Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Mengenang Kegiatan Upacara Bendera Pada Masa Sekolah

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
17 Juli 2019
A A
upacara bendera

upacara bendera

Share on FacebookShare on Twitter

Banyak yang bilang bahwa kenangan masa remaja yang paling indah dan tidak mungkin dilupakan adalah sewaktu menjalani masa sekolah. Bahkan, almarhum Chrisye pun sempat membuat lagu berjudul Kisah Kasih di Sekolah, salah satu penggalan liriknya “tiada masa paling indah, masa-masa di sekolah..”—berkenaan dengan kisah cinta remaja pada masa sekolah.

Selain kisah cinta, tentu masa sekolah menyimpan banyak kenangan yang belum tentu dirasakan kembali atau terulang di kehidupan mendatang. Salah satunya adalah kegiatan upacara bendera yang biasanya dilaksanakan setiap hari senin jam 7 pagi. Terlambat sedikit, biasanya akan ada hukuman menanti atau paling tidak harus menunggu di luar sekolah sampai pagar dibuka.

Intinya, pada saat upacara berlangsung tidak boleh ada yang mengganggu atau interupsi—sebab pada hakikatnya upacara bendera harus berlangsung dengan khidmat dan penuh penghayatan.

Tapi, fakta di lapangan dan secara langsung berkata lain. Banyak dari teman saya yang seringkali tidak serius dan kurang menghayati saat upacara bendera berlangsung. Sewaktu SD dengan mengenakan kemeja dan celana putih, mungkin kala itu teman saya sedang tidak dapat menahan perut yang sakit, sampai akhirnya dia buang air besar di celana. Dia tidak izin karena khawatir dimarahi guru.

Tentu itu aib yang akan teringat seumur hidup oleh teman saya. Padahal, sewaktu sekolah boleh saja tidak mengikuti upacara jika kondisi kesehatan kurang memungkinkan untuk ikut serta dalam kegiatan upacara—termasuk kondisi perut jika sedang diare. Tinggal lapor ke wali kelas atau guru yang bertugas maka tidak perlu ada yang dikhawatirkan.

Namun, banyak teman saya yang menyalahgunakan kesempatan tersebut, mereka berpura-pura sakit lalu minta izin untuk beristirahat dan berdiam diri di ruang UKS (Usaha Kesehatan Sekolah). Setelah berada di ruangan, mereka malah main-main dan merasa senang karena tidak perlu ikut berpanas-panasan saat upacara. Biasanya, banyak juga dari teman saya yang merasa senang jika senin pagi hujan karena tidak perlu upacara bendera.

Saya sendiri tidak masalah jika harus mengikuti upacara bendera setiap senin pada masa sekolah, toh waktunya hanya sekitar 30 menit dan paling lama biasanya 45 menit—tidak lebih dari itu—lengkap dengan apel pagi dari ketua yayasan, kepala sekolah, atau pejabat sekolah yang lain. Walau memang terkadang materi apel pagi dirasa membosankan.

Maka tak heran saya dengan beberapa teman yang lain biasanya mengobrol pada saat penyampaian materi apel pagi—bisa mengenai sekolah, perkembangan pendidikan, dan lain-lain. Beberapa dari kami bahkan pindah ke barisan belakang untuk jongkok karena berdiri pada kurun waktu tertentu pasti pegal dan otot betis terasa kencang.

Baca Juga:

Pengalaman Mengunjungi Lapas Anak: Hidup Memang Tak Adil dan Tak Akan Pernah Adil

Purwokerto yang Sejuk dan Tenteram Mulai Menjelma Menjadi Kota yang Tidak Aman Bagi Mahasiswa Pendatang

Soal kedisiplinan saat upacara, banyak siswa pasti pernah merasakan lupa membawa perlengkapan upacara, seperti topi, dasi, bahkan mengenakan seragam yang tepat. Hal itu menjadi salah satu alasan untuk berdiri di barisan belakang—berlindung agar tidak terlihat dan ketahuan. Sebab, resikonya jika ketahuan bisa disetrap—berdiri di depan lapangan dan dilihat oleh banyak siswa. Tak jarang akan berujung dengan rasa malu.

Sewaktu SMA, bahkan ada satu teman saya yang dengan sangat sembrono pada saat upacara di hari Senin. Selain mendapat teguran di depan banyak orang, teman saya juga sempat kena tamparan karena berusaha melawan dan membela diri meski sadar dia salah. Ya, tanpa maksud mendukung tindak kekerasan baiknya teman saya mengakui jika salah dan tidak perlu juga sampai dengan menampar. Untuk apa?

Kini, saya sendiri sudah hampir tidak pernah mengikuti upacara bendera karena bekerja di perusahaan swasta. Lain halnya jika saya bekerja di suatu instansi pemerintahan atau BUMN, biasanya akan ada upacara pada waktu tertentu. Seperti Ibu saya yang berprofesi seorang guru dan selalu mengikuti upacara pada hari guru.

Beberapa waktu lalu pun sempat ramai jika upacara dihubungkan dengan semangat nasionalisme. Jika boleh berpendapat, saat ini rasanya kurang relate atau kurang up to date jika memang demikian karena semangat nasionalisme dapat ditunjukkan melalui banyak hal. Mendukung karya seseorang yang mulai dikenal oleh negara lain, misalnya. Mungkin bisa kita mulai dengan mendukung Atta Halilintar yang kini memiliki 17 juta-an subscriber di channel YouTube-nya. Eh?

Terakhir diperbarui pada 19 Januari 2022 oleh

Tags: kenakalan remajamasa remajaMasa Sekolahupacara bendera
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

posisi duduk

Posisi Duduk Saat Belajar di Kelas dan Segala Mitosnya

5 Oktober 2019
Pengalaman Mengunjungi Lapas Anak: Hidup Memang Tak Adil dan Tak Akan Pernah Adil

Pengalaman Mengunjungi Lapas Anak: Hidup Memang Tak Adil dan Tak Akan Pernah Adil

12 November 2023
emak-emak

Kalimat Keramat Emak-Emak yang Bakal Kita Rindukan Saat Kita Sudah Dewasa

18 Juli 2019
Krisis Eksistensial

Untuk Siapapun yang Sedang Mengalami Krisis Eksistensial: Please Seek Help!

1 Oktober 2019
kantin

Kantin Kejujuran dan Perilaku Darmaji (Dahar Lima Ngaku Siji)

29 Juli 2019
Jangan Dihujat Dulu, Ada Tujuan Positif dari Guru yang Ngambek Nggak Mau Ngajar Gara-gara Muridnya Melakukan Kesalahan terminal mojok

Jangan Dihujat Dulu, Ada Tujuan Positif dari Guru yang Ngambek Nggak Mau Ngajar Gara-gara Muridnya Melakukan Kesalahan

29 Juli 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.