewatlah Wagiman sambil membawa parang menuju tempat penyembelihan hewan kurban.

Setelah Wagiman lewat, tetangga saya berceletuk “Dia pasti cuman lihat lihat saja, tidak melakukan apa-apa, saya sudah sangat paham. Coba kalian lihat yah, nanti di jam 10 dia akan lewat lagi ke sini sambil membawa daging. Kalau bawa komputer, baiknya kita cegat.”

“Lho, kenapa?”

“Berangkat bawa parang, pulang bawa komputer, kamu nggak curiga?”

“Oiya ya.”

Dan benar saja, di jam 10 Wagiman lewat di depan rumah sambil membawa kaki dan daging kambing. Syukurlah dia nggak bawa komputer. Sementara itu, dilihat dari pakaiannya terlihat bersih, tidak ada debu, dan parangnya juga terlihat belum digunakan. Tetangga tersebut lalu berkata, “Benar kan apa kata saya, padahal dia tidak berkurban loh.”

Apa yang dilakukan oleh Toma dan Wagiman tidak patut untuk ditiru, itu namanya mengambil sesuatu yang bukan haknya. Maka dari itu menjadi panitia kurban jangan malah aji mumpung, tetapi harus amanah. Orang dipercaya untuk mengurusi hak umat, kok malah diambil. Kepiye, Buos? Ibadah kok malah kebanyakan atraksi.

Maka dari itu, besok-besok, kalau kalian jadi panitia atau punya kenalan baik yang jadi panitia, dikasih tahu baik-baik. Semua orang pasti bakal kebagian, nggak usah sumelang sampe ngambil hak orang lain. Di hari baik, sebaiknya nggak usah melakukan hal yang bikin orang ngomong yang nggak baik.

Penulis: Malik Ibnu Zaman
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Cara Memilih Hewan Kurban Terbaik untuk Idul Adha Menurut Peternak

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 11 Juli 2022 oleh

Tags: amanahhakiduladhapanitia kurbanserakah
Malik Ibnu Zaman

Malik Ibnu Zaman

Penulis lepas & Imam Besar Republik Mahasiswa Rebahan.

ArtikelTerkait

Menebak Kepribadian Seseorang Berdasarkan Pilihan Obat Nyamuk terminal mojok.co

Jangan Hidup Seperti Nyamuk!

6 September 2019
5 Cara Bikin Daging Empuk Tanpa Presto, Cocok buat Anak Kos!

5 Cara Bikin Daging Empuk Tanpa Presto, Cocok buat Anak Kos!

9 Juli 2022
Menerka Maksud Aldi Taher Sembelih "DPR" Saat Iduladha 

Menerka Maksud Aldi Taher Sembelih “DPR” Saat Iduladha 

30 Juni 2023
3 Kawasan yang Jadi Tempat Jualan Hewan Kurban Dadakan di Semarang

3 Kawasan yang Jadi Tempat Jualan Hewan Kurban Dadakan di Semarang

22 Juni 2023
kurban perasaan

Ketika Ditanya Tentang Kurban, Kok Selalu Jawabannya Kurban Perasaan?

4 Agustus 2019
nyate

Serba Serbi Sambat: Mari Kita Nyate dengan Bijak!

12 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

16 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.