Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Berkaca dari Jepang tentang Bagaimana Pendidikan Karakter Dilakukan

Hasanudin Abdurakhman oleh Hasanudin Abdurakhman
12 Desember 2019
A A
Kebiasaan Orang Jepang yang Bikin Kuliah Cepat Kelar dan Namaste terminal mojok.co

Kebiasaan Orang Jepang yang Bikin Kuliah Cepat Kelar dan Namaste terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Dalam sebuah obrolan dengan sahabat lama saya, seorang kepala sekolah, ia bercerita soal pengalamannya saat berkunjung ke Jepang. Saat mencari lokasi suatu tempat, ia bertanya pada orang-orang yang dia temui, dan mereka memberi tahu dengan ramah. Tidak cukup sampai di situ. Bahkan ada yang sampai mau ikut berjalan mengantar sampai ke tempat tujuan. Begitulah. Kalau kita belanja di supermarket di sini, dan bertanya tentang lokasi suatu barang, pelayan hanya akan memberi tahu, barang tersebut ada di rak nomor sekian. Tak jarang pula informasi itu salah. Di supermarket Jepang berbeda. Pelayan akan mengantar kita ke rak tempat barang itu, dan memastikan barang yang kita temukan adalah yang kita cari.

Begitulah. Sering kita membaca atau membahas perilaku “unik” orang-orang Jepang. Saat sedang kesusahan dan kelaparan, mereka masih sanggup antri. Saat nonton pertandingan bola, mereka membersihkan bagian stadion yang tadi mereka pakai untuk menonton.

Kalau saya bicara soal Jepang, mungkin akan terdengar seperti seorang pemuja. Seolah Jepang itu masyarakat sempurna. Sebenarnya tidak begitu. Kalau ada yang baik, tentu perlu kita tiru, tidak peduli dari mana pun asalnya. Adapun yang buruk, jangan kita tiru.

Nah, kenapa masyarakat Jepang bisa begitu? Orang sering menjawab dengan ringkas,”Itu budaya mereka.” Ringkas, karena tidak berpikir. Budaya dianggap sebagai sesuatu yang diturunkan melalui gen. Kalau bapaknya tertib, anaknya akan tertib pula. Jadi masyarakat Jepang itu akan tertib secara turun temurun.

Sebenarnya tidak demikian. Ini soal perilaku. Perilaku itu dibentuk, bukan diturunkan. Bagaimana membentuknya? Melalui pendidikan. Pendidikan di rumah, di sekolah, di masyarakat, dan di berbagai tempat. Bagian ini jarang kita bahas.

Saya tidak punya banyak pengalaman soal pendidikan Jepang, hanya menyangkut beberapa hal. Anak saya pernah sekolah di TK selama setahun di Jepang. Kemudian saya melihat beberapa anak teman yang sekolah SD di sana. Apa yang menonjol?

Pertama, orang tidak menyekolahkan anak-anak menurut selera mereka, dalam hal waktu dan tempat sekolah. Di Jepang usia masuk sekolah sudah ditetapkan pemerintah. Jadi pemerintah menetapkan, anak yang masuk sekolah tahun ini adalah anak yang lahir pada tanggal 1 April sampai 30 Maret 6 tahun sebelumnya. Jadi semua anak yang lahir pada jangka waktu itu harus masuk sekolah. Tidak boleh orang tua memasukkan anak lebih cepat, juga tidak boleh lebih lambat.

Kedua, lokasi sekolah juga sudah ditetapkan berdasarkan rayon tempat tinggal. Anak hanya boleh masuk ke sekolah yang telah ditetapkan, tidak boleh ke sekolah lain, misalnya yang dianggap sekolah favorit. Tentu saja fasilitas dan sistem sekolah itu dibuat merata, mengikuti suatu standar. Menariknya, sekolah-sekolah itu berada dalam lokasi yang terjangkau dengan jalan kaki dari setiap rumah. Anak-anak pergi ke sekolah dengan berjalan kaki, bukan diantar kendaraan oleh orang tua mereka.

Baca Juga:

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

Apa yang diajarkan di sekolah? Di tingkat sekolah dasar pelajaran masih sangat minim. Fokusnya sekedar bisa membaca dan berhitung. Dibandingkan dengan materi pelajaran di sekolah kita, materinya lebih sedikit. Lalu, apa yang dipelajari?

