Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

A-Z Coto Makassar: Sejarah, Keunikan, dan Resep

Dyan Arfiana Ayu Puspita oleh Dyan Arfiana Ayu Puspita
14 September 2022
A A
5 Ciri Khas yang Melekat pada Warung Coto di Makassar Terminal Mojok

5 Ciri Khas yang Melekat pada Warung Coto di Makassar Terminal Mojok (Lofor via Wikimedia Commons)

Share on FacebookShare on Twitter

Coto Makassar bukan sekadar kuliner biasa. Makanan ini punya sejarah yang panjang nan kaya

Jika ada pertanyaan kota mana di Indonesia yang ingin saya kunjungi, maka jawabannya adalah Makassar. Sebagai sebuah kota yang terletak di bagian timur Indonesia, Makassar memang menyimpan kekayaan yang melimpah, mulai dari kekayaan alam, budaya serta kuliner. Jadi, wajar, dong kalau saya ingin kesana? Sayang, tiket pesawat domestik mahalnya bikin kantong tercekik.

Nah, andai suatu saat kesampaian bisa terbang ke Makassar, salah satu hal yang mau saya lakukan adalah mencicipi coto Makassar. Kira-kira, sama nggak, ya, rasanya dengan coto Makassar yang pernah saya makan di Jawa? Masalahnya gini, coto yang saya cicipi di Jawa saja enak banget, apalagi kalau makan langsung di tempat asalnya, ya? Wah, pasti mantul banget, kan? Apalagi, sebagai sebuah warisan kuliner, coto Makassar  bukan sekadar makanan pelepas rasa lapar semata. Ada cerita sejarah serta keunikan di balik semangkok makanan tersebut.

Sejarah

Selayaknya kisah asal usul pada umumnya, coto Makassar pun memiliki banyak versi sejarah. Ada referensi yang menyebut bahwa kuliner ini telah ada sejak zaman kerajaan Gowa, yaitu sekitar 1538 Masehi. Konon, coto kala itu menjadi hidangan istimewa, yang tidak sembarang orang bisa menyantap. Coto Makassar hanya disajikan bagi kalangan istana Kerajaan Gowa serta ketika ada tamu istimewa maupun ritual adat.

Ada pula cerita yang menyebutkan bahwa coto Makassar pertama kali tercipta lewat tangan seorang koki kerajaan Bajeng (sebuah kerajaan di perbatasan Kabupaten Takalar dan Gowa di Sulawesi Selatan), yang bernama Toak. Awalnya, Toak terinspirasi menciptakan resep baru untuk masakannya. Kebetulan, masa itu pengaruh pedagang asing asal Tiongkok begitu kuat. Alhasil, resep baru Toak pun tak lepas dari pengaruh pedagang asal Tiongkok. Jadilah kemudian Coto Makassar yang oleh Toak dibagikan ke rakyat miskin, pedagang asing serta prajurit kerajaan.

Keunikan

Kalau perbedaan coto, sroto, soto dan tauto bisa disontek di tulisan ini, lantas, apa sih yang membuat coto Makassar ini unik? Jawabannya tentu saja ada pada penggunaan bumbu yang tidak tanggung-tanggung. Bayangkan, dalam pembuatannya, kuliner ini menggunakan 40 jenis rempah sebagai bumbunya yang disebut dengan ampah patang pulo. Bumbu ampah patang pulo ini di antaranya yaitu: kemiri, sereh, lengkuas, merica, bawang merah, kacang, ketumbar, jahe, laos, daun jeruk, daun salam, kunyit, kayu manis, dll. Duh, yang nggak bisa membedakan antara biji ketumbar dengan biji merica auto insekyur.

Keunikan coto Makassar lainnya yaitu penggunaan air bekas cucian beras sebagai campuran pembuatan kuah coto. Wew. Ajib sekali, bukan? Air bekas cucian beras, gitu, loh! Meski kedengarannya nggak banget, tapi siapa sangka, ternyata air bekas cucian beras inilah yang membuat kuliner ini memiliki cita rasa yang khas. Tapi kalau kamu merasa nggak yakin, kamu bisa skip penggunaan air bekas cucian ini saat memasak coto Makassar, kok.

