Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Anak TK dan SD Lebih Perlu PTM ketimbang Mahasiswa yang Udah Divaksin

Reni Soengkunie oleh Reni Soengkunie
29 September 2021
A A
Anak TK dan SD Lebih Perlu PTM ketimbang Mahasiswa yang Udah Divaksin terminal mojok.co

Anak TK dan SD Lebih Perlu PTM ketimbang Mahasiswa yang Udah Divaksin terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa waktu lalu, saya sempat membaca sebuah postingan seseorang di Twitter. Ia seolah melempar umpan tentang kebijakan sekolah tatap muka yang dirasa cukup janggal. Kurang lebih isi postingan itu mempertanyakan: kok bisa, sih, anak TK dan SD sudah mulai tatap muka? Padahal, yang divaksin itu anak SMA dan mahasiswa. Kok aneh? Nggak kebalik, po?

Perihal kebijakan sekolah tatap muka untuk anak TK dan SD yang dilaksanakan lebih dulu ini menurut saya nggak ada yang aneh sama sekali. Perkara vaksin, yah mau gimana lagi? Toh, untuk saat ini belum ada vaksin untuk anak-anak di bawah usia 12 tahun. Lagipula, sejauh ini sekolah tatap muka bagi anak SD dan TK pun juga belum seratus persen, hanya beberapa kali saja dalam seminggu. Itu pun dengan protokol kesehatan yang cukup ketat.

Ruang lingkup anak SD dan TK itu jauh lebih sempit. Pengaturan proses pembelajarannya pun masih bisa diatur dengan mudah. Rumah siswa pun cenderung dekat-dekat dan masih bisa dipantau. Selain itu, biasanya sepulang sekolah mereka bakal dijemput pulang ke rumah dan nggak ada acara mampir-mampiran nongkrong layaknya mahasiswa yang pulang ngampus. Kalaupun main, palingan dengan anak tetangga dekat rumah.

Tentu perkara seperti ini berbeda dengan anak kuliahan. Biasanya, mereka berasal dari berbagai macam penjuru mata angin. Sangat sulit bagi kampus untuk memantau satu per satu mahasiswanya. Pengaturan ruang kelasnya pun tentu akan ribet jika perlu pembatasan karena jumlah mahasiswa yang banyak.

Selain itu, ritual mahasiswa yang suka nongkrong di kafe, jalan-jalan, atau bekerja akan membuat rantai penyebaran semakin tidak terkondisikan. Walaupun kuliah tatap muka sudah mulai diperbolehkan jika memenuhi syarat dan ketentuan, tapi beberapa kampus masih belum berani memberlakukan kuliah tatap muka. Terlalu banyak risiko dan prosesnya cukup rumit untuk memenuhi persyaratan yang ada.

Kalau dilihat dari penting tidaknya, keduanya penting. Toh, banyak mahasiswa yang merasa kesulitan dengan pembelajaran daring. Tapi, kalau dilihat dari kondisi perkembangan, anak-anak jauh lebih memerlukan sekolah tatap muka ketimbang anak kuliah.

Dalam proses perkembangan, mahasiswa masuk kategori perkembangan masa remaja atau dewasa awal. Sementara anak TK dan SD masuk kategori perkembangan masa anak-anak awal. Secara kematangan proses berpikir pun tentu sudah berbeda. Mahasiswa sudah bisa belajar mandiri meski secara online. Namun, anak-anak nggak bisa kayak gitu. Mereka butuh bantuan dan pendampingan secara lebih serius.

Meski keduanya sama-sama mengalami stres dalam pembelajaran daring, tapi kadar stres mereka berbeda. Saya pernah tanya perihal stres pada anak-anak ke dosen saya yang merupakan psikolog pendidikan. Menurutnya, stres pada anak dalam konteks pembelajaran, dapat menimbulkan mental block. Hal ini, akan berdampak pada perkembangan selanjutnya.

Baca Juga:

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Dosa Pemilik Jasa Laundry yang Merugikan Banyak Pihak

Menurut banyak psikolog, anak-anak di masa prasekolah dan SD memang paling baik belajar melalui metode pengajaran secara aktif dan langsung. Mereka meyakini bahwa sekolah sudah seharusnya berfokus pada perkembangan sosial anak dan perkembangan kognitifnya.

Kalau menurut teori dari Vygotsky’s, anak-anak menyusun pemikiran dan pemahaman melalui interaksi sosial. Sedangkan untuk perkembangan kognitifnya, ini tergantung pada perangkat yang disediakan lingkungannya. Dalam hal ini, Vygotsky’s mengembangkan Zone of proximal development (ZPD). Ini merupakan istilah untuk menggambarkan bahwa tugas yang terlalu sulit untuk dikuasai anak-anak, bisa dikuasai dengan bantuan.

Mari kita lihat anak-anak di sekitar kita. Jangankan diajari secara online, secara langsung aja kadang udah bikin ngelus dada, kan? Inilah pentingnya anak-anak belajar secara langsung, agar pemahaman dan penalarannya jauh lebih meningkat. Walaupun orang tua punya peran dalam proses belajar anak, tapi mereka pun punya keterbatasan, kan?

Ya, semoga setelah ini nggak perlu ada yang saling iri soal pembelajaran tatap muka. Dan akan lebih baik, kalau kondisi membaik dan situasi kembali seperti sebelum pandemi.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 28 September 2021 oleh

Tags: anak SDanak TKMahasiswaPTM
Reni Soengkunie

Reni Soengkunie

Manusia yang suka mainan sama kucing, suka nonton video kucing, dan hobi ngobrol sama kucing. IG/Twitter: @renisoengkunie.

ArtikelTerkait

Penampilan Serba Nanggung Khas Mahasiswa S-3 yang Saya Jumpai di Kampus Terminal Mojok

Penampilan Serba Nanggung Khas Mahasiswa S-3 yang Saya Jumpai di Kampus

14 Oktober 2022
reformasidokorupsi polisi gembosi lemahkan mahasiswa pelajar video pengakuan kantor polisi polda metro jaya demonstrasi aksi mojok

Polisi Libatkan Orang Tua untuk Gembosi Gerakan Mahasiswa/Pelajar #ReformasiDikorupsi

28 April 2020
dosen balas chat

4 Golongan Dosen Berdasarkan Cara Mereka Membalas Chat

23 Desember 2021
Tujuan Magang Buat Transfer Ilmu, Bukan Bikinin Kopi, doang! Terminal Mojok

Tujuan Magang Buat Transfer Ilmu, Bukan Bikinin Kopi, doang

28 Januari 2021
Terima Kasih Jember, Saya Jadi Semakin "Kaya" sebagai Manusia Mojok.co

Terima Kasih Jember, Saya Jadi Semakin “Kaya” sebagai Manusia

10 Desember 2024
Tidak Ada yang Namanya Liburan untuk Anak Persma

Tidak Ada yang Namanya Liburan untuk Anak Persma

7 Maret 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

28 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.