Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Awkarin Berbuat Baik, Kok Banyak yang Terusik?

Erwin Setia oleh Erwin Setia
16 Oktober 2019
A A
awkarin

awkarin

Share on FacebookShare on Twitter

Tiba-tiba saya teringat cerita pelacur yang memberi minum seekor anjing. Berkat kebaikan yang sepele itu, si pelacur pun diampuni dosa-dosanya. Nggak ada tuh ceritanya si pelacur dibully atau dibilang cari sensasi. Nggak pernah ada riwayat yang menyebutkan masyarakat baheula nyinyir kepada si pelacur, “Ah elah, nggak usah berlagak baik deh lo.” Mungkin karena zaman dulu belum ada medsos dan netizen kali ya. Sepasang media dan makhluk yang paling aktif memproduksi kenyinyiran.

Coba kita simak, si pelacur itu berbuat kebaikan dan karena kebaikan itu dosa-dosanya yang lalu terhapuskan. Bandingkan dengan sikap Budiman Sudjatmiko, Poltak Hotradero, dan para netizen yang nyinyirin Awkarin hanya gara-gara artis yutub itu memposting amal salehnya di medsos.

Bukannya gimana nih ya, Pak Budiman, Pak Poltak, dan netizen sekalian yang budiman walaupun namanya bukan Budiman. Apa salahnya coba Awkarin memamerkan kegiatan-kegiatan sosialnya? Dia jadi relawan bencana, membantu ikut memadamkan api di lokasi kebakaran hutan, bersih-bersih sampah sisa aksi demonstrasi, menolong driver ojol yang ditipu, dan sebagainya—toh itu nggak merugikan siapa-siapa kan?

Kecuali Awkarin berlagak layaknya Robinhood, mencuri uang masyarakat lalu membagi-bagikannya kepada masyarakat yang membutuhkan, nah barulah layak dikomentari. Meskipun saya belum pernah dengar juga sih ada netizen yang membully Robinhood.

Lah ini, Awkarin yang membantu orang pakai uang sendiri, tenaganya sendiri, dan waktunya sendiri, kok ya masih banyak yang mengkritik dan merasa terusik? Apa karena dia terkenal sebagai bad influencer lantas nggak boleh berbuat baik? Waduh, nggak gitu juga lah ya.

Bad influencer itu satu sisi, berbuat kebaikan untuk sesama itu satu sisi yang lain. Kita nggak bisa menilai orang dari satu sisi saja. Lagi pula, manusia itu makhluk yang kompleks. Ada yang rajin shalat tapi juga rajin korupsi, ada yang pergi ke tempat ibadah kayak waktu pemilihan ketua kelas atau bahkan waktu pemilihan presiden—5 tahun sekali—tapi ramah dan rajin sedekah, dan ada juga yang bernyanyi “kalian suci aku penuh dosa” tapi sekarang diam-diam mulai menjadi aktivis sosial. Ya, itulah Awkarin.

Saya kok merasa risih dan jengkel ya, melihat orang-orang yang membanding-bandingkan Awkarin atau mengkritik usahanya beramal saleh. Kenapa nggak didukung aja gitu loh? Sekalipun misalnya Awkarin melakukan aksi sosial dan memamerkannya di medsos adalah usahanya untuk bikin sensasi, ya biarkan saja. Lha wong sensasinya positif kok. Bukan nyebar hoaks ala buzzer.

Atau para netizen yang nyinyir ke Awkarin itu bermaksud untuk memperingatkan Awkarin agar jangan berbuat riya supaya amal baiknya tidak sia-sia? Subhanallah, mulia sangat hati mereka. Ya tapi kan soal iklas atau riya itu urusan Awkarin dengan Tuhannya. Kenapa kita yang ribut. Lagian juga mau Awkarin iklas atau riya pun, orang-orang yang dibantu Awkarin pun tetap merasakan dampak positif. Hehehe.

Baca Juga:

4 YouTuber Berkualitas yang Bakal Bikin Pinter Kaum Micin

Main di Liga Futsal Indonesia, Ricardinho Cari Apa?