Resep

Setelah membaca sejarah dan keunikannya, wajar jika kamu kemudian merasa ingin mencoba membuat coto Makassar di rumah. Yuk, langsung cek resep berikut ini:

Baca Juga:

4 Salah Kaprah Jurusan Sejarah yang Terlanjur Melekat dan Dipercaya Banyak Orang

Sop Saudara, Kuliner Makassar yang Namanya Bikin Salah Paham tapi Rasanya Bikin Ketagihan

Bahan-bahan:

  • 200 gram daging sapi
  • 100 gram jeroan
  • 1 liter air bekas cucian beras
  • Gula, garam dan kaldu bubuk secukupnya

Bumbu halus:

  • 8 siung bawang merah
  • 5 siung bawang putih
  • 3 cm lengkuas
  • 1 ruas jahe
  • 2 sdm minyak

Bahan-bahan yang disangrai:

  • 3 cm kayu manis
  • 2 butir kemiri
  • 1 sdt biji lada
  • 1 sdt biji ketumbar
  • ½ sdt jinten
  • 2 butir kapulaga
  • 1 biji bunga lawang
  • ¼ buah pala

Bumbu lain:

  • 5 lembar daun salam
  • 2 lembar daun jeruk
  • 2 batang serai, geprek
  • 200 gram kacang tanah goreng, dihaluskan dengan blender

Cara membuat:

  1. Rebus daging dan jeroan dengan air sampai mendidih. Buang airnya. Rebus kembali dengan air bekas cucian beras hingga mendidih
  2. Campur semua bahan bumbu halus, haluskan dengan blender
  3. Ulek semua bahan bumbu yang sudah disangrai. Campurkan dengan bumbu halus lalu tumis hingga matang.
  4. Masukkan bumbu tumis ke dalam air rebusan daging lalu didihkan.
  5. Masukkan kacang tanah yang sudah dihaluskan.
  6. Tambahkan gula, garam dan kaldu
  7. Masak sekitar satu jam sampai daging empuk, lalu angkat dan sajikan.

Supaya lebih Makassar banget, jangan lupa untuk menyajikan semangkok coto ini dengan jodohnya, yaitu ketupat dari daun pandan.

Bagaimana? Ternyata simpel kan membuat coto Makassar? Kuy lah weekend ini dipraktikkan ke dapur. Siapa tahu bisa dijadikan bahan untuk pamer ke calon mertua. Kalau mau lebih praktis lagi, bumbu instan coto Makassar juga banyak, kok, dijual di online store. Tapi jangan protes kalau nantinya coto Makassarmu rasanya ngalor-ngidul, ya~

Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 5 Makanan Khas Makassar selain Coto dan Konro yang Cocok dengan Lidah Jawa

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 14 September 2022 oleh

Tags: Coto Makassargowasejarah
Dyan Arfiana Ayu Puspita

Dyan Arfiana Ayu Puspita

Alumnus Universitas Terbuka yang bekerja sebagai guru SMK di Tegal. Menulis, teater, dan public speaking adalah dunianya.

ArtikelTerkait

Sejarah Senggakan: Awalnya Pelengkap, Kini Jadi Menu Utama

Sejarah Senggakan: Awalnya Pelengkap, Kini Jadi Menu Utama

6 April 2022
5 Drama Korea Adaptasi Sejarah yang Berakhir Tragis Terminal Mojok

5 Drama Korea Adaptasi Sejarah yang Berakhir Tragis

6 Agustus 2022
5 Kuliner Legendaris di Kota Depok: Bakso Comberan Adalah Andalan! Terminal Mojok.co sejarah depok

Keunikannya Sudah Mendarah Daging: Sejarah Depok sebagai Sebuah Negara dan Merdeka Sejak 1714

12 September 2023
Kisah Cinta Tragis Lainnya: Cinta Bertepuk Sebelah Tangan Ala Tan Malaka

Kisah Cinta Tragis Ala Tan Malaka: Empat Kali Mencinta, Lima Kali Ditolak

25 November 2019
Ashigaru, Pasukan Petani dan Rakyat Jelata yang Ikut Perang di Jepang terminal mojok.co sejarah samurai zaman edo perang jepang

Ashigaru, Pasukan Petani dan Rakyat Jelata yang Ikut Perang di Jepang

15 Oktober 2020
Bermula pada 1976, dan Bertahan Hingga Kini dan Seterusnya: Melihat Perjalanan Panjang Djarum 76, Rokok Penuh Sejarah dari Desainnya yang Berganti Tiap Era

Bermula pada 1976, dan Bertahan Hingga Kini dan Seterusnya: Melihat Perjalanan Panjang Djarum 76, Rokok Penuh Sejarah dari Desain Bungkusnya yang Berganti Tiap Era

3 September 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.