Di hari terakhir Ramadan kemarin, saya dan adik sepupu melaksanakan buka bersama di Alun-Alun Purbalingga. Sebenarnya agenda buka bersama itu nggak kami rencanakan sebelumnya. Waktu itu saya baru saja datang dari Purwokerto. Lantaran nggak membawa motor, saya diantarkan kawan hingga Alun-Alun Purbalingga. Adik sepupu saya yang kala itu sudah mudik duluan ke rumah nenek saya mintai tolong untuk menjemput di area Masjid Agung Darussalam Purbalingga. Saat tiba di alun-alun, adik sepupu saya ternyata sudah lebih dulu sampai.
Azan magrib berkumandang, para pemburu takjil hari itu mulai menepi dan meneguk es yang suduah dibeli. Saya masih mengantre di depan penjual es kuwut sembari harap-harap cemas lantaran antrean cukup panjang. Akhirnya, kami bisa berbuka puasa dengan segelas es kuwut dan sebungkus batagor.
Sembari berbuka puasa, saya teringat pada tulisan saya setahun silam soal Alun-Alun Purbalingga yang problematik. Ternyata setelah setahun berlalu, tempat ini masih bermasalah. Begini penjelasannya…
Alun-Alun Purbalingga seharusnya bisa jadi “rumah” bagi para PKL
Setelah melaksanakan salat magrib, saya dan adik sepupu menyempatkan diri untuk nongkrong sejenak di area alun-alun. Kami mengamati gegap gempita para pengunjung yang sudah mulai didominasi para pemudik. Beberapa penjual minuman pun masih berkeliling untuk menjajakan dagangan mereka.
Tak lama berselang, seorang pedagang kaki lima membuka lapaknya di dalam area alun-alun. Beliau membawa sebuah meja untuk menata barang dagangannya. Tak ketinggalan juga sebuah termos es ditata rapi persis di sebelahnya. Saya mengamati wajah berbinar itu. Wajah yang mengharap dagangannya bisa terjual laris di penghujung bulan suci.
Namun, apa yang terjadi? Berapa menit kemudian, dua orang petugas Satpol PP menghampirinya. Mereka terlihat menasihati si bapak supaya nggak membuka lapaknya di area alun-alun. Jika sekadar berkeliling menjajakan minuman masih diperbolehkan. Tapi jika sudah menggelar lapak, mau tak mau petugas harus memberikan teguran.
Baca halaman selanjutnya: Kejadian sama, solusi tak kunjung ada…