Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Sebat

Gara-gara Lionel Messi, Saya Jadi Berhenti Merokok

Gigih Imanadi Darma oleh Gigih Imanadi Darma
4 September 2020
A A
nutmeg Lionel Messi tarkam sepakbola anak-anak mojok.co

nutmeg Lionel Messi tarkam sepakbola anak-anak mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Jika ingatan saya tidak berkhianat, pertama kali mulut saya mengeluarkan asap ketika kelas 5 SD. Kami melinting jenis rokok paling cihui untuk seumuran bocah-bocah yang baru sunat. Ya, merokok kertas. Itu keren walau efek sampingnya langsung batuk-batuk.

Satu tahun berselang, derajat sosial saya naik. Kali ini rokok sungguhan. Seorang kawan coba-coba menawari kami sebungkus Class Mild plus beberapa permen untuk mengakali bau sehabis merokok, semua itu hasil selipan dari warung orang tuanya.

Kami paham, itu merk rokok mahal dan mengenai permen itu akal bulus yang kalau boleh jujur lumayan norak. Maklum keberanian dan pengetahuan kamuflase bocah kampung kelas 6 SD memang secetek itu. Atas nama kesetiakawanan akhirnya kami mau-mau saja. Waktu untuk les persiapan jelang UN kami manfaatkan untuk merokok. Belakangan saya menemukan kalimat yang pas : jam pelajaran pengganti. Ya, kami mengganti pelajaran Matematika dengan belajar merokok.

Tapi waktu bergulir sangat cepat dan segalanya terjadi begitu saja. Karir ‘per-udud-tan duniawi’ saya kandas di tengah jalan. Saya memutuskan pensiun dini. Saya berhenti merokok kelas 2 SMP. Ingatan saya masih jernih. Acara rokokan berjamaah dengan konsep Halaqah (membentuk lingkaran) itu kami lakukan ketika jam istirahat, di luar tembok sekolah, dan sekolah saya letaknya di antara rimba kebun karet.

Rokok merk Sampoerna Mild adalah sebatang terkahir yang saya hisap dengan penuh penghayatan. Itu semacam upacara perpisahan dengan ‘teman baik’ yang bakal pindah sekolah gara-gara orang tuanya yang PNS dipindahtugaskan.

Alasan saya berhenti merokok sungguh heroik, saya kepengen jadi pemain bola. Saya ingat persis waktu itu tahun 2010 sedang euforia sepakbola gara-gara gelaran Piala dunia di Afrika dan Sea Games di Indonesia. Dan euforia ini bertahan lama untuk tahun-tahun setelahnya.Saya mulai suka Gonzales, Irfan Bachdim, Arif Suyono, Okto Maniani, Xavi Hernandez, dan Lionel Messi.

Gara-gara hal itu, saban sore kami menggelar pertandingan sepakbola mini 6 lawan 6. Kami menggelar pertandingan di balai desa yang lantainya semen, di tengah sungai yang airnya surut, di mana saja.

Saya menemukan kembali apa yang orang-orang sebut sebagai cita-cita, impian, obsesi atau apalah itu. Waktu SD ketika ditanya soal itu, saya percaya diri menjawab jadi Presiden”. Fyi, Kakek saya penggemar garis keras SBY. Saya ingin masuk televisi dan ditonton kakek selama berjam-jam. Dan saat awal-awal SMP itulah, diam-diam saya memupuk impian yang lebih beralasan, ingin jadi pesepakbola profesional. Karena bisa ditonton satu rumah dan digaji setinggi langit.

Baca Juga:

Tulungagung, Kota yang Siap Bersaing dan Menggeser Kudus sebagai Pemilik Takhta Kota Kretek

Kemasan Rokok Polos Bukti Pemerintah Tidak Mengenal Rakyatnya. Pasti Gagal, dan yang Untung Justru Rokok Ilegal!

Meski begitu, saya cukup realistis dan tidak begitu muluk-muluk. Tak usahlah sehebat Lionel Messi (walau dari tinggi badan sudah mirip). Pikiran saya waktu itu, minimal liga Indonesia dan bermain untuk timnas. Berseragam Sriwijaya FC atau Persija Jakarta atau PSM Makassar atau Persipura Jayapura, atau Bontang FC atau Persiwa Wamena tidak masalah. Pokoknya pemain bola. Titik.

