Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Ariel NOAH Saja Nyerah Ngajarin Raditya Dika yang Buta Nada

Sofyan Aziz oleh Sofyan Aziz
11 Agustus 2020
A A
Saran Profesi untuk Ariel Noah jika Pensiun Sebagai Vokalis terminal mojok.co

Saran Profesi untuk Ariel Noah jika Pensiun Sebagai Vokalis terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Jadi penderita buta nada itu pasti nggak enak banget, sebab mereka satu-satunya penderita kelainan yang tak menyadari kelainannya. Terkadang susah sekali mengajari mereka yang buta nada. Ya kalau sekelas Ariel NOAH saja nyerah ketika handle Raditya Dika, kita bisa apa?

Gimana ya. Ketika seseorang punya kelainan adalah wajar ketika ia sadar dengan kondisinya. Mohon maaf, nih, sebelumnya. Mereka yang buta nada berbeda dengan “yang lain”.

Ya meski diberitahu, mereka tetap tidak bisa menyadarinya. Sebab bagi mereka, nada  do-re-mi hanya sepenggal suku kata, yang bisa diucapkan semaunya tanpa memedulikan nada. Sebab saya dulu juga pernah ada di masa-masa itu, menjadi salah satu penderita buta nada.

Seminggu yang lalu, saya mengikuti acara seminar di salah satu kampus di Kudus. Pada saat sesi menyanyikan lagu Indonesia Raya, mungkin kehendak takdir, saya berdiri bersebelahan dengan seorang amusia, begitu nama keren penderita buta nada ini.

Sebagai seorang mantan penderita amusia, kebayang bagaimana tersiksanya saya waktu itu. Meski lagu kebangsaan itu sudah diputar lewat pengeras suara, lengkap dengan latar nadanya. Namun bagi saya, nada sumbang dari mbak-mbak sebelah saya itu tetap saja mampu menggoyahkan kokohnya nada yang saya keluarkan.

Berkali-kali saya mencoba berkonsentrasi, agar nada yang saya keluarkan tidak ikut arusnya. Tetap di jalur rel nada yang semestinya. Berkali-kali pula pertahanan nada saya jebol. Saya sangat tersiksa, mengingat sekarang sudah tahu beda antara nada do dengan re, mi dengan sol. Walau memang tidak tepat-tepat amat. Tapi kalau sekedar ikut arus, bisa.

Namun tidak untuk mbak sebelah saya tadi. Beliau tetap bersuara keras dan lantang bahkan kadang offside, tanpa merasa bersalah. Saya jadi kebayang susahnya Ariel NOAH ngajarin Raditya Dika.

Tentu saja saya sedikit jengkel. Namun, di balik rasa jengkel ini, saya menyimpan seberkas rasa kasihan. Iya, si amusia ini perlu dikasihani. Sebab di balik nada sumbangnya, sebenarnya ia tidak mengetahui sama sekali bahwa nada yang ia keluarkan berantakan. Sama seperti saya dulu. Padahal menyanyi itu asik sekali.

Baca Juga:

Ariel Noah Benar, Musisi Memang Butuh Sesekali Menjauh dari Dunianya dan Tidak Memaksa untuk Menuruti Maunya Pasar

Saya Pernah Membenci Ariel Noah dan Noah karena Terdengar Lemah, tapi Kini Mulai Bisa Mencintainya

Beruntung, sedari kecil saya sering diperingatkan tentang nada nyanyi saya. Suara fals, begitu mereka bilang kepada saya. Ketika teman-teman sedang bermain gitar, saya yang kemudian latah ikutan nyanyi, pasti segera mereka damprat. Dampratan itu mendarat cepat, bahkan ketika belum genap satu bait lagu.

Baru ketika belajar bermain gitar, sedikit demi sedikit saya mengenal nada. Walau tentu saja tetap sulit menyejajarkan nada. Tapi di titik inilah saya tahu bahwa nada itu mempunyai perbedaan tinggi dan rendah. Nah, kalau nyanyi, bagi saya adalah urusan lain. Yang penting tahu nada dulu, toh menjadi penyanyi juga bukan cita-cita saya.

Mungkin saja metode memberikan “dampratan” kepada teman lain yang mengalami kelainan ini ternyata perlu dilakukan, dengan terus menerus. Agar lama kelamaan, mereka bisa sadar bahwa ia memiliki kelainan itu. Atau mungkin juga dengan mulai belajar alat musik, kelainan ini lama-lama akan sembuh dengan sendirinya.

