Admin prodi kerap tak tersentuh spotlight. Padahal, mereka punya power yang besar dalam kelanjutan studi. Sebab, banyak keperluan administrasi yang hanya bisa lancar kalau sudah melewati tangan mereka. Bagi mahasiswa baru, selain kawan seangkatan, ibu kantin, dan dosen, admin prodi adalah orang penting yang harus kalian perhatikan.
Admin prodi ini merupakan sosok yang dekat dengan mahasiswa. Setiap mahasiswa yang memiliki permasalahan dengan perkuliahan, pasti selalu diarahkan untuk menghubungi admin prodi. Kadang, gara-gara terlalu sering bersinggungan dengan mahasiswa, tembok-tembok yang ada jadi ambruk. Kadang hal itu menyenangkan, kadang ya menyebalkan.
Tapi, namanya manusia, pasti ada satu-dua yang unik. Nah, entah kenapa, admin prodi banyak yang unik. Serius lho, mereka-mereka ini kerap punya tingkah yang bikin kita bingung.
Kenapa saya bisa bilang begitu? Soalnya saya mengalami sendiri. Pernah suatu ketika, saya bersama beberapa orang teman mengunjungi ruangan admin prodi untuk mengurus rencana studi. Bukannya duduk seperti berhadapan dengan dosen dan berbicara serius soal jumlah SKS, kami malah ditawari makanan ciki-cikian seharga 500 rupiah yang jelas saja kami sambut dengan suka cita. Yah, perihal perut siapa yang berani menolak, iya ‘kan?
Tidak hanya itu, kami juga leluasa bercengkragibah dengan gaya duduk bersandar di sofa ruangan. Bukannya memarahi, mereka malah ikutan gibah.
“Kene iki reti, sopo-sopo wae sek pacaran.”
Nah kan! Sudah saya duga, admin prodi ini bukan pekerjaan sederhana yang cuma duduk sambil input-input mata kuliah mahasiswa saja.
Di lain universitas, salah seorang kawan saya cerita tentang admin prodinya. Beberapa kali teman saya ini memberikan tangkapan layar untuk memberitahu saya menyoal cara blio membalas chat para mahasiswanya. Dan, ya, saya akui blio ini cara membalasnya sangat kocak geming.
Cara membalas pesan admin ini unik. Nggak ada kesan formal-formalnya sama sekali. Beda dengan dosen yang harus sesuai tata bahasa. Padahal mereka (biasanya) menempati ruangan yang sama. Tapi, cara mereka berinteraksi bisa beda 180 derajat.
Saya yakin admin-admin ini jadi unik karena tuntutan kerja mereka. Menghadapi mahasiswa itu susah, apalagi jika udah ngurusin administrasi. Kadang, instruksi jelas saja masih bisa ditangkap keliru sama mahasiswa. Jadinya mereka kerja dobel.
Pun, kadang ada peraturan akademik yang bercelah, yang bikin admin dan mahasiswanya ikutan bingung. Mau tak mau, admin jadi jembatan antara kaprodi dengan mahasiswa. Atau malah ke dekan juga. Proses-proses seperti ini menguras pikiran.
Oleh karena itulah, mereka mungkin berpikir sebaiknya kerjanya dibawa enjoy. Mereka memilih los ke mahasiswa karena ya nggak mungkin juga mereka bersikap santai ke atasan mereka. Juga, mengurangi beban pikiran. Kalau mereka memilih spaneng, bisa gila menghadapi mahasiswa yang beragam tingkahnya.
Tapi, kadang juga ada admin prodi yang unik bukan karena friendly. Mereka unik karena kadang malah jadi lebih sok berkuasa ketimbang dosen-dosen. Coba tanya sama mahasiswa yang ngurus sidang, wisuda, atau yudisium, pasti ada satu-dua yang terhambat gara-gara admin yang minta ini itu terkait administrasi, padahal sama dosen atau kantor sub-bagian pendidikan nggak dipermasalahkan. Namanya kuliah, memang seninya itu. Katanya, kampus itu kan Indonesia mini. Nah, udah nggak kaget kalau ada orang-orang yang mempersulit sesuatu yang mudah. Kan, Indonesia mini, wqwqwq. Nggaklah, bercanda doang itu.
Yang jelas, admin prodi ini bukanlah jabatan sepele. Jasa mereka gede terhadap kelangsungan studi, diakui atau tidak. Ada yang nyebelin, ada yang menyenangkan. Yang jelas, hormati mereka sebisa kalian. Sebab, kalian nggak ada pilihan juga, orang bakal ketemu mereka di kampus wqwqwq.
Penulis: Cindy Gunawan
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Siapa Bilang Gaji Dosen Itu Tinggi?