Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Alasan Mahasiswa ITB Jatinangor Jarang Terlihat Adalah Perkara ‘Kenyamanan’

Muhammad Naufal Hakim oleh Muhammad Naufal Hakim
20 Oktober 2020
A A
Alasan Mahasiswa ITB Jatinangor Jarang Terlihat Adalah Perkara 'Kenyamanan' terminal mojok.co

Alasan Mahasiswa ITB Jatinangor Jarang Terlihat Adalah Perkara 'Kenyamanan' terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Berawal dari tulisan Bang Erfransdo sang mahasiswa Agroteknologi Unpad, saya sebagai alumni kampus ITB Jatinangor ingin klarifikasi perihal kami yang jarang terlihat di kawasan Jatinangor dan sekitarnya, haha.

Sebenarnya anak ITB Jatinangor sering keluar kampus. Hanya saja, karena kebutuhan kami sudah banyak difasilitasi oleh kampus, jadi kami keluar kampus kalau ada perlunya. Salah satu faktor terbesarnya t̶u̶g̶a̶s̶ ̶d̶a̶n̶ ̶u̶j̶i̶a̶n̶ adalah asrama mahasiswa yang terlalu nyaman. Tidak seperti kampus ITB Bandung yang asramanya terpisah dari kampus, asrama mahasiswa ITB Jatinangor terletak di dalam kampus sehingga memudahkan kami dalam mobilisasi di sekitar kampus .

Sebenarnya masih banyak hal yang membuat asrama mahasiswa ITB Jatinangor menjadi percontohan “kampusku rumahku” yang nyata. Beberapa hal diantaranya adalah karena faktor berikut.

#1 Biaya sewa kamar asrama yang sangat miring

Faktor ini yang menyebabkan saya betah di asrama hingga tiga tahun lamanya. Meskipun air terkadang mati, faktor tersebut dapat saya kesampingkan. Kayak anak ITB Jatinangor sering mandi saja.

Di mana lagi Anda bisa mendapat kamar plus kamar mandi dalam dan akses internet nirkabel milik kampus selama ̶t̶i̶d̶a̶k̶ ̶r̶u̶s̶a̶k̶ 24 jam nonstop dengan harga per bulan hanya Rp250 ribu? Apalagi, kamarnya sudah dilengkapi dengan ranjang, kasur, meja, dan kursi untuk setiap penghuni kamar.

Kok setiap penghuni kamar? Asrama ITB Jatinangor memang dirancang untuk menampung dua sampai tiga orang setiap kamar. Jadi untuk yang agak risih berbagi privasi dengan orang lain mungkin kurang nyaman. Namun, sekali lagi, faktor tersebut tidak bisa mengalahkan faktor biaya sewa kamar yang miring tersebut, setidaknya untuk saya.

#2 Luas area parkir = hampir seluas area satu kampus

Kalau di kosan biasa mungkin kita sering mendapati parkiran yang sempit lagi berdesakan dengan motor penghuni lain. Terlebih, kalau penghuni lain punya N*nja atau C*R terbaru, makin ngerilah kita kalau tidak sengaja tersenggol.

Hal ini tentu tidak berlaku di asrama ITB Jatinangor, karena luas parkirannya (hampir) satu kampus! Kita bisa parkir dekat asrama, dekat gedung kuliah, dekat sekre himpunan pun bisa. Apakah ada biaya parkir? Setidaknya sampai saya lulus, siapa pun tidak perlu mengeluarkan biaya parkir. Mau mobil, motor, hingga kendaraan dari rekan-rekan pemilik usaha air galon dan pengantar makanan yang sering kali keluar masuk kampus, semua bebas parkir.

Baca Juga:

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

Saking besarnya parkiran kami, perihal kelupaan parkir di mana itu juga sudah biasa. Niat mau bonceng gebetan dari gedung kuliah sampai gedung asrama, eh malah lupa tidak bawa motor ke gedung kuliah. Mau pedekate malah kecele, haduh kasihan.

