ADVERTISEMENT
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Alasan-Alasan Siswa Meninggalkan Kelas yang Ada-Ada Saja!

Andrian Eksa oleh Andrian Eksa
9 Agustus 2019
A A
meninggalkan kelas

meninggalkan kelas

Share on FacebookShare on Twitter

Mengajar di jam terakhir adalah tantangan utama seorang guru. Pada jam tersebut, biasanya siswa sudah terlalu lelah untuk menerima pelajaran. Apalagi, jika sekolah tersebut memberlakukan lima hari kerja. Artinya, jam terakhir adalah sore hari. Kalau saya sih, sore hari enaknya tidur. Melek buat ikut kelas itu sangat tidak mengasyikkan. Apalagi kalau gurunya membosankan. Lebih baik ditinggalkan. Bolos adalah jalan keluar!

Sayangnya, saat ini posisi saya bukan lagi sebagai siswa. Akan tetapi, saya menjadi orang yang membosankan tersebut. Eh, sebentar… membosankan dan tidaknya kan tergantung pembawaan kelasnya, ya? Jadi, mungkin baiknya saya memposisikan diri sebagai “yang netral” dulu.

Setelah beberapa waktu mengajar di kelas, saya mulai mencatat alasan-alasan tidak masuk akal dari siswa.

Alasan pertama, ketika saya sedang menjelaskan satu materi, siswa tersebut tiba-tiba mengacungkan tangan kanan dan bertanya. “Pak, boleh izin ke belakang?”—pertanyaan pertama ini mampu saya jawab dengan mudah. Sayangnya, setelah saya mengiyakan pertanyaan tersebut, siswa itu keluar meninggalkan kelas sambil membawa temannya.

Ketika saya menegurnya supaya keluar sendiri, siswa tersebut tidak mau. Malahan, dirinya mengatakan kalau tidak jadi kebelet. Astaga, memang kebelet bisa didelay, ya? Saya tegaskan padanya—silakan keluar dan tuntaskan daripada nanti sakit. Tapi siswa itu tetap menolak dan memilih menahannya.

Setelah saya amati baik-baik, siswa tersebut tidak terlihat gelagatnya kalau sedang menahan sesuatu. Saya kira, sepandai-pandainya tupai melompat orang menyembunyikan sesuatu, pasti akan terlihat lucu ketika sedang nahan kebelet pipis.

Kamu pasti pernah merasakannya, bukan? Kamu berusaha merapatkan kedua paha. Seolah-olah itu mampu menahan alirnya air seni. Nyatanya, air mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah. Logika ini mematahkan upayamu menahan hanya dengan merapatkan kedua paha. Setelah sudah berada di ujung, kamu akan mulai menggerakkan pinggul ke kiri dan kanan. Lagi-lagi, upaya tersebut kamu kira akan membantu. Padahal, tidak sama sekali.

Lah, saya tidak melihat kelucuan-kelucuan tersebut. Akhirnya, saya tanyakan pada siswa itu, dia ingin ke belakang untuk apa? Saya cukup paham ketika jawabannya hanya senyuman yang diselingi cengar cengir.

Alasan kedua, siswa izin meninggalkan kelas untuk membuang sampah. Alasan yang kedua ini cukup mulia. Awalnya, saya dengan lapang dada memberikan izin. Mereka adalah siswa yang cukup cerdas karena punya kesadaran lingkungan. Saya membayangkan, seandainya semua warga sekolah mempunyai kesadaran yang sama, betapa bersihnya sekolah tempat saya mengajar.

Sayangnya, setelah saya telusuri, sampah yang mereka buang adalah produksi sendiri—artinya, selama pembelajaran berlangsung, mereka memproduksi sampah-sampah kecil. Mereka sibuk memotong-motong kertas atau sengaja meninggalkan bungkus makan-minum di laci. Kalau sudah cukup wajar untuk dibuang, mereka pun izin keluar meninggalkan kelas.

Sejak berhasil membongkar oknum tersebut, saya lebih berhati-hati dalam memberikan izin. Ternyata, semulia-mulianya sebuah niat baik, terkadang terkandung hasrat yang kurang mengenakkan. Saya tidak mau lagi kecolongan. Saya bosan tertipu. Menyedihkan!

Alasan ketiga bagi saya sungguh tidak masuk akal, yaitu izin keluar meninggalkan kelas untuk mencuci tangan. Hello, apa hubungan tangan bersih dengan penyerapan materi oleh otak manusia? Apakah seseorang dengan tangan kotor tidak akan mampu memahami pelajaran? Apakah tangan kotor akan menjadikan materi yang dipelajari ikut kotor? TIDAK, kan?

Bukan hanya itu, gregetannya lagi, saya kan mengampu kelas Bahasa Indonesia. Di dalamnya tidak ada praktik membuat replikasi gunung berapi dan melakukan simulasi gunung meletus. Tidak ada adegan meletus dan membuat tangan kotor dan kelas berantakan. Saya rasa, kelas saya adalah kelas yang cukup bersih sehingga tidak akan menimbulkan tangan kotor. Palingan hanya sedikit kotor terkena tinta bolpoin yang ditandaskan dalam kertas.