Tapi saya seorang pemimpi yang payah dan kacangan dan tak tahu ukuran. Jarak antara kapasitas diri dan impian jauh sekali. Sejauh Bantul dengan Burkina Faso.

Tiap kali main bola, lambung saya mengeluh dan itu menjengkelkan, tidak ada gocekan dan tubuh kecil yang meliuk-liuk ala Lionel Messi karena perut bagian samping yang tiba-tiba sakit padahal baru 10-15 menit bermain. Pokoknya itu salah lambung yang intoleran. Andaikata lambung saya Mario Balotelli pasti dia menggelar protes dan angkat suara, “Why always me?”

Atas dasar itu, saya putuskan untuk mulai pola hidup agak sehat. Langkah pertama harus berhenti merokok. Kalau dihitung-hitung sudah 8 tahun saya tidak merokok. Lalu bagaimana dengan cita-cita luhur saya itu?

Kini nasib makin benderang. Saya justru kuliah dan sudah 3 tahun tidak main sepakbola sama sekali, dan selama itu juga tak lebih dari 10 kali bermain futsal. Futsal loh bukan sepakbola. Ndilalahnya, tetap saja lambung saya masih sering sakit. Saya melewati tahun-tahun yang panjang dengan menanggung kebodohan. Ternyata masalah lambung atau kram perut tidak begitu berpengaruh terhadap stamina tubuh saya yang memang loyo dan tidak kompatibel diajak berlari.

Ada faktor lain yang saya abaikan, misal karena dehidrasi atau terlalu banyak makan minum sebelum berlari, atau kelupaan warming up sehingga tubuh kaget, atau teknik bernafas yang keliru. Dan seterusnya.

Ya namanya juga hidup. Kini saya bisa berdamai dengan semua impian-impian kosong di atas. Di samping itu, saya haqqul Yaqin bahwa Tuhan selalu memastikan yang terbaik untuk hambanya.

Belum kesampaian jadi Presiden beneran, saya justru ditunjuk dengan setengah khilaf jadi Presiden di salah satu partai kampus (walau ndak saya urus). Walau ndak bisa jadi pesepakbola sekelas Lionel Messi dan Okto Maniani, bisa nyambi kerja di media online sepakbola kan lumayan.

Di tempat saya kerja itu, akhir-akhir ini saya jadi lebih sering berinteraksi dengan La Pulga, membaca dan menonton untuk kemudian menulis tentang kabar angkat kakinya Messi dari Catalunya dan bakal hijrah ke Manchester City. Semoga sih nggak jadi.

Aktivitas itu membuat ingatan saya terlempar jauh ke belakang atau bahasa keren lainnya me-recall memori tempo dulu. Saya berhenti merokok karena pernah bercita-cita jadi pesepakbola profesional, layaknya seorang Lionel Messi.

Duh Gusti.

BACA JUGA Mari Bersepakat Bahwa Indomaret Lebih Baik Daripada Alfamart dan tulisan Terminal Mojok lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 12 Januari 2022 oleh

Tags: cita-citaLionel MessiRokok
Gigih Imanadi Darma

Gigih Imanadi Darma

Suka makan bakso dan tahu goreng.

ArtikelTerkait

ICJ satuan waktu sak ududan perokok anak kecil djarum super mojok mulut asbak

Kalau Kena Abu Rokok Pengendara di Jalanan Jogja, Sebaiknya Nggak Usah Lapor ke ICJ

27 September 2021
kpai

Surat Untuk KPAI : Selamat Karena Telah Berhasil Mengubur Mimpi Anak Bangsa

9 September 2019

Punya Kamar Mandi yang Mumpuni Adalah Impian Saya Sejak Kecil

19 September 2021
anggota dpr

Menjadi Anggota DPR yang Terhormat adalah Jalan Ninjaku!

10 September 2019
5 Alasan Banyak Orang Membenci Lionel Messi (Unsplash)

5 Alasan Banyak Orang Membenci Lionel Messi

13 Juni 2023
melinting, isi dompet perokok

Hubungan Antara Rokok dan Ketebalan Dompet

1 Oktober 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025
4 Rekomendasi Film Natal di Netflix yang Cocok Ditonton Bersama Keluarga Mojok

4 Rekomendasi Film Natal di Netflix yang Cocok Ditonton Bersama Keluarga

11 Desember 2025
3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

16 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur
  • Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper
  • Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang
  • Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal
  • Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah
  • Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.