Ada kelakar yang sepertinya malah jadi keniscayaan: pemain yang keluar dari Manchester United pasca Fergie akan jadi monster. Daftarnya kelewat panjang. De Gea, di Maria, Ander Herrera, adalah contoh tersahih dari kelakar tersebut. Yang terbaru ada Rashford dan, siap-siap, ambil nafas yang panjang, Antony.
Ya, betul, Antony. El Gasing, El Selebrasi, si muka meme, semenjak dipinjamkan ke Real Betis, jadi pemain yang berbeda. Dia jadi monster, meraih MVP dalam dua pertandingan awal dan sudah mencetak 5 G/A di 5 pertandingannya. Bersama Isco, dia membelah pertahanan tim La Liga, just like hot knife through butter.
Tentu ini mengejutkan. Pemain yang lebih sering dianggap beban malah justru jadi pahlawan di liga lain. Bahkan jadi idola baru, serta membuktikan price tag besar yang disematkan memang pantas disandang. Memang Manchester United-nya aja yang ampas.
“Halah, La Liga kan nggak sebagus Premier League, pantes Antony jadi jago!”
Kalau argumen kalian cuman mentok di situ, nggak apa-apa. Memang nggak semua orang itu pinter dan bisa berargumen kok. Contohnya ya kalian.
Antony tersenyum tiap pagi
Antony berkata, di Betis dia bahagia. “Setiap hari, saya bangun dengan senyuman,” dilansir dari postingan @panditfootball. Saya tak tahu bagaimana kehidupannya di Manchester United, tapi dari bagaimana dia bermain, terlihat bahwa dia bisa jadi dirinya sendiri.
Mungkin memang Antony cocoknya di La Liga, yang nggak melulu gobras-gabrus (kecuali Atletico Madrid) dan tiap tim punya coraknya tersendiri. Ya seperti Real Madrid dengan pass to Mbappe or Vini and insyaallah, Barcelona dengan tiki-takanya (Flick pake ini nggak sih?), lalu Atletico Madrid dengan konsisten jadi tim jelek di luar dan dalam lapangan.
Mungkin juga, Antony tak punya beban di Spanyol. Setidaknya, dia tak terbebani mengangkat tim yang memang sudah kocak hingga ke akar-akarnya. Bermain tanpa beban, jelas bikin pemain penuh gaya macam El Gasing mengeluarkan potensi terbaiknya. Statistik G/A-nya sudah membuktikan bahwa dia punya sesuatu, dan dia berada di lingkungan yang tepat.
Kalau bukan itu, lalu apa yang menjelaskan dia begitu kocak di MU, tapi jadi monster yang berbeda di Real Betis?
Sebenar-benarnya GOAT
Saya beneran yakin bahwa Antony adalah sebenar-benarnya GOAT. Ballon d’Or bukanlah award untuk pemain terbaik dunia, tapi pemain terbaik KEDUA setelah El Gasing. CR7 dan Messi itu bertarung merebutkan posisi pemain terbaik sepanjang masa KEDUA setelah Antony.
Singkatnya, dunia ini berputar mengelilingi Antony Matheus dos Santos.
Bahkan saya sempat gemetar mengetahui bahwa Madrid masih harus melakoni pertandingan melawan Betis. Saya tidak bisa membayangkan Mendy atau Fran Garcia diobok-obok El Gasing, dan Courtois harus berjibaku lebih keras ketimbang saat melawan Liverpool di final Liga Champion.
Sayangnya, dan untungnya, Antony harus absen karena terkena kartu merah atas pelanggaran yang dia lakukan. Demi Tuhan, harusnya beliau tidak dapat kartu merah. Tapi karena wasit La Liga begitu jelek, dia diganjar kartu merah. Real Madrid terlepas dari bahaya yang mengancam. Carlo Ancelotti pun bisa tersenyum lega, kariernya tak jadi hancur karena diobok-obok El Gasing.
Antony adalah bukti, di tempat yang tepat, kau akan bersinar. Di tempat yang tepat, kau akan menjadi seseorang penuh harga dan makana. Di tempat yang tepat, kau akan dianggap pahlawan.
Sementara MU masih terseok-seok dan merayakan come back vs Everton, Antony berdansa mempecundangi La Liga. Kelasnya memang sudah beda, dan memang begitu adanya.
Sumber gambar: Akun Instagram GOAT Antony
Penulis: Rizky Prasetya
Editor: Rizky Prasetya




















