Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Beli Peralatan Masak Adalah Cara para Emak-emak untuk Investasi

Reni Soengkunie oleh Reni Soengkunie
19 Mei 2020
A A
3+1 Resep Bumbu Dasar Masakan yang Wajib Kita Tahu
Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa kali saya suka membaca postingan orang-orang yang suka nyinyir ketika melihat emak-emak yang keranjingan membeli peralatan masak. Bagi penglihatan orang awam, tindakan para emak-emak ini merupakan sebuah pemborosan yang absurd. Tiap jalan ke toko tangannya selalu gatel buat ngambil peralatan masak di rak alat masak. Kadang beli panci presto, besoknya beli panci anti lengket, besoknya lagi beli panci anti gores. Belum lagi harga yang ditawarkan untuk produk itu terbilang mahal-mahal.

“Kalau ada yang murah, kenapa harus beli yang mahal, sih?”

Oho, nggak semua orang menganut paham seperti itu, yah. Ada beberapa orang yang selalu mengamalkan paham ‘Ada harga ada rupa’. Kadang untuk mendapatkan kualitas yang bagus yah mau tak mau kita harus rela mengeluarkan kocek lebih besar. Kecuali kalau lagi diskon loh, ya. Nah, masalah perdiskonan kayak gini mending nggak usah debat sama yang namanya emak-emak, mereka jauh lebih paham dan ngerti masalah ini.

Coba bayangkan saja, misal kita membeli barang agak mahalan dikit tapi awet dan bisa digunakan hingga puluhan tahun lamanya dan bandingkan dengan barang yang harganya lebih murah tapi tiap tahun kita harus ganti karena cepat rusak. Mana yang lebih murah? Kan mending keluar duit di awal lebih mahal tapi ngirit ke depannya kan, ya. Lagi pula yang namanya peralatan masak itu semakin hari harganya semakin mahal saja, jadi bisa dibilang punya peralatan masak berkualitas di masa kini merupakan harta karun di masa depan.

“Beli barang mahal-mahal, tapi nggak pernah dipakai. Disimpen terossssss!”

Ada yang punya pengalaman punya emak kayak gini? Sekali lagi, bagi orang awam tentu nggak akan paham dengan maksud dan tujuan para emak-emak ini. Mereka ini bukannya mau menumpuk-numpuk barang tak terpakai hanya karena nafsu belanja yang tak terkendali. Tapi mereka ini menunggu momen yang tepat untuk menggunakannya.

Saya punya teman yang waktu kerja itu suka membeli peralatan masak dan peralatan membuat kue. Tiap gajian dia kadang membeli mixer, microwave, blender, set pisau, dan lain-lain. Padahal tiap hari dia itu sibuk kerja dan nggak sempat masak. Barang-barang yang dia beli itu hanya menumpuk dan memenuhi ruangan. Tapi setelah dia resign, ternyata dia menggunakan semua alat masak yang dia beli itu untuk membuat usaha masakan dan kue sendiri di rumah.

Ketika saya kecil, saya juga heran sekali dengan simbah putri saya. Beliau ini tiap kali punya uang lalu mipik (mencicil) beli beberapa peralatan masak yang super besar. Kadang beli dandang, kadang kuali besar, kadang wajan super jumbo, kadang cobek dengan diameter 30 cm, dan beberapa peralatan masak lainnya. Padahal setiap harinya itu simbah kalau masak yah pakai peralatan masak kecil-kecil dan semua barang yang ia beli itu hanya disimpan di gudang.

Baca Juga:

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

Cuan Investasi Tanah di Bondowoso Lebih Menggiurkan Dibanding Emas

Ternyata bagi para orang tua zaman dulu, membeli perkakas untuk masak kayak gitu tuh seperti halnya sebuah harta yang nantinya akan diwariskan untuk anak cucu. Di zaman itu belum ada yang namanya catering, sehingga orang-orang kampung jika ada hajatan yah dikerjakan sendiri dengan cara bergotong royong. Untuk alat masaknya pun, menggunakan sistem pinjam meminjam tanpa harus membayar. Jadi jika ada hajatan, si tuan rumah akan meminjam panci besar di rumah A, meminjam dandang di rumah B, meminjam tungku kayu di rumah C, dan begitu seterusnya.

Beberapa orang tua rela mengeluarkan uang lebih banyak untuk membeli peralatan dengan kualitas yang bagus dan tahan lama. Jika dirawat dengan baik, peralatan masak kayak gitu akan bertahan hingga puluhan tahun. Hingga sampai saat ini ibu saya masih masak menggunakan semua peralatan masak almarhum mertuanya.

Simbah saya mencicil peralatan masak ini sudah dimulai dari tahun 90-an awal dan alat-alat ini sudah banyak sekali digunakan untuk prosesi hajatan di kampung saya dari rumah ke rumah. Bayangkan alat masak bisa jadi sarana membantu orang lain nyatanya kan, ya. Alat masak ini dulunya juga digunakan bergilir untuk membuat syukuran sunatan ketiga kakak saya. Ketika simbah saya meninggal, alat ini juga digunakan untuk membuat selametan dan ketika ketiga kakak saya beserta saya menikah juga masih mengunakan alat masak ini. Bisa dibayangkan jika harus membeli peralatan masak itu saat ini, harganya sudah naik belipat-lipat kali.

Sebenarnya membeli peralatan masak berkualitas kayak gini tuh merupakan investasi jangka panjang dalam rangka menekan pengeluaran di kemudian hari. Teori pengiritan kayak gini tentu tak akan lepas dari perhitungan jeli para emak-emak. Jadi, mulai sekarang kalau ada emak-emak yang sangat hobi menumpuk-numpuk alat masak, jangan suka berburuk sangka dulu, ya.

BACA JUGA Adu Dapur Antar Wanita dan tulisan Reni Soengkunie lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 18 Mei 2020 oleh

Tags: Emak-EmakInvestasiPeralatan masak
Reni Soengkunie

Reni Soengkunie

Manusia yang suka mainan sama kucing, suka nonton video kucing, dan hobi ngobrol sama kucing. IG/Twitter: @renisoengkunie.

ArtikelTerkait

Jalan Udayana Mataram, Pernah Jadi Tempat Nongkrong Favorit Sebelum Tergeser Coffee Shop Mojok.co

Jalan Udayana Mataram, Pernah Jadi Tempat Nongkrong Favorit Sebelum Tergeser Coffee Shop

10 November 2023
pengganti lampu sein

Apa Jadinya Jika Tangan Berperan Sebagai Pengganti Lampu Sein Saat Berkendara?

11 Oktober 2019
wajan stainless steel terminal mojok

Tips Menggunakan Wajan Stainless biar Masakanmu Nggak Lengket

24 Maret 2021
milenial beli rumah

Pengalaman Beli Rumah di Usia 23 Tahun dan Pelajaran Buat Milenial yang Pengin Punya Rumah

21 Oktober 2019
5 Kesalahan Mindset Investasi yang Perlu Diluruskan

5 Kesalahan Mindset Investasi yang Perlu Diluruskan

25 Januari 2022
6 Alasan Saya Lebih Memilih Investasi Reksadana daripada Emas Mojok.co

6 Alasan Saya Lebih Memilih Investasi Reksadana daripada Emas

14 Agustus 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025
5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.