Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Alasan Sebenarnya Mahasiswa Mengerjakan Skripsi Ratusan Halaman

Mohammad Maulana Iqbal oleh Mohammad Maulana Iqbal
10 Juni 2021
A A
skripsi ratusan halaman data skripsi kutipan dalam karya tulis skripsi dibuang mojok

skripsi dibuang mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Sebenarnya, tulisan ini beranjak dari tulisan mas Nasrulloh Alif, yang berjudul “Bikin Skripsi Ratusan Halaman Itu buat Apa, sih?”. Sedangkan untuk posisi tulisan ini sendiri, saya sedikit bingung memposisikannya sebagai anti tesis atau hanya sekadar legitimasi dari tulisan mas Nasrulloh Alif. Mungkin para pembaca dapat menilainya sendiri, dengan menyimak lebih lanjut tulisan saya ini.

Oke, saya sendiri sepakat dengan tulisan Mas Nasrulloh Alif dalam konteks tertentu, dengan beberapa dalih yang menyertainya. Terutama perihal betapa tidak efektifnya skripsi beratus halaman, seperti buang-buang duit untuk cetak, yang ujung-ujungnya jadi bungkus brambang. Belum lagi berapa pohon yang harus ditebang untuk skripsi-skripsi cetak itu.

Namun, ketika Mas Nasrulloh Alif hanya melihat dari sisi pembuat skripsi saja, alias mahasiswa, saya rasa kurang objektif. Justru banyak sekali teman-teman saya, seperjuangan mahasiswa akhir, mereka malah nggak menginginkan sama sekali mengerjakan skripsi hingga ratusan halaman.

Hanya saja, keinginan mereka nggak semudah itu untuk diaktualisasikan. Saya sendiri yang merupakan salah satu mahasiswa yang menginginkan halaman nggak banyak-banyak, yang penting berkualitas dan berbobot, justru terbentur banyak halangan yang mengakibatkan keinginan saya nggak terwujud.

Ada beberapa faktor mengapa mahasiswa mengerjakan skripsi ratusan halaman, meskipun ia tidak menginginkannya.

Dosen yang otoritatif

Salah satu faktor yang paling dominasi perihal banyaknya halaman adalah dosen. Entah mengapa, kebanyakan dosen berpikiran bahwa skripsi yang baik adalah yang tebal. Bahkan ada dosen saya yang mengizinkan untuk bertele-tele, sehingga terkesan memiliki banyak halaman. Lah, kan guoblok, itu?

Seperti dalam skripsi saya sendiri. Pada mulanya berjumlah nggak sampai ratusan halaman, melainkan hanya sekitar puluhan halaman saja. Dan menurut saya itu sudah menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian saja.

Namun, ketika saya konsultasikan dengan dosen pembimbing saya, beliau malah menyuruh menambahi isi skripsi saya dengan berbagai alasannya. Hingga ketika skripsi saya mencapai seratus lebih, baru dosen saya nggak komentar lagi.

Baca Juga:

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

Dosen yang Mewajibkan Mahasiswa Beli Bukunya Sendiri Itu Kenapa, Sih?

Bukannya saya nggak mau menentang dan nurut-nurut saja layaknya domba kepada penggembala. Namun, perlu kalian ketahui bahwa, seidealis-idealisnya mahasiswa yang menentang ketidaklogisan mengerjakan skripsi beratus halaman kepada dosennya, ketika dosen sudah menggunakan otoritasnya dengan berbagai ancaman yang menyertainya, lantas mahasiswa bisa apa? Toh, mahasiswa itu hanya ingin lulus saja, sudah cukup.

Saya sendiri mengakui, bahwa sepinter-pinternya dosen, secerdas-cerdasnya dosen, sebanyak-banyaknya gelar yang dimiliki dosen, kalau mereka sudah menggunakan ego, saya yakin bahwa mahasiswa nggak bakal bisa melawan juga. Ya, bisa sih, tapi siap-siap menerima konsekuensinya saja. Mungkin ini juga dialami kebanyakan mahasiswa di Nusantara ini.