Sebagaimana yang tercermin dari soal lokasi sekolah tadi, fokus utama adalah pembentukan karakter, di antaranya kemandirian. Hal lain adalah proses berpikir (nalar), kepedulian, disiplin, ketertiban, dan lain-lain. Kemudian, bagaimana hal itu diajarkan? Tentu tidak sekadar melalui ajaran-ajaran verbal, tapi melalui sistem.

Di sekolah dasar disediakan makan siang (kyushoku). Makanan disediakan oleh sekolah melalui katering. Murid-murid dilibatkan dalam penyajian, penataan, dan sebagainya. Mereka dengan tertib melakukan itu semua, termasuk antri mengambil makanan. Kemudian mereka membersihkan alat dan tempat makan bersama.

Pernah saya lihat dokumentasi tentang anak Indonesia di sekolah Jepang yang disiarkan melalui TV. Di situ digambarkan bagaimana ia disediakan daging halal secara khusus, pada saat hidangan berupa daging. Juga diperlihatkan bagaimana teman-temannya berusaha memahami dia, mendukung dia saat sedang berpuasa. “Kamu bisa tahan lapar?” “Semangat ya, jangan menyerah.” Itu kalimat-kalimat dukungan yang terucap dari mulut teman-temannya. Artinya, mereka juga menerima pelajaran penting: keragaman dan toleransi.

Tertib, disiplin, bersih, tenggang rasa, menghormati, dan lain-lain, tidak bisa diajarkan dengan buku di ruang kelas. Semua itu adalah kebiasaan, yang ditumbuhkan dari interaksi harian. Dalam hal proses berpikir, penghayatan proses itu lebih penting ketimbang materi pelajaran itu sendiri. Sering kali sekolah dan guru kita begitu bernapsu untuk menuntaskan materi yang sudah ditetapkan oleh kurikulum, ketimbang membawa murid-murid menikmati proses berpikir melalui materia yang diajarkan.

Di akhir cerita, teman saya tadi berkesimpulan, “Kayaknya kita memang belum punya sekolah yang mendidik karakter anak-anak.” Saya tidak berani membuat kesimpulan itu. Tapi saya mengaminkan kesimpulan sahabat saya ini, karena dia seorang kepala sekolah.

BACA JUGA Yang Keliru dari Deddy Corbuzier Soal Matematika dan Pengetahuan Dasar atau tulisan Hasanudin Abdurakhman lainnya. Follow Facebook Hasanudin Abdurakhman.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 12 Desember 2019 oleh

Hasanudin Abdurakhman

Hasanudin Abdurakhman

Pakar bukan-bukan. Buayawan. Berdiri di tengah. Tengahnya sering berdiri. Erotical physicist.

ArtikelTerkait

Kimetsu No Yaiba The Movie_ Mugen Train

Tak Perlu Jadi Wibu untuk Menikmati Kimetsu no Yaiba The Movie: Mugen Train

20 Oktober 2021
4 Hal yang Jarang Orang Bicarakan tentang Serial TV Upin Ipin Mojok.co

4 Hal yang Jarang Orang Bicarakan tentang Serial TV Upin Ipin

8 November 2025
reza arap microtransaction warnet gamer apex legend mojok

Sudah Saatnya Negara Mengawasi Microtransaction dalam Gim

20 Mei 2021
Telkomsel Itu Bukan Tidak Humanis, tapi Hanya Mencoba Realistis telkomsel garis keras

Menanggapi Tulisan Indosat Cocok Untuk Mahasiswa, Telkomsel Untuk Pekerja: Saya Mahasiswa dan Saya Pelanggan Telkomsel Garis Keras! 

19 Juli 2019
investor kaya hanya modal rebahan trading forex platform investasi dunia saham tips investasi binomo trading trader forex saham mojok

Sebenarnya Bisa Nggak sih Kaya Hanya Modal Rebahan?

21 Februari 2021
kampung vietnam

Bagus Sih Mau Dibangun RS Khusus Corona, Tapi Kok di Kampung Vietnam yang Horor?

6 Maret 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.