Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Belajar Optimis Masuk Surga Bersama Gus Baha’

Muhammad Khozin oleh Muhammad Khozin
15 Juli 2020
A A
Gus Baha' ustaz seleb ustaf mualaf MOJOK.CO

Gus Baha' ustaz seleb ustaf mualaf MOJOK.CO

Share on FacebookShare on Twitter

Belajar optimis kepada Gus Baha’….

Fenomena “ustaz seleb” di Indonesia sebenarnya barang lama. Bukan sesuatu yang negatif juga sebetulnya. Namun, sayangnya, ustaz seleb yang baru muncul belakangan, rata-rata yang saya temui, tidak (atau belum) punya dasar keilmuan Islam yang baik. Yang terlihat adalah keprihatinan.

Misalnya, ada seorang ustaz yang bikin parodi lagu anak “Balonku Ada Lima” secara ngawur. Hal ini berujung klarifikasi semata yang mengundang ramai ledekan di media sosial. Lalu, disusul oleh skandal ustaz lain, yang memimpin pembacaan Alquran dengan bacaan tajwid yang mengenaskan, bagi seorang yang parahnya mengaku belajar agama secara otodidak.

Mohon maaf sebelumnya, selain keprihatinan, yang terlihat adalah kekonyolan. Alih-alih memberikan keteduhan lewat ceramah, yang ada malah hawa panas. Lewat berbagai umpatan, menebar kebencian. Seenaknya menafsirkan dalil pula. Puncaknya, yang tidak sehaluan dengan mereka, akan tega dituduh tidak diterima ibadahnya dan masuk neraka.

Mereka, dengan pongahnya, menyebarkan pesimisme perihal otoritas surga dan neraka. Jika mengikuti pendapat mereka, surga adalah jaminan. Jika berseberangan, neraka jadi ancaman. Seolah-olah mereka yang berhak memetakan siapa saja yang berhak dapat surga dan siapa yang layak menghuni neraka.

Jujur, saya sebetulnya punya harapan tinggi atas kemunculan ustaz-ustaz baru, yang muda-muda. Senang, ketika pendakwah dan pemimpin agama bermunculan. Namun, yang muda-muda, kok, malah begitu. Oleh sebab itu, secara pribadi, saya selalu mencari ulama atau tokoh agama yang benar secara keilmuan dan mapan secara laku. Kembali kepada “mereka yang tua”, tapi memberi kesejukan, misalnya sosok Gus Baha’.

Ceramahnya terasa mengayomi, menentramkan, dan selalu menularkan optimisme. Terutama ketika menghadapi berbagai persoalan kehidupan. Bukan saja soal iman saja.

Menurut Gus Baha’, optimis adalah perkara iman. Yakin dan percaya bahwa rahmat Tuhan itu luas. Tak meleset dengan definisi KBBI, yang memberi pengertian bahwa optimis berarti berpengharapan baik atas segala sesuatu. Maka dari itu, dalam menjalani kehidupan, baik berupa nikmat atau ujian, kita harus selalu optimis bahwa di balik semua itu terdapat hikmah dan kasih sayang Tuhan.

Baca Juga:

Lulus Magister Jalur Tirakat, Kepercayaan Bapak yang Tidak Bisa Diganggu Gugat

Saya Pernah Jadi Pemberi Cap Ahli Neraka dan Betapa Bodohnya Saya Kala Itu

Misalnya Gus Baha’ menjelaskan tentang diterima atau tidaknya suatu ibadah seorang hamba kepada Tuhan. Tak perlu bimbang akan hal ini. Menurut Gus Baha’, ibadah kita pasti diterima Tuhan. Kita harus optimis. “Karena menerima ibadah seorang hamba, bagi Tuhan, adalah persoalan gampang. Bahkan remeh sekali,” jelas Gus Baha’.

Yang sangat perlu dirisaukan adalah jika kita beribadah, lalu mempunyai niat nyeleweng di dalamnya. Misalnya untuk ajang pamer, mengelabuhi gebetan, pura-pura saleh di hadapan calon mertua, dan niat-niat terselubung lainnya. Tujuan ibadah menjadi tidak murni.

