Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Batas Usia Kerja Nyata Menyiksa Pencari Kerja dengan Usia di Atas 30 Tahun Seperti yang Saya Rasakan

Abrurizal Wicaksono oleh Abrurizal Wicaksono
19 Agustus 2024
A A
Batas Usia Kerja Bunuh Masa Depan Pencari Kerja Usia 30 Tahun! (Unsplash)

Batas Usia Kerja Bunuh Masa Depan Pencari Kerja Usia 30 Tahun! (Unsplash)

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa bulan terakhir ini saya sibuk. Meski sibuknya saya buat-buat saja selayaknya pencari kerja pada umumnya. Khususnya pekerja yang kehilangan pekerjaan, dan sedang berjuang bangkit, lantaran batas usia kerja membunuh pekerja usia 30 tahun ke atas.

Saya sibuk membenahi daftar riwayat hidup. Termasuk di dalamnya jenis pekerjaan setelah beberapa tahun sebelumnya bekerja di lembaga riset internasional. 

Tadinya saya berpikir bahwa ini mungkin pelabuhan terakhir saya. Terutama setelah sekian lama menjadi konsultan, kemudian karyawan. Saya rasa sudahlah. Mengingat usia juga yang sudah tidak masuk batas usia kerja karena sudah kepala tiga.

Batas usia kerja benar-benar “membunuh” masa depan pencari kerja

Eh, saya tak pernah menyangka badai layoff datang melanda lembaga riset ini. Tak terkecuali saya juga kena. Dan batas usia kerja benar-benar menyiksa saya.

Selama melamar kerja, saya menemukan beberapa fakta pahit. Apakah kita, yang sudah berusia tiga puluh plus plus ini susah dapat kerja?

Dari sekian website jobseeker, seperti Linkedin hingga Glints, saya sudah menyelaminya. Saya menggunakan keyword seperti “pekerjaan terakhir” dan “bidang yang saya kuasai”. Saya lama bekerja di bidang finance dan administrasi. 

Rata-rata pekerjaan mensyaratkan batas usia kerja maksimal 27 atau 28 tahun. Di situ saya sempat membatin apakah tidak ada untuk usia seperti saya saat ini? Apakah karier pekerja akan habis di usia 30 tahun plus?

Menjadi pekerja dengan kemampuan palugada

Saya lama bekerja di bidang finance. Dan, selama itu pula, saya menjadi pekerja dengan konsep “palugada”. Apa yang lu mau gue ada. 

Baca Juga:

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Misalnya untuk procurement, saya bisa menjadi AR atau AP. Bahkan bisa juga jadi kasir untuk beberapa pekerjaan. Sudah begitu, bisa tiba-tiba menjadi admin yang mengurusi suatu kegiatan. 

Iya, saya pernah mengurusi workshop. Mulai dari budgeting hingga pemberian honor. Bahkan di pekerjaan terakhir, saya yang memberikan report ke masing-masing donor dengan persyaratan yang berbeda. Itu juga belum termasuk forecasting jika ada perpanjangan proyek untuk lembaga riset di mana saya bekerja. 

Jujur, saya keteteran. Tapi, saya senang dengan pekerjaan ini dan tidak mengira batas usia kerja akan jadi rintangan di masa depan.

Susahnya berhadapan dengan HR

Nah, yang jadi masalah adalah ketika saya mencoba melamar di sebuah perusahaan profit. Saya sering berhadapan dengan rekan-rekan HR untuk menjelaskan tanggung jawab saya di pekerjaan terakhir. Belum lagi kalau sudah membicarakan batas usia kerja.

Penjelasan saya mungkin terkesan ngalor-ngidul. Tapi percayalah, pekerjaan dari hulu ke hilir seorang finance di lembaga riset lebih berat dan semuanya harus dituntut bisa. Wajar juga jika mengacu pada salary history terakhir angka yang diberikan fantastis. Rasanya cukup untuk jadi kompensasi kelelahan tersebut.

Batas usia kerja menjadi tembok

Balik lagi batas usia kerja. Setelah coba dan apply, saya sering mendapatkan penolakan. Tolakan demi tolakan tersebut juga kadang membuat saya mikir. Usia 30 tahun plus kayak saya salah ya bekerja untuk posisi ini atau posisi itu? 

Apakah saya overqualified atau sertifikasi saya juga tidak berguna? Beberapa pikiran tersebut terkadang membuat saya overthinking dan sering berujung menyalahkan diri saya sendiri. 

Apakah berarti ketika mencapai kepala tiga di Indonesia ini karier saya sudah selesai? Batas usia kerja itu diskriminasi!

Terakhir, saya tidak mau berlepas tangan meski memang kekuatan saya sudah tidak sekuat dulu. Menembus macetnya Bogor untuk kerja di Jakarta lagi rasanya sudah membuat saya lelah. Namun, bekerja di Bogor juga susah. Apalagi Bogor saya termasuk wilayah yang sangat-sangat jauh dari pekerjaan modern. 

Boro-boro pekerjaan modern, sinyal 4G saja di beberapa tempat masih blank. Sehingga ketika bekerja secara remote, saya harus cari tempat yang sesuai. Jika memang tidak ada lagi pekerjaan dan juga kepala tiga ini dirasa expired, apakah masih ada pilihan lainnya ya?

Penulis: Abrurizal Wicaksono

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Batas Usia Melamar Kerja di Indonesia Nggak Adil. Usia 30 Tahun Nggak Boleh Kerja Gitu?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 19 Agustus 2024 oleh

Tags: batas usia kerjabogorJogjaLayoffPHK
Abrurizal Wicaksono

Abrurizal Wicaksono

Orang Jogja yang nyasar di kota hujan dengan hobi menulis agar menambah ilmu pengetahuan

ArtikelTerkait

7 Pantai di Jogja yang Bikin Kamu Lupa Parangtritis (Unsplash)

7 Pantai di Jogja yang Bikin Kamu Lupa Parangtritis

30 Oktober 2025
warnet bilik tinggi jogja asya net bella net bimo net mojok.co

Mengenang 3 Warnet Bilik Tinggi Penuh Gairah di Jogja

18 Juli 2020
10 Lagu tentang Jogja Paling Memorable Sepanjang Masa Terminal Mojok

10 Lagu tentang Jogja Paling Memorable Sepanjang Masa

31 Juli 2022
Salatiga Kota Terbaik di Jawa Tengah untuk Pensiun (Unsplash)

7 Hal yang Menegaskan Bahwa Salatiga Adalah Kota Terbaik di Jawa Tengah untuk Pensiun

5 Februari 2025
air putih

Jangan Pesan Air Putih Gratisan saat Makan di Warung

6 Mei 2019
Suku Sunda Nggak Kuat Merantau Itu Anggapan Sesat (Unsplash)

Benarkah Orang Suku Sunda Nggak Punya Nyali untuk Merantau seperti Suku Lain?

28 Oktober 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.