Tidak semua mahasiswa bisa bahasa Inggris
Mahasiswa di Unesa datang dari berbagai latar belakang. Tidak semua mahasiswa fasih berbahasa Inggris. Mungkin beberapa di antara mereka memang punya kecerdasan dalam berbahasa sehingga lebih mudah belajar bahasa asing. Mungkin juga, beberapa di antara mereka punya akses untuk kursus. Namun, tidak sedikit yang tidak memiliki dua hal itu.
Itu mengapa di mata beberapa mahasiswa, TEP setara dengan sidang skripsi. Begitu bikin deg-degan karena rawan gagal. Bahkan tidak sedikit yang sampai mengulang beberapa kali.
Tidak ada waktu
Mahasiswa tua mengeluhkan tes kemampuan bahasa Inggris karena tidak punya waktu. Bisa dipahami sih, sebagai mahasiswa atas yang dikejar waktu lulus, energi sepenuhnya mereka fokuskan untuk mengerjakan skripsi dan revisinya. Rasanya sangat sayang kalau waktu beberapa jam digunakan untuk hal-hal di luar skripsi. Untuk belajar dan tes bahasa Inggris, misalnya.
Terlepas dari sulitnya menuntaskan tes bahasa Inggris ditengah gempuran skripsi, menjadi jujur dan sportif adalah hal yang utama. Seperti kata orang-orang yang mendadak bijak bahwa ‘jangan kotori 4 tahun usahamu‘ dengan kecurangan. Sesulit-sulitnya tes bahasa Inggris untuk syarat lulus kuliah pasti bisa terlewati kalau dihadapi. Kalau dibiarkan saja ya nggak akan jadi apa-apa. Paling-paling, tambah semester dan jadi donatur kampus lagi.
Penulis: Hiline Wijayanti
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA 5 Ide Usaha yang Cocok untuk Mahasiswa: Modal Minim, Nggak Ganggu Jadwal Kuliah, Cuan Lumayan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.