Saya heran, kenapa alasan-alasan seperti itu bisa muncul? Seperti yang sudah saya katakan di awal tulisan ini, saya ingin menjadi “yang netral”. Untuk itu, sekarang saya akan membela siswa dan menentang diri saya pribadi. Setelah saya renungi sepulang sekolah sampai masuk ke sekolah lagi, alasan utama munculnya alasan-alasan tersebut hanya satu—KELAS SAYA TIDAK MENARIK!

Tertampar oleh kenyataan tersebut, saya pun berkesimpulan: seharusnya sejak awal tulisan ini saya katakan bahwa SAYA MEMBOSANKAN!

Setelah sampai pada paragraf ini, coba ganti kata “saya” dengan namamu. Apa pernah merasakan hal yang sama? Yuk, kita buat WhatsApp grup buat sambat bersama! (*)

 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) yang dibikin untuk mewadahi sobat julid dan (((insan kreatif))) untuk menulis tentang apa pun. Jadi, kalau kamu punya ide yang mengendap di kepala, cerita unik yang ingin disampaikan kepada publik, nyinyiran yang menuntut untuk dighibahkan bersama khalayak, segera kirim naskah tulisanmu pakai cara ini.

Terakhir diperbarui pada 4 Februari 2022 oleh

Tags: kantin sekolahkeluar kelaskenakalan remajameninggalkan kelassiswa sdsiswa sekolah
Andrian Eksa

Andrian Eksa

Kelahiran Boyolali, 15 Desember. Saat ini sedang bergiat di Dolanan Anak Jogja.

ArtikelTerkait

keisengan

Pergaulan dan Keisengan yang Kebablasan: Dari Menjilat Es Krim, Durian, Hingga Meludahi Minuman Soda di Pusat Perbelanjaan

27 Juli 2019
membuang makanan

Membuang Makanan itu Melukai Kemanusiaan Kita

7 Agustus 2019
tato

Tato Bukan Ukuran Seseorang Jahat atau Tidak

17 Juli 2019
upacara bendera

Mengenang Kegiatan Upacara Bendera Pada Masa Sekolah

17 Juli 2019
Pengalaman Mengunjungi Lapas Anak: Hidup Memang Tak Adil dan Tak Akan Pernah Adil

Pengalaman Mengunjungi Lapas Anak: Hidup Memang Tak Adil dan Tak Akan Pernah Adil

12 November 2023
bk

Aku Masuk Ruang BK, Maka Aku Nakal

13 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
perkara catcalling

Surat Terbuka Untuk Tulisan Perkara Catcalling dan Tergantung Siapa Pelakunya: Memuji dan Catcalling itu Beda, Mz!

bule kambuhan

'Bule Kambuhan' yang Hanya Muncul di Saat Musim Liburan Sekolah

bau badan

Kenapa Sih Orang yang Bau Badan Nggak Sadar dengan Bau Badannya Sendiri?

Terpopuler Sepekan

Saya Tidak Pernah Menyesal Terlahir di Madura yang Punya Citra Buruk Mojok.co

Derita Menjadi Orang yang Lahir di Madura dan Memikul Citra Buruk, tapi Saya Tidak Pernah Menyesal

8 Mei 2025
Pengalaman Retur Barang Shopee yang Terlalu Mudah Malah Bikin Saya Kepikiran Mojok.co

Pengalaman Retur Barang Shopee yang Terlalu Mudah Malah Bikin Saya Kepikiran

12 Mei 2025
Alasan Pantun Jarjit dalam Serial Upin Ipin Sering Diawali dengan Kata-kata “Dua Tiga” Mojok.co

Alasan Pantun Jarjit dalam Serial Upin Ipin Sering Diawali dengan Kata-kata “Dua Tiga”

13 Mei 2025
Cerita Pahit 25 Tahun Hidup di Kabupaten Ngawi yang Aneh  Mojok.co

Cerita Pahit 25 Tahun Hidup di Kabupaten Ngawi yang Aneh 

9 Mei 2025
4 Alasan Gunungkidul Nggak Perlu Bangun Mal, Salah Satunya Merugikan Warga Bumi Handayani!

4 Alasan Gunungkidul Nggak Perlu Bangun Mal, Salah Satunya Merugikan Warga Bumi Handayani!

12 Mei 2025
4 Perpustakaan Gunungkidul yang Layak Dikenal Lebih Banyak Orang, Biar Mainnya Nggak ke Pantai Melulu Mojok.co

4 Perpustakaan Gunungkidul yang Layak Dikenal Lebih Banyak Orang, biar Mainnya Nggak ke Pantai Melulu

11 Mei 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=_ns1MCy_8lA

DARI MOJOK

  • Cuti Bersama Melahirkan Kesenjangan di Dunia Kerja: Tidak Bisa Dinikmati oleh Semua Pekerja dan Ada Saja Perusahaan yang Semaunya
  • Xpander vs Nissan Livina: Anak Kembar Beda Nasib karena Xpander Disayang dan Lebih Nyaman, Nissan Livina Hidup Merana
  • Cerita Jemu Memboyong Ibu Usia 102 Tahun untuk Dapat Layanan Pengobatan Gratis di Candi Borobudur
  • Persiapan Waisak 2025 di Candi Borobudur Sudah 80 Persen, Panitia Sediakan Layanan Kesehatan Gratis
  • Calon Orang Sukses di Jogja Biasanya Pernah Belajar di Sekolah Favorit
  • Program Barak Militer bagi Siswa Nakal: Penghinaan Akal Sehat dan Pengingkaran terhadap Esensi Pendidikan

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.