Dalam hadis sahih (mutafaqun ‘alaih), tertulis bahwa Tuhan itu sebagaimana prasangka hamba-Nya. Optimis termasuk berprasangka baik kepada Tuhan dan Ia senang jika hambanya tak meragukan kemahaan-Nya. Maka tindakan Tuhan selanjutnya juga dipengaruhi oleh sikap optimis hambanya.

Dalam berprasangka baik, juga dipastikan kita tidak akan mudah kecewa, sakit hati, dan selalu ringan untuk bangkit. Kita senantiasa terhindar dari ekspektasi berlebih yang biasanya mengakibatkan kita jatuh tersungkur ke dalam sumur keterpurukan yang tak berujung.

Tidak hanya isi ceramahnya yang mengandung optimisme, cara menyampaikan, gestur, dan segala gerak-gerik Gus Baha’ selalu memancarkan optimis. Gus Baha’ sama sekali tidak sungkan tertawa lebar bersama jemaah. Ia selalu mengajak mereka menertawakan nasib dan bergembira ria karena rida dengan keadaan, bagaimana pun beratnya.

Dalam kasus lain, Gus Baha’ juga bersikap demikian. Dikelilingi maraknya ustaz-ustaz yang ringan mengafirkan dan menerakakan, Gus Baha’ tampil elegan dengan mengajak umat agar optimis masuk surga. Tanpa menyesatkan yang berbeda pandangan atau seolah-olah telah memesan tiket surga di akhirat.

Gus Baha’ selalu dengan santai dan mantap mengutip dalil klasik, bahwa kunci surga adalah percaya bahwa tiada Tuhan kecuali Allah. Modalnya tak memerlukan proses administrasi yang sulit, hanya yakin dan percaya bahwa Tuhan berkuasa atas segala sesuatu. Terutama perihal otoritas surga dan neraka.

Penjelasannya tidak berhenti di sini. Gus Baha’ menekankan bahwa sesungguhnya amal dan ibadah kita tidak akan cukup untuk mengantarkan kita ke surga. Hanya Tuhan yang berhak menentukan itu. Jadi pada akhirnya, selain usaha, kita hanya perlu optimis kepada luasnya rahmat (kasih sayang) Tuhan.

BACA JUGA Kiai Kampung dan Sikap Kebijaksanaan atau tulisan lainnya dari Muhammad Khozin di Terminal Mojok.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 15 Juli 2020 oleh

Tags: Gus Baha'ustaz mualafustaz seleb
Muhammad Khozin

Muhammad Khozin

Seorang laki-laki beradik tiga. Suka menulis dan merintis.

ArtikelTerkait

Antara Ngaji Mazhab Khusyuk dan Mazhab Santuy, Pilih yang Mana MOJOK.CO

Ngaji Mazhab Khusyuk atau Mazhab Santuy, Pilih Mana?

7 Agustus 2020
Anak Bukan Tempat Pelampiasan Rasa Capek Orang Tua, orang tua kualat

Kata Gus Baha’ Orang Tua yang Bisa Kualat Pada Anak, Bukan Sebaliknya

22 November 2019
Lulus Magister Jalur Tirakat, Kepercayaan Bapak yang Tidak Bisa Diganggu Gugat

Lulus Magister Jalur Tirakat, Kepercayaan Bapak yang Tidak Bisa Diganggu Gugat

3 September 2022
gus baha' mazhab humor mencintai gus dur, humor

Gus Baha’, Gus Dur, dan Mazhab Humor Mereka

9 Juli 2020
Saya Pernah Jadi Pemberi Cap Ahli Neraka dan Betapa Bodohnya Masa Itu

Saya Pernah Jadi Pemberi Cap Ahli Neraka dan Betapa Bodohnya Saya Kala Itu

12 Desember 2020
uztaz MOJOK

6 Tipe Ustaz yang Harus Kamu Hindari Ceramahnya

4 Juli 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.