Nilai tidak diukur dari kualitas, melainkan kuantitas

Ini yang terjadi dengan kating saya. Entah mengapa, kating saya yang skripsinya hanya setebal buku arisan mendapatkan nilai C+. Sedangkan, mahasiswa pada umumnya yang mengerjakan skripsi hingga ratusan halaman mendapatkan nilai minimal B. Lantas, apakah skripsi kating saya memang tidak berkualitas, atau karena jumlah halaman skripsinya yang minim?

Kalau menurut pengalaman saya, dan beberapa pengamatan saya kepada teman-teman saya sendiri, bahwa jumlah halaman sangat menentukan nilai skripsi mahasiswa. Ketika sidang skripsi berlangsung, saran dosen penguji skripsi yang sangat sering ditemui adalah saran untuk menambahkan isi skripsi mahasiswa.

Entah itu saran menambahkan argumen-argumen yang nggak jelas melebar ke mana-mana, bahkan saran agar menyertakan foto-foto bukti penelitian skripsi pun harus dimasukkan. Kalau dipikir-pikir, bukankah ini benar-benar memang mengejar banyaknya jumlah halaman, bukan kualitas?

Kultur skripsi ratusan halaman

Terkadang beberapa mahasiswa yang meskipun memiliki keinginan mengerjakan skripsi dengan jumlah halaman sedikit, tapi ketika tau temannya mengerjakan skripsi berjumlah ratusan halaman, seketika itu juga ia akan minder. Mahasiswa tersebut bakal bimbang dan berubah pikiran untuk mengerjakannya pula seperti temannya.

Konsep skripsi ratusan halaman yang bersumber dari perintah dosen, malah berujung jadi kultur dalam ruang lingkup mahasiswa akhir. Gara-gara kebanyakan mahasiswa mengerjakan hingga ratusan halaman, bikin mahasiswa yang berniat mengerjakan dengan jumlah halaman yang sedikit menjadi nggak pede.

Perlu kalian ketahui, pikiran mahasiswa akhir itu benar-benar chaos. Sedikit pengaruh dari luar terkait skripsi, koyak sudah idealismenya. Mereka kerap menemui diri mereka dalam persimpangan hidup saat mengerjakan skripsi.

Dari beberapa faktor yang telah saya sebutkan di atas, kita jadi tahu bahwa mahasiswa mengerjakan skripsi hingga ratusan halaman itu nggak mutlak atas dasar keinginan batinnya. Melainkan banyak faktor yang melatarbelakanginya, bahkan memaksanya untuk mengerjakan skripsi hingga ratusan halaman.

BACA JUGA Bikin Skripsi Sampai Ratusan Halaman Itu buat Apa, sih? dan tulisan Mohammad Maulana Iqbal lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 24 Oktober 2021 oleh

Tags: artikel balasanbimbinganDosenpendidikan terminalskripsi ratusan halaman
Mohammad Maulana Iqbal

Mohammad Maulana Iqbal

Terkadang sedikit halu.

ArtikelTerkait

Kata Siapa Jurusan Sosiologi ketika Menjawab Soal Hanya Copy Paste Jawaban dari Internet_ terminal mojok

Bertobatlah Wahai Orang-orang yang Bilang Jurusan Sosiologi Jawab Soal Hanya Copas Jawaban dari Internet

4 Juli 2021
menyikapi dosen yang tak pernah praktik kerja berdebat dengan dosen

Panduan untuk Berdebat dengan Dosen yang Konservatif dan Moderat

9 April 2020
Dosen yang Mengagungkan Jurnal Ilmiah Itu Motivasinya Apa sih?

Dosen yang Mengagungkan Jurnal Ilmiah Itu Motivasinya Apa sih?

21 Januari 2020
Jam Kuliah Kosong Adalah Bencana bagi Mahasiswa, Jangan Senang Dulu

Jam Kuliah Kosong Adalah Bencana bagi Mahasiswa, Jangan Senang Dulu

26 September 2025
Pengalaman Diajar Kak Seto Mulyadi: Merasa Senang dan Canggung Bersamaan terminal mojok.co

Pengalaman Diajar Kak Seto Mulyadi: Merasa Senang dan Canggung Bersamaan

14 Desember 2020
Madura Justru Amat Butuh Kereta Api!

Madura Justru Amat Butuh Kereta Api!

28 Juni 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.