ADVERTISEMENT
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Alasan Saya Masuk Golongan Sekte Ayam Geprek yang Tidak Digeprek

Firdaus Deni Febriansyah oleh Firdaus Deni Febriansyah
3 Januari 2021
A A
Alasan Saya Masuk Golongan Sekte Ayam Geprek yang Tidak Digeprek Terminal Mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Ternyata nggak cuma bubur saja yang ada sekte-sektean, ayam geprek juga punya yang begituan. Sejauh yang saya tahu, sampai saat ini ada dua sekte utama ketika memakan ayam geprek.

Sekte pertama, yakni sekte pemakan ayam geprek normal seperti pada umumnya, di mana ayam digeprek dengan sambal dan saat dimakan bercampur jadi satu. Sementara sekte kedua sedikit berbeda, ayam nggak perlu digeprek dan cara makannya ya dengan mencocolkan ayam ke sambal yang memang sengaja dipisahkan. Cara kedua ini membuat rasa pedas sambalnya nggak terlalu dominan.

Bagi sebagian orang, mungkin sekte kedua ayam geprek ini sedikit membingungkan, seperti yang disampaikan oleh Mas Nauvan Lathif. Buat apa beli ayam geprek, tapi ujung-ujungnya nggak digeprek? Memang sih, bagi pengikut sekte ini (termasuk saya) rasanya ya seperti makan ayam krispi yang dicocol dengan sambal. Sangat berbeda jauh dengan cara makan ayam geprek pada umumnya.

Saya melakukan itu tentu bukan tanpa alasan. Berikut adalah alasan yang membuat saya makan ayam geprek yang nggak digeprek.

#1 Bisa menyesuaikan tingkat kepedasan

Rasa pedas sambal yang tercampur langsung dengan ayam krispi memang pedas luar biasa. Membuat lidah terasa terbakar dan ingin minum terus buat orang-orang yang nggak tahan pedas. Memisahkan ayam dan sambalnya, membuat penikmat ayam geprek bisa menikmati rasa pedas dengan takaran sesuai kemampuan lidah masing-masing. Bagi yang nggak suka pedas, nggak perlu cocolin ayam ke sambal terlalu banyak. Bagi yang suka pedas ya bisa cocolin ayam ke sambal agak banyak.

Saya pribadi pada dasarnya nggak terlalu suka pedas, walau bukan berarti anti makanan pedas, yaaa. Saat saya makan, saya harus memastikan tingkat kepedasan makanan yang saya makan sudah sesuai dengan lidah saya. Hal ini berlaku untuk makanan apa pun termasuk ayam geprek. Bahkan kadang saya sama sekali nggak makan sambalnya, cuma ayamnya saja. Hahaha.

#2 Bisa menikmati rasa ayam lebih maksimal

Dengan memakan ayam geprek yang nggak digeprek dengan sambalnya, saya bisa menikmati rasa ayam secara maksimal. Rasa gurih dari ayam lebih terasa ketika ayam krispi tersebut nggak terlalu tercampur dengan banyak sambal. Kalau ayam itu digeprek dan dicampur dengan sambal, rasa yang dominan hanyalah rasa pedas. Apalagi sambal ayam geprek terkenal sangat pedas sekali, kan? Gurihnya ayam jadi hampir nggak bisa dirasakan lidah.

#3 Bikin sakit perut

Saya termasuk orang yang kalau makan makanan terlalu pedas, langsung sakit perut. Bahkan, kadang saya bisa bolak-balik ke toilet untuk buang air lantaran menyantap makanan pedas. Dan ini bukan suatu hal yang mengenakkan, apalagi menyenangkan. Atas alasan kondisi perut inilah saya nggak mau makan ayam yang digeprek dengan sambalnya. Sebab, rasanya pasti sangat pedas dan itu benar-benar bikin saya sakit perut dan diare.

#4 Berbagi sambal

Dari dulu sampai sekarang, makanan apa pun yang saya beli, saya selalu meminta penjualnya untuk memisahkan antara makanan utama dengan sambalnya. Sebenarnya alasannya nggak cuma karena saya kurang suka pedas saja, tetapi ada alasan lainnya.

Sambal yang terpisah dan nggak saya makan tersebut biasanya saya berikan kepada orang lain. Ya paling nggak, saya berikan pada orang-orang yang ada di rumah. Jadi, saya merasa sedikit puas karena bisa berbagi dengan orang lain meskipun itu hanya sedikit sambal~

#5 Meringankan tugas si penjual

Menggeprek ayam itu butuh tenaga, dan saya nggak mau penjualnya capek-capek melakukan hal itu. Satu dua ayam mungkin masih ringan, tapi kalau sudah ratusan ayam pasti terasa sangat berat, kan? Dengan memesan ayam geprek yang nggak digeprek, sebenarnya saya hanya ingin meringankan tugas penjualnya saja. Ketika melayani saya, si penjual cukup menggoreng ayam, menyiapkan nasi, sambal, dan sayuran tanpa perlu capek-capek menggeprek ayam ke sambal.

Jadi, itulah beberapa alasan yang membuat saya memilih untuk membeli ayam geprek yang nggak digeprek. Saya nggak peduli dianggap aneh oleh sebagian orang, selama nggak merugikan orang lain seharusnya nggak jadi masalah. Dan seharusnya kedua sekte ini nggak perlu berdebat. Yang terbiasa dengan sekte pertama, lanjutkan saja makan ayam geprek yang digeprek, sementara penganut sekte kedua seperti saya, mari kita makan ayam geprek yang nggak digeprek~

BACA JUGA Alangkah Baiknya Tiga Kementerian Ini Dibubarkan Saja dan tulisan Firdaus Deni Febriansyah lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 3 Januari 2021 oleh

Tags: ayam geprek
Firdaus Deni Febriansyah

Firdaus Deni Febriansyah

Berkarya dengan menulis, seorang freelancer content writer, blogger, dan kontributor di beberapa media.

