Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Menghitung Potensi Basah Kuyup ketika Bepergian Saat Musim Hujan

Adriel Prastyanto oleh Adriel Prastyanto
4 November 2020
A A
musim hujan cara mengurangi potensi basah kuyup ketika hujan turun mojok.co

musim hujan cara mengurangi potensi basah kuyup ketika hujan turun mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Musim hujan sudah mulai datang menjadi pertanda baik bagi kalangan yang memang diuntungkan oleh hujan. Petani tidak perlu takut sawahnya kekeringan, ojek payung bisa mulai beroperasi, tapi bagaimana dengan mobilitas kita di tengah hujan yang kini kerap datang sekonyong-konyong?

Orang yang perlu bepergian pasti akan kesusahan bila harus keluar dan menerjang hujan di jalanan. Apalagi bila mereka tidak memiliki jas hujan maupun payung. Biasanya jika hanya dari rumah ke toko samping rumah, tidak akan jadi masalah. Tak diragukan pasti akan lari agar segera sampai tempat tujuan dan tidak semakin basah kuyup. Lalu muncul pertanyaan: untuk mengurangi kemungkinan tubuh basah ketika hujan telanjur turun, lebih baik kita berlari atau berjalan?

Kita pasti akan refleks menjawab: berlari. Untuk perhitungan yang lebih presisi, ada dua variabel yang harus dihitung. Pertama, jumlah air hujan yang jatuh dari atas (mengenai kepala). Kedua, jumlah air hujan yang datang dari samping (mengenai tubuh).

Jika sedang berteduh, yang perlu dihitung adalah jumlah air yang jatuh di kepala. Tentunya, usahakan menjauhi tempat yang terbuka agar tidak terkena hujan secara langsung. Usahakan mencari tempat berteduh agar tidak terkena air sama sekali. Jika tidak ada tempat berteduh, cari pohon. Setidaknya, air yang jatuh akan tertahan oleh daun dan ranting pohon.

Jika sedang bepergian atau hendak menuju suatu tempat, yang perlu dihitung ada dua, yakni volume air yang jatuh di kepala dan jumlah air yang datang dari samping. Air yang datang dari samping adalah air yang mengenai tubuh ketika berpindah dari tempat terbuka ke tempat yang teduh. Untuk air yang jatuh di kepala, jumlahnya akan semakin sedikit jika kita berhasil meneduh. Gerak yang hanya sepersekian detik akan sangat berpengaruh. Walau begitu, air yang datang dari samping tidak akan berkurang sama sekali karena logikanya tempat meneduh yang mudah dijangkau umumnya beratap tapi tidak berdinding.

Jadi, jika harus pindah dari satu tempat ke tempat yang lain, idealnya adalah dengan lari. Air yang datang dari samping tidak bisa kita hindari, karena kita memang akan menuju ke sana, tapi air yang datang dari atas dapat sebisa mungkin kita kurangi agar tidak mengenai kepala dengan berpindah secara cepat ke titik lain.

Tapi itu semua akan berbeda jika membawa payung. Air yang mengenai kepala dapat dihindari dengan payung. Jika menggunakan payung, tidak dianjurkan untuk berlari. Ketika menggunakan payung, ada zona di bawah payung yang melebihi luas penampang tubuh yang tidak terkena hujan. Berlari akan menyebabkan tubuh keluar dari zona tersebut sehingga tubuh malah jadi basah.

Berbeda lagi jika sambil mengendarai motor. Beruntung jika membawa jas hujan, jika tidak hitungannya ialah “lebih cepat, lebih baik”. Tapi, Anda perlu lebih berhati-hati jika mengendarai kendaraan di bawah hujan. Meskipun jalan beraspal terlihat kokoh dan kasar jika dipegang, hujan dapat membuat kendaraan lebih mudah tergelincir.

Baca Juga:

10 Kebiasaan Buruk yang Harus Ditinggalkan agar Motor Nggak Gampang Mogok Saat Musim Hujan

Jalanan Jakarta Saja Sudah Menyebalkan, Ditambah Musim Hujan Makin Mengesalkan

Hujan adalah suatu hal yang tidak dapat terhindarkan. Jadi, berusahalah untuk sedia payung sebelum hujan. Bukan, ini bukan peribahasa, tapi literally sedia alat pelindung basah seperti jas hujan atau payung yang benar-benar payung.

Sepertinya mengendarai mobil adalah solusi terbaik untuk menghindari hujan ketika bepergian. Tapi sayangnya, tidak semua orang mampu naik mobil kapan saja ia ingin. Hal yang perlu diperhatikan ketika mengendarai mobil di saat hujan juga soal kecepatan. Ketika hujan cukup deras dan sampai membuat sedikit saja genangan, mobil kita bisa mengalami efek hydroplaning.

Efek hydroplaning disebabkan oleh laju kendaraan yang terlalu cepat sehingga roda kendaraan tidak berada di atas aspal, melainkan di atas air. Dan jika sudah seperti ini, percuma saja mengerem karena roda kendaraan tidak akan mengalami gesekan dengan aspal yang seharusnya membuatnya berhenti. Roda akan tetap berada di atas air sehingga rem menjadi fitur yang sia-sia. Satu-satunya cara ialah menunggu kendaraan melambat dengan sendirinya hingga roda kendaraan berada di atas aspal lagi.

Tampaknya memang tidak ada yang lebih baik dilakukan saat hari hujan selain berada di rumah sambil menikmati mi instan.

Photo by Jalal Kelink on Unsplash

BACA JUGA Ya Tuhan, Haruskah Saya Menyewa Jasa Pawang Hujan?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 4 November 2020 oleh

Tags: hujanmusim hujanpayung
Adriel Prastyanto

Adriel Prastyanto

Mahasiswa tingkat akhir yang sedang malas menulis skripsi. Sedang mencoba peruntungan di dunia tulis-menulis.

ArtikelTerkait

7 Makanan Berkuah Homemade yang Cocok Disantap di Musim Hujan Terminal Mojok

7 Makanan Berkuah Homemade yang Cocok Disantap di Musim Hujan

15 Oktober 2022
Hujan di Jalur Ponorogo-Pacitan, Mimpi Buruk bagi Pengendara, Berubah Jadi Jalur Neraka!

Hujan di Jalur Ponorogo-Pacitan, Mimpi Buruk bagi Pengendara, Berubah Jadi Jalur Neraka!

13 Maret 2024
5 Ruas Jalan di Kota Kediri yang Menyimpan Bahaya dan Wajib Diwaspadai Saat Turun Hujan

5 Ruas Jalan di Kota Kediri yang Menyimpan Bahaya dan Wajib Diwaspadai Saat Turun Hujan

8 Januari 2024
7 Indomie Kuah yang Enak Dinikmati ketika Musim Hujan Mojok.co

7 Indomie Kuah yang Enak Dinikmati ketika Musim Hujan

10 Desember 2023
Madang Maning Park Purwokerto: Pusat Kuliner Mewah, Sekali Hujan Langsung Basah!

Madang Maning Park Purwokerto: Pusat Kuliner Mewah, Sekali Hujan Langsung Basah!

13 Mei 2023
5 Hal yang Terjadi di Jepang Saat Musim Hujan Tiba

5 Hal yang Terjadi di Jepang Saat Musim Hujan Tiba

23 Juni 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.