Awkarin yang dulu barangkali memang Awkarin yang menyebalkan—ya setidaknya bagi para hatersnya. Tapi coba amatilah Awkarin kontemporer (halah, udah kayak jenis puisi aja, ada yang konvesional dan kontemporer wkwk) alias yang baru-baru ini. Simaklah postingan-postingan di medsosnya.

Dari bad influencer yang doyan bikin sensasi negatif dan dibenci banyak orang, Awkarin telah menjelma anak muda ala-ala aktivis sosial yang punya slogan “di manapun kesusahan berada, saya harus turun tangan”. Umpamanya from hehe to heherooo.

Dan untuk perubahan Awkarin itu, selayaknya kita berikan feedback yang positif. Bukan malah menyerangnya dengan nyinyiran yang kadang terasa seperti ujaran seseorang yang sirik terhadap kontribusi orang lain. Nggak baik loh menjadi pribadi yang suka nyinyir. Menurut penelitian yang dilakukan oleh peneliti The Johns Hopkins Hospital Baltimore, Amerika Serikat, perilaku nyinyir itu menandakan ada kerusakan yang terjadi pada otak si pelakunya.

Memang sih bukan Awkarin saja yang menjadi obyek kenyinyiran, padahal yang sedang dia lakukan adalah hal positif. Bad influencer lainnya seperti Atta Halilintar dan Young Lex juga sering kena hujatan segala macam, padahal mereka sedang berusaha melakukan kebaikan. Ini membuat saya bertanya-tanya lagi: Memangnya nggak boleh ya seseorang yang dianggap bad influencer berbuat baik? Apakah berbuat baik hanyalah monopoli orang-orang yang baik dan dianggap baik?

Seperti saya sitir di awal, zaman dahulu kala ada seorang pelacur yang seluruh dosanya diampuni hanya karena memberi minum seekor anjing. Selain itu, ada juga kisah seorang pembunuh yang membunuh 100 orang, lalu dia dimasukkan ke dalam surga hanya gara-gara dia berniat baik untuk hijrah dan tidak lagi menjadi pembunuh.

Kok jadi kayak artikel religi ya. hehe. Tapi memang begitulah dan poin yang ingin saya sampaikan adalah: Awkarin, Atta Halilintar, Young Lex, dan semacamnya bukanlah seorang pelacur atau pembunuh. Jika pelacur dan pembunuh saja amal baiknya masih diterima Tuhan, mosok amal baik seorang bad influencer nggak bisa diterima sih sama netizen?

Memangnya netizen itu Tuhan atau lebih tinggi dari Tuhan? Duh~ (*)

BACA JUGA Surat Cinta Untuk Mbak Awkarin dan Pencari Exposure atau tulisan Erwin Setia lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 18 Oktober 2019 oleh

Tags: atta halilintarawkarinberbuat baikcari sensasiSelebgramyounglexYoutuber
Erwin Setia

Erwin Setia

Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

ArtikelTerkait

Ini yang Terjadi kalau para YouTuber Jadi Komdis Panitia Ospek

Ini yang Terjadi kalau para YouTuber Jadi Komdis Panitia Ospek

18 September 2020
pak yasonna

Andaikan Gaya YouTuber “Saya Pamit” dan “Saya Kembali” Dipakai Pak Yasonna

25 Oktober 2019
outfit

Lupakan Soal Outfit of The Day: Tanpanya, Pakaian yang Rapi dan Sopan Kadang Lebih Enak Dipandang

13 Agustus 2019
konten mukbang

Alasan Nonton Mukbang: Bukan Hanya Makanannya Tetapi Juga Warnanya

2 September 2019
Influencer Bukanlah Dewa, dan Kalian Nggak Perlu Membela Mereka

Pandemi, Kuda Poni, dan Negara yang Hobi Mengurusi Moral

21 September 2021
Karakter Anime Cewek yang Cocok Jika Jadi Selebgram terminal mojok.co

Karakter Anime Cewek yang Cocok jika Jadi Selebgram

6 Desember 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.