ArtikelTerkait

Betapa Meresahkannya Sekte Ayam Geprek yang Tidak Digeprek Terminal Mojok

Betapa Meresahkannya Sekte Ayam Geprek yang Tidak Digeprek

25 Desember 2020
ayam geprek

Sulitnya Mencari Ayam Geprek yang Enak di Kota Padang

13 Desember 2021
Semakin Banyak Ayam Geprek yang Berbeda Jauh dengan Geprek Bu Rum, Waspadalah! Mojok.co

Semakin Banyak Ayam Geprek yang Berbeda Jauh dengan Geprek Bu Rum, Waspadalah!

20 Januari 2024
Ayam Geprek Olive Fried Chicken vs Rocket Chicken, Mana yang Lebih Mantap?

Ayam Geprek Olive Fried Chicken vs Rocket Chicken, Mana yang Lebih Mantap?

7 Desember 2022
3 Rekomendasi Warung Makan Ayam Terenak di Sekitaran Kampus IPB Dramaga Bogor

3 Rekomendasi Warung Makan Ayam Terenak di Sekitaran Kampus IPB Dramaga Bogor

2 Oktober 2023
4 Rekomendasi Ayam Geprek Jogja dengan Rasa Sambal Paling "Nendang" Mojok.co

4 Rekomendasi Ayam Geprek Jogja dengan Rasa Sambal Paling “Nendang”

9 Mei 2025
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Derita Punya Muka Jutek, Muka bak Rocker Padahal Hati Dangduter terminal mojok.co

Derita Punya Muka Jutek, Muka bak Rocker Padahal Hati Dangduter

Uchiha Roy Adalah Jawaban atas Praktik Playing Victim Good Looking terminal mojok.co

Uchiha Roy Adalah Jawaban atas Praktik Playing Victim Good Looking

Nggak Ada Larangan Punya Lebih Banyak Following di Akun Instagram terminal mojok.co

Nggak Ada Larangan Punya Lebih Banyak Following di Akun Instagram

Terpopuler Sepekan

Janji Jiwa, Raja Kopi Kekinian yang Mulai Ditinggalkan karena Tak Lagi Konsisten

Janji Jiwa, Raja Kopi Kekinian yang Mulai Ditinggalkan karena Tak Lagi Konsisten

10 Juni 2025
Purwokerto, Kota Kecil Rasa Jakarta: Semakin Mahal dan Kekinian padahal Dompet Warganya Pas-pasan

Kelam di Balik Gemerlap Purwokerto: Upah Pekerja di Bawah UMR, Lembur pun Tak Dibayar dengan 1001 Alasan

12 Juni 2025
Pengalaman 12 Jam Naik Kereta Sri Tanjung Solo-Banyuwangi: Naik Sendiri, Turun Punya Keluarga Baru Mojok.co

Pengalaman 12 Jam Naik Kereta Sri Tanjung Solo-Banyuwangi: Naik Sendiri, Turun Punya Keluarga Baru 

7 Juni 2025
Nongkrong Masih Dianggap Tabu di Sragen, Nasib Kafe di Sana Kian Suram  Mojok.co

Nongkrong Masih Dianggap Tabu di Sragen, Nasib Kafe di Sana Kian Suram 

7 Juni 2025
Penderitaan Tinggal di Rumah yang Dekat dengan Kandang Ayam Potong, Makan Tak Pernah Nikmat, dan Malu pada Tamu yang Berkunjung

Penderitaan Tinggal di Rumah yang Dekat dengan Kandang Ayam Potong, Makan Tak Pernah Nikmat, dan Malu pada Tamu yang Berkunjung

7 Juni 2025
Perjalanan Panjang ke Kota Tidore Kepulauan Melelahkan, tapi Begitu Sampai Malah Betah. Hampir Tak Ada Tukang Parkir di Sana

Perjalanan Panjang ke Kota Tidore Kepulauan Melelahkan, tapi Begitu Sampai Malah Betah. Hampir Tak Ada Tukang Parkir di Sana

11 Juni 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=jS-m10azBto

DARI MOJOK

  • Mahasiswa Baru Kaget Pertama Kali Ngopi di Coffee Shop Jogja, Niat Nugas Malah Boncos dan Malu karena Nggak Tahu Espresso
  • Merelakan Gaji Besar dari Perusahaan di Dubai daripada Mental Rusak karena Tekanan Hidup dan Pilih Slow Living di Gunungkidul
  • Orang Kaya Naik Bus Ekonomi: Coba-coba Berujung Tersiksa, Dimaki Pengamen sampai Tahan Kencing Berjam-jam
  • Lulusan SMK “Hanya” Jadi Karyawan Alfamart dan Indomaret: Sekolah Harus Tetap Bangga, Karena Sukses Tak Dilihat dari Status
  • Coba-coba Naik KA Airlangga Jakarta-Surabaya: Bahagia Tiketnya Cuma Seharga 2 Porsi Pecel Lele, tapi Berujung Tak Tega sama Penumpangnya
  • Lulusan SMA-SMK Awalnya Malu Tak Kuliah dan Kerja di Alfamart-Indomaret, Direndahkan Guru Sendiri tapi Kini Merasa Lebih Terhormat

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.