Demi melakukan riset untuk tulisan ini, saya berkelana ke YouTube. Nah, dari situ, saya tahu perjuangan Ariel NOAH yang berusaha permak suara Raditya Dika, yang “mengharukan” itu, dengan teknologi musik yang sudah modern. Namun, tetap saja perjuangan Ariel NOAH tidak berbuah manis.

Bahkan Auto Tune dan Melodyne pun tidak bisa membuat suara Raditya Dika agak enak dikit didengar. Suara yang keluar tetap melengking-lengking, memekakkan telinga. Terlepas bahwa tayangan itu hanya komedi belaka, yang memang dibuat demi konten lucu-lucuan saja. Namun, saya bisa memahami penderitaan Ariel NOAH dari tatapannya.

Lebih jauh, untuk persoalan si buta nada, Arif Alfiansyah orang pertama yang memperkanalkannya. Ia menyadari akan “potensinya” itu, kemudian memanfaatkannya sebagai konten. Sebagai seorang komika, ia sadar memiliki “potensi suara” yang tak kalah mengenaskan.

Kalau handle Raditya Dika saja tidak bisa jadi mendingan, Ariel NOAH pasti dibuat stres sama Arif. Untung nggak ada konten mereka.

Saya membayangkan Arif duet dengan Radit. Ya Tuhan, saya jadi lebih banyak bersyukur kepada-Nya. Bahwa suara saya ternyata tidak parah-parah amat. Tetapi tahu tidak, tayangan mereka berdua ternyata jumlah viewernya tembus 3 juta lebih. Memang logika YouTube kadang tak masuk logika.

Dari sini, kita tahu bahwa seorang buta nada juga bisa unjuk suara. Walau persepsi penonton tentu bukan untuk menikmati nyanyiannya. Tapi lebih untuk mentertawakannya. Toh memang itu maksud dari si pembuat konten itu. Untuk menjaring banyak penonton, lantas mentertawakannya. Sebab urusan mendengarkan lagu dan membuat tertawa hakikatnya sama saja. Sama-sama menghibur.

Maka dari itu, kepada mbak-mbak tadi, dan tentu juga kepada seluruh penderita buta nada ini, jangan lekas putus asa dan merasa minder. Manakala teman-temanmu mentertawakan atau bahkan mendampratmu. Bisa jadi buta nada merupakan amunisi bagimu untuk unjuk kebolehan menyanyi kelak, atau jadi konten YouTube saja.

BACA JUGA Nia Ramadhani Sebagai Duta Sosialita Indonesia dan tulisan Sofyan Aziz lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 11 Agustus 2020 oleh

Tags: ariel noahbuta nadaRaditya Dika
Sofyan Aziz

Sofyan Aziz

Esais dan pendidik

ArtikelTerkait

youtuber youtube

Kiat Survive Jadi YouTuber Melawan Gempuran Artis yang Mendadak YouTuber

22 Mei 2019
malam minggu miko web series mojok

Malam Minggu Miko, Pelopor Web Series di Indonesia meski Ceritanya Nggak Lucu-lucu Amat

17 Oktober 2020
Saya Membenci Ariel Noah yang Terdengar Lemah (Unsplash)

Saya Pernah Membenci Ariel Noah dan Noah karena Terdengar Lemah, tapi Kini Mulai Bisa Mencintainya

10 Januari 2024
Bagi Generasi Sandwich, Perencanaan Keuangan Nggak Semudah Kata Raditya Dika terminal mojok.co

Bagi Generasi Sandwich, Perencanaan Keuangan Nggak Semudah Kata Raditya Dika

12 Desember 2021
Ariel Noah dan Iklan Gojek yang Bikin Kita Ketawa dengan Mudah terminal mojok.co

Ariel Noah dan Iklan Gojek yang Bikin Kita Ketawa dengan Mudah

25 September 2021
perang makanan mencari makanan terenak raditya dika youtube review makanan kuliner tidak biasa absurd mojok.co

4 Kuliner Absurd yang Pernah Diulas Raditya Dika dalam Acara ‘Perang Makanan’

3 September 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025
5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru Mojok.co

6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru

27 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.