#3 Kampusku Rumahku

Salah satu kenikmatannya asrama berada di kawasan kampus ya semua kegiatan baik akademik atau non-akademik berpusat di sini. Kegiatan unit atau himpunan mahasiswa jurusan pun sangat sering dilakukan di selasar asrama. Sebab tempatnya yang luas dan dekat dengan kamar kita, ini akan memudahkan mobilisasi untuk kegiatan.

Jarak yang dekat dari asrama ke gedung kuliah juga membuat kami santai saat ada kelas. Seumur-umur saya jadi mahasiswa, hanya ada satu kelas pada pukul tujuh pagi. Sisanya, pasti dimulai pukul sembilan. Setidaknya, hal ini membuat kegiatan merenung di kamar mandi setiap pagi menjadi aman. Hemat ongkos pula. Sebab, cukup berjalan kaki selama 10 menit untuk mencapai gedung kuliah.

Mau belajar satu angkatan di asrama? Bisa, angkatan saya sering banget. Ingin mengadakan kompetisi masak? Ini juga memungkinkan. Termasuk membuat lomba karya tulis ilmiah. Sistem asrama benar-benar memudahkan orang yang ingin berlomba dengan rekan sesama penghuni asrama. Cukup pergi ke kamar teman, kemudian berjibaku untuk menuntaskan karya tulis yang sudah mepet tenggat waktu. Dan berikutnya langsung melakukan salat subuh di musala ITB Jatinangor. Benar-benar kampusku rumahku!

Satu-satunya hal yang kurang menyenangkan tinggal di asrama adalah adanya jam malam pada pukul 23.00. Apabila kami belum masuk kampus setelah pada waktu tersebut, pilihan kami adalah menginap di kosan teman atau seperti lagunya Peterpan, “Menunggu Pagi”.

Saya pikir, perbandingan antara kenikmatan dan kekurangan yang ditawarkan asrama masih lebih banyak nikmatnya. Makanya saya memilih tinggal di asrama. Semoga tulisan ini menjawab mengapa kami jarang terlihat di kawasan Jatinangor dan sekitarnya, karena jawabannya cukup jelas, yaitu faktor kenyamanan.

Asrama ITB Jatinangor sudah sangat nyaman, walau tanpa kelonan bersama dia yang tersayang.

BACA JUGA Balada Asisten Riset: Pulang Malu, Tak Pulang Rindu dan tulisan Muhammad Naufal Hakim lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 20 Oktober 2020 oleh

Tags: ITBMahasiswa
Muhammad Naufal Hakim

Muhammad Naufal Hakim

Masih jadi asisten riset. Pernah mondok.

ArtikelTerkait

4 Stereotip Mahasiswa Jurusan Pertanian Terminal Mojok

4 Stereotip Mahasiswa Jurusan Pertanian

2 Desember 2020
Semprotulation Adalah Perayaan Bodoh, Untung Dulu Nggak Ada Waktu Saya Kuliah

Semprotulation Adalah Perayaan Bodoh, Untung Dulu Nggak Ada Waktu Saya Kuliah

5 Desember 2023
7 Kesalahan Kecil dalam Pengerjaan Skripsi yang Sering Bikin Mahasiswa Dapat Banyak Revisi, Baca Baik-baik biar Nggak Makin Stres

7 Kesalahan Kecil dalam Pengerjaan Skripsi yang Sering Bikin Mahasiswa Dapat Banyak Revisi, Baca Baik-baik biar Nggak Makin Stres

7 September 2024
sukses, belum belajar

Ucapan Template Menyebalkan Dari Mahasiswa Sebelum Ujian: “Duh, Belum Belajar, Pasti Dapat Nilai Jelek”

12 Juni 2019
kupu-kupu

Alasan Mengapa Menjadi Mahasiswa Kupu-Kupu Itu Baik

12 Juni 2019
deadliner

Realita di Balik para Mahasiswa yang Suka Dikejar Deadline

8 Mei 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Niat Hati Beli Mobil Honda Civic Genio buat Nostalgia, Malah Berujung Sengsara

Kenangan Civic Genio 1992, Mobil Pertama yang Datang di Waktu Tepat, Pergi di Waktu Sulit